Al-Qohhar berasal dari Bahasa Arab klasik qo-ha-ra (قهار) diartikan sebagai mengatasi, menaklukkan kekuasaan yang berlebihan, ahli dalam kekuasaan, memenangkan, menaklukkan, memaksakan keinginan terhadap orang lain.
Kata Al Qahhar juga merupakan sighat mubalaghah (bentukan kalimat yang berarti sangat) dari Al-Qohir, yang artinya perkasa, sangat kuat dan dahsyat, sehingga berkuasa dalam menjinakkan dan menundukkan segala sesuatu untuk tujuan tertentu.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[2] QS. Ar-Ra`d (13) : 16
[3] QS. Ibrâhîm (14) : 48
[4] QS. Shâd (38) : 65
[5] QS. Az-Zumar (39) : 4
[6] QS. Ghâfir (40) : 16
Kata Al Qahhar juga merupakan sighat mubalaghah (bentukan kalimat yang berarti sangat) dari Al-Qohir, yang artinya perkasa, sangat kuat dan dahsyat, sehingga berkuasa dalam menjinakkan dan menundukkan segala sesuatu untuk tujuan tertentu.
15.
AL-QAHHÂR
الْقَهَّارُ
Yang Maha Memaksa
Allah B memiliki kekuasaan penuh dalam mengungguli dan memaksa orang yang merasa kuat dan berkuasa. Semua yang Allah inginkan pada hamba-Nya pasti terjadi.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
DALIL AL-QAHHAR AYAT AL-QUR'AN
[1] QS. Yûsuf (12) : 39
QS. Yûsuf (12) : 39
يٰصَاحِبَيِ السِّجْنِ ءَاَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُوْنَ خَيْرٌ اَمِ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُۗ٣٩
yâ shôḫibayis-sijni a arbâbum mutafarriqûna khoirun amillâhul-wâḫidul-qohhâr
Wahai dua penghuni penjara, manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
QS. Ar-Ra`d (13) : 16
قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلِ اللّٰهُۗ قُلْ اَفَاتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ لَا يَمْلِكُوْنَ لِاَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّاۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُ ەۙ اَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّوْرُ ەۚ اَمْ جَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ خَلَقُوْا كَخَلْقِهٖ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْۗ قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ١٦
qul mar rabbus-samâwâti wal-ardh, qulillâh, qul a fattakhodztum min dûnihî auliyâ'a lâ yamlikûna li'anfusihim naf`aw wa lâ dhorrâ, qul hal yastawil-a`mâ wal-bashîru am hal tastawidh-dzulumâtu wan-nûr, am ja`alû lillâhi syurakâ'a kholaqû kakholqihî fa tasyâbahal-kholqu `alaihim, qulillâhu khôliqu kulli syai'iw wa huwal-wâḫidul-qohhâr
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu menjadikan selain Dia sebagai pelindung, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang dapat melihat? Atau, samakah kegelapan dengan cahaya? Atau, apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang (diyakini) dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
QS. Ibrâhîm (14) : 48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ٤٨
yauma tubaddalul-ardhu ghoiral-ardhi was-samâwâtu wa barazû lillâhil-wâḫidil-qohhâr
(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
QS. Shâd (38) : 65
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ مُنْذِرٌۖ وَّمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ٦٥
qul innamâ ana mundẓiruw wa mâ min ilâhin illallâhul-wâḫidul-qohhâr
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan,
QS. Az-Zumar (39) : 4
لَوْ اَرَادَ اللّٰهُ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفٰى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۙ سُبْحٰنَهٗۗ هُوَ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ٤
lau arâdallâhu ay yattakhidza waladal lashthofâ mimmâ yakhluqu mâ yasyâ'u sub-ḫânah, huwallâhul-wâḫidul-qohhâr
Seandainya Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
QS. Ghâfir (40) : 16
يَوْمَ هُمْ بٰرِزُوْنَۚ لَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْهُمْ شَيْءٌۗ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَۗ لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ١٦
yauma hum bârizûn, lâ yakhfâ `alallâhi min-hum syaî', limanil-mulkul-yaûm, lillâhil-wâḫidil-qohhâr
(Yaitu) pada hari (ketika) mereka tampak dengan jelas (di hadapan Tuhan-Nya), tidak (ada) satu (keadaan) pun dari mereka yang tersembunyi di sisi Allah. (Allah berfirman,) “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” (Lalu, dijawab,) “Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
إرسال تعليق