#2 ARTI ASMAUL HUSNA AR RAHIM

RAḪMÂN dan RAḪÎM sejatinya berasal dari kata yang sama, yaitu rahmah (kasih sayang). AR-RAḪÎM jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Maha Penyayang.

Karena berasal dari kata yang sama, AR-RAḪÎM dapat menguatkan makna dari AR-RAḪMÂN, dan juga bisa memiliki makna yang baru.

AR-RAḪÎM berarti Dia yang memiliki kasih sayang terhadap hamba-hamba-Nya yang berhak untuk mendapatkan rahmat-Nya.
AR-RAḪÎM
2.
AR-RAḪÎM
الرَّحِيْمُ
Yang Maha Penyayang
Allah B Maha Penyayang kepada hamba-Nya yang berhak mendapatkan rahmat-Nya. Dan Rahmat Allah B mendahului Murka-Nya.
  • Al-Fatihah (1) : 1 [1]
  • Al-Fatihah (1) : 3 [2]
  • Al-Baqarah (2) : 37 [3]
  • Al-Baqarah (2) : 54 [4]
  • Al-Baqarah (2) : 128 [5]
  • Al-Baqarah (2) : 143 [6]
  • Al-Baqarah (2) : 160 [7]
  • Al-Baqarah (2) : 163 [8]
  • Al-Baqarah (2) : 173 [9]
  • Al-Baqarah (2) : 182 [10]
  • Al-Baqarah (2) : 192 [11]
  • Al-Baqarah (2) : 199 [12]
  • Al-Baqarah (2) : 218 [13]
  • Al-Baqarah (2) : 226 [14]
  • Ali-`Imran (3) : 31 [15]
  • Ali-`Imran (3) : 89 [16]
  • Ali-`Imran (3) : 129 [17]
  • An-Nisa' (4) : 16 [18]
  • An-Nisa' (4) : 23 [19]
  • An-Nisa' (4) : 25 [20]
  • An-Nisa' (4) : 29 [21]
  • An-Nisa' (4) : 64 [22]
  • An-Nisa' (4) : 96 [23]
  • An-Nisa' (4) : 100 [24]
  • An-Nisa' (4) : 106 [25]
  • An-Nisa' (4) : 110 [26]
  • An-Nisa' (4) : 129 [27]
  • An-Nisa' (4) : 152 [28]
  • Al-Maidah (5) : 3 [29]
  • Al-Maidah (5) : 34 [30]
  • Al-Maidah (5) : 39 [31]
  • Al-Maidah (5) : 74 [32]
  • Al-Maidah (5) : 98 [33]
  • Al-An`am (6) : 54 [34]
  • Al-An`am (6) : 145 [35]
  • Al-An`am (6) : 165 [36]
  • Al-A`raf (7) : 153 [37]
  • Al-A`raf (7) : 167 [38]
  • Al-Anfal (8) : 69 [39]
  • Al-Anfal (8) : 70 [40]
  • At-Taubah (9) : 5 [41]
  • At-Taubah (9) : 27 [42]
  • At-Taubah (9) : 91 [43]
  • At-Taubah (9) : 99 [44]
  • At-Taubah (9) : 102 [45]
  • At-Taubah (9) : 104 [46]
  • At-Taubah (9) : 117 [47]
  • At-Taubah (9) : 118 [48]
  • At-Taubah (9) : 128 [49]
  • Yunus (10) : 107 [50]
  • Hud (11) : 41 [51]
  • Hud (11) : 90 [52]
  • Yusuf (12) : 53 [53]
  • Yusuf (12) : 98 [54]
  • Ibrahim (14) : 36 [55]
  • Al-Hijr (15) : 49 [56]
  • An-Nahl (16) : 7 [57]
  • An-Nahl (16) : 18 [58]
  • An-Nahl (16) : 47 [59]
  • An-Nahl (16) : 110 [60]
  • An-Nahl (16) : 115 [61]
  • An-Nahl (16) : 119 [62]
  • Al-Isra' (17) : 66 [63]
  • Al-Hajj (22) : 65 [64]
  • An-Nur (24) : 5 [65]
  • An-Nur (24) : 20 [66]
  • An-Nur (24) : 22 [67]
  • An-Nur (24) : 33 [68]
  • An-Nur (24) : 62 [69]
  • Al-Furqan (25) : 6 [70]
  • Al-Furqan (25) : 70 [71]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 9 [72]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 68 [73]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 104 [74]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 122 [75]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 140 [76]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 159 [77]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 175 [78]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 191 [79]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 217 [80]
  • An-Naml (27) : 11 [81]
  • An-Naml (27) : 30 [82]
  • Al-Qashash (28) : 16 [83]
  • Ar-Rum (30) : 5 [84]
  • As-Sajadah (32) : 6 [85]
  • Al-Ahzab (33) : 5 [86]
  • Al-Ahzab (33) : 24 [87]
  • Al-Ahzab (33) : 43 [88]
  • Al-Ahzab (33) : 50 [89]
  • Al-Ahzab (33) : 59 [90]
  • Al-Ahzab (33) : 73 [91]
  • Saba' (34) : 2 [92]
  • Ya-Sin (36) : 5 [93]
  • Ya-Sin (36) : 58 [94]
  • Az-Zumar (39) : 53 [95]
  • Fushshilat (41) : 2 [96]
  • Fushshilat (41) : 32 [97]
  • Asy-Syura (42) : 5 [98]
  • Ad-Dukhon (44) : 42 [99]
  • Al-Ahqof (46) : 8 [100]
  • Al-Fath (48) : 14 [101]
  • Al-Fath (48) : 29 [102]
  • Al-Hujurat (49) : 5 [103]
  • Al-Hujurat (49) : 12 [104]
  • Al-Hujurat (49) : 14 [105]
  • At-Thur (52) : 28 [106]
  • Al-Hadid (57) : 9 [107]
  • Al-Hadid (57) : 28 [108]
  • Al-Mujadilah (58) : 12 [109]
  • Al-Hasyr (59) : 10 [110]
  • Al-Hasyr (59) : 22 [111]
  • Al-Mumtahanah (60) : 7 [112]
  • Al-Mumtahanah (60) : 12 [113]
  • At-Taghabun (64) : 14 [114]
  • At-Tahrim (66) : 1 [115]
  • Al-Muzzammil (73) : 20 [116]

Sifat AR-RAḪÎM Allah B meliputi seluruh manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

QS. Al-Baqarah (2) : 143
اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ١٤٣
innallâha bin-nâsi lara'ûfur raḫîm
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

1 dari 100 sifat RAḪÎM Allah B diturunkan kepada makhluk-Nya di dunia, sehingga dengannya seorang ibu menyayangi anaknya.

HR. Abu Daud Nomor 3667 / 3182
Rasulullah C bersabda :
Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dari seratus rahmat tersebut, hanya satu yang di turunkan Allah kepada jin, manusia, hewan. Dengan rahmat tersebut mereka saling mengasihi dan menyayangi, dan dengan rahmat itu pula binatang buas dapat menyayangi anaknya. Adapun Sembilan puluh sembilan rahmat Allah yang lain, maka hal itu ditangguhkan Allah. Karena Allah hanya akan memberikannya kepada para hamba-Nya pada hari kiamat kelak.[117]

Rasulullah C sebagai manusia dengan akhlaq paling mulia juga mendapatkan bagian dari 1 sifat RAḪÎM Allah B yang dibagikan di dunia.

Tentu saja sifat RAḪÎM yang dimiliki Rasulullah C jika digabungkan dengan sifat RAḪÎM seluruh makhluk-Nya tidak akan bisa menandingi sifat AR-RAḪÎM milik Allah B.

QS. At-Taubah (9): 128
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ١٢٨
laqod jâ'akum rasûlum min anfusikum `azîzun `alaihi mâ `anittum ḫarîshun `alaikum bil-mu'minîna ra'ûfur raḫîm
Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Di akhirat nanti sifat AR-RAḪÎM Allah B akan diberikan kepada manusia dengan sempurna.

Orang-orang yang beriman akan memperoleh kasih sayang terbesar dari Allah B, berupa surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.

QS. Al-Ahzâb (33) : 43
هُوَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ وَمَلٰۤىِٕكَتُهٗ لِيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا٤٣
huwalladẓî yushollî `alaikum wa malâ'ikatuhû liyukh-rijakum minadh-dhulumâti ilan-nûr, wa kâna bil-mu'minîna raḫîmâ
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.

Nikmat yang paling sempurna yaitu ketika bisa melihat Wajah Allah B, Tuhan yang selama kita hidup di dunia tidak nampak oleh mata kepala, dan kita selalu beribadah hanya kepada-Nya.

QS. Al-A`râf (7) : 156
وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ قَالَ عَذَابِيْٓ اُصِيْبُ بِهٖ مَنْ اَشَاۤءُۚ وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍۗ فَسَاَكْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاٰيٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَۚ١٥٦
waktub lana fî hâdẓihid-dun-yâ ḫasanataw wa fil-âkhirati innâ hudnâ ilaîk, qâla `adẓâbî ushîbu bihî man asyâ', wa raḫmatî wasi`at kulla syaî', fa sa'aktubuhâ lilladẓîna yattaqûna wa yu'tûnaz-zakâta walladẓîna hum bi'âyâtinâ yu'minûn
Tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat serta bagi orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami.”

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL AR-RAHIM AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Al-Fâtiḫah (1) : 1
QS. Al-Fâtiḫah (1) : 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ١
bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[2] QS. Al-Fâtiḫah (1) : 3
QS. Al-Fâtiḫah (1) : 3
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٢
ar-raḫmânir-raḫîm
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[3] QS. Al-Baqarah (2) : 37
QS. Al-Baqarah (2) : 37
فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم٣٧
fa talaqqô âdamu mir rabbihî kalimâtin fa tâba `alaîh, innahû huwat-tawwâbur-raḫîm
Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[4] QS. Al-Baqarah (2) : 54
QS. Al-Baqarah (2) : 54
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ٥٤
wa idẓ qôla mûsâ liqoumihî yâ qoumi innakum dzolamtum anfusakum bittikhôdẓikumul-`ijla fa tûbû ilâ bâri'ikum faqtulû anfusakum, dẓâlikum khoirul lakum `inda bâri'ikum, fa tâba `alaikum, innahû huwat-tawwâbur-raḫîm
(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[5] QS. Al-Baqarah (2) : 128
QS. Al-Baqarah (2) : 128
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٢٨
rabbanâ waj`alnâ muslimaini laka wa min dẓurriyyatinâ ummatam muslimatal laka wa arinâ manâsikanâ wa tub `alainâ, innaka antat-tawwâbur-raḫîm
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[6] QS. Al-Baqarah (2) : 143
QS. Al-Baqarah (2) : 143
اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ١٤٣
innallâha bin-nâsi lara'ûfur raḫîm
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[7] QS. Al-Baqarah (2) : 160
QS. Al-Baqarah (2) : 160
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْۚ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٦٠
illalladẓîna tâbû wa ashlaḫû wa bayyanû fa ulâ'ika atûbu `alaihim, wa anat-tawwâbur-raḫîm
kecuali orang-orang yang telah bertobat, mengadakan perbaikan, dan menjelaskan(-nya). Mereka itulah yang Aku terima tobatnya. Akulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang
[8] QS. Al-Baqarah (2) : 163
QS. Al-Baqarah (2) : 163
وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُࣖ١٦٣
wa ilâhukum ilâhuw wâḫid, lâ ilâha illâ huwar-raḫmânur-raḫîm
Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[9] QS. Al-Baqarah (2) : 173
QS. Al-Baqarah (2) : 173
اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٧٣
innamâ ḫarrama `alaikumul-maitata wad-dama wa laḫmal-khinzîri wa mâ uhilla bihî lighoirillâh, fa manidhthurra ghoira bâghiw wa lâ `âdin fa lâ itsma `alaîh, innallâha ghofûrur raḫîm
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[10] QS. Al-Baqarah (2) : 182
QS. Al-Baqarah (2) : 182
فَمَنْ خَافَ مِنْ مُّوْصٍ جَنَفًا اَوْ اِثْمًا فَاَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ١٨٢
fa man khôfa mim mûshin janafan au itsman fa ashlaḫa bainahum fa lâ itsma `alaîh, innallâha ghofûrur raḫîm
Akan tetapi, siapa yang khawatir terhadap pewasiat (akan berlaku) tidak adil atau berbuat dosa, lalu dia mendamaikan mereka, dia tidak berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[11] QS. Al-Baqarah (2) : 192
QS. Al-Baqarah (2) : 192
فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٩٢
fa inintahau fa innallâha ghofûrur raḫîm
Namun, jika mereka berhenti (memusuhimu), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[12] QS. Al-Baqarah (2) : 199
QS. Al-Baqarah (2) : 199
ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٩٩
tsumma afîdhû min ḫaitsu afâdlan-nâsu wastaghfirullâh, innallâha ghofûrur raḫîm
Kemudian, bertolaklah kamu dari tempat orang-orang bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[13] QS. Al-Baqarah (2) : 218
QS. Al-Baqarah (2) : 218
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٢١٨
innalladẓîna âmanû walladẓîna hâjarû wa jâhadû fî sabîlillâhi ulâ'ika yarjûna raḫmatallâh, wallâhu ghofûrur raḫîm
Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[14] QS. Al-Baqarah (2) : 226
QS. Al-Baqarah (2) : 226
لِلَّذِيْنَ يُؤْلُوْنَ مِنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ تَرَبُّصُ اَرْبَعَةِ اَشْهُرٍۚ فَاِنْ فَاۤءُوْ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٢٢٦
lilladẓîna yu'lûna min nisâ'ihim tarabbushu arba`ati asy-hur, fa in fâ'û fa innallâha ghofûrur raḫîm
Orang yang meng-ila’ (bersumpah tidak mencampuri) istrinya diberi tenggang waktu empat bulan. Jika mereka kembali (mencampuri istrinya), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[15] QS. Ali `Imrân (3) : 31
QS. Ali `Imrân (3) : 31
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣١
qul ing kuntum tuḫibbûnallâha fattabi`ûnî yuḫbibkumullâhu wa yaghfir lakum dẓunûbakum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[16] QS. Ali `Imrân (3) : 89
QS. Ali `Imrân (3) : 89
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٨٩
illalladẓîna tâbû mim ba`di dẓâlika wa ashlaḫû, fa innallâha ghofûrur raḫîm
kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[17] QS. Ali `Imrân (3) : 129
QS. Ali `Imrân (3) : 129
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ١٢٩
wa lillâhi mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardh, yaghfiru limay yasyâ'u wa yu`adẓdẓibu may yasyâ', wallâhu ghofûrur raḫîm
Milik Allahlah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[18] QS. An-Nisâ' (4) : 16
QS. An-Nisâ' (4) : 16
وَالَّذٰنِ يَأْتِيٰنِهَا مِنْكُمْ فَاٰذُوْهُمَاۚ فَاِنْ تَابَا وَاَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا١٦
walladẓâni ya'tiyânihâ mingkum fa âdẓûhumâ, fa in tâbâ wa ashlaḫâ fa a`ridhû `an-humâ, innallâha kâna tawwâbar raḫîmâ
(Jika ada) dua orang di antara kamu yang melakukannya (perbuatan keji), berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertobat dan memperbaiki diri, biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[19] QS. An-Nisâ' (4) : 23
QS. An-Nisâ' (4) : 23
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ اُمَّهٰتُكُمْ وَبَنٰتُكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ وَعَمّٰتُكُمْ وَخٰلٰتُكُمْ وَبَنٰتُ الْاَخِ وَبَنٰتُ الْاُخْتِ وَاُمَّهٰتُكُمُ الّٰتِيْٓ اَرْضَعْنَكُمْ وَاَخَوٰتُكُمْ مِّنَ الرَّضَاعَةِ وَاُمَّهٰتُ نِسَاۤىِٕكُمْ وَرَبَاۤىِٕبُكُمُ الّٰتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُمْ مِّنْ نِّسَاۤىِٕكُمُ الّٰتِيْ دَخَلْتُمْ بِهِنَّۖ فَاِنْ لَّمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْۖ وَحَلَاۤىِٕلُ اَبْنَاۤىِٕكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ اَصْلَابِكُمْۙ وَاَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ الْاُخْتَيْنِ اِلَّا مَا قَدْ سَلَفَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٢٣
ḫurrimat `alaikum ummahâtukum wa banatukum wa akhowâtukum wa `ammâtukum wa khôlâtukum wa banatul-akhi wa banatul-ukhti wa ummahâtukumullâtî ardho`nakum wa akhowâtukum minar-radlô`ati wa ummahâtu nisâ'ikum wa raba'ibukumullâtî fî ḫujûrikum min-nisâ'ikumullâtî dakholtum bihinna fa il lam takûnû dakholtum bihinna fa lâ junâḫa `alaikum wa ḫalâ'ilu abnâ'ikumulladẓîna min ashlâbikum wa an tajma`û bainal-ukhtaini illâ mâ qod salaf, innallâha kâna ghofûrar raḫîmâ
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak berdosa bagimu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan pula) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[20] QS. An-Nisâ' (4) : 25
QS. An-Nisâ' (4) : 25
وَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا اَنْ يَّنْكِحَ الْمُحْصَنٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ فَمِنْ مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ فَتَيٰتِكُمُ الْمُؤْمِنٰتِۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِكُمْۗ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۚ فَانْكِحُوْهُنَّ بِاِذْنِ اَهْلِهِنَّ وَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ مُحْصَنٰتٍ غَيْرَ مُسٰفِحٰتٍ وَّلَا مُتَّخِذٰتِ اَخْدَانٍۚ فَاِذَآ اُحْصِنَّ فَاِنْ اَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنٰتِ مِنَ الْعَذَابِۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْۗ وَاَنْ تَصْبِرُوْا خَيْرٌ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٢٥
wa mal lam yastathi` mingkum thoulan ay yangkiḫal-muḫshonâtil-mu'minâti fa mimmâ malakat aimânukum min fatayâtikumul-mu'minât, wallâhu a`lamu bi'îmânikum, ba`dhukum mim ba`dh, fangkiḫûhunna bi'idẓni ahlihinna wa âtûhunna ujûrahunna bil-ma`rûfi muḫshanâtin ghoira musâfiḫâtiw wa lâ muttakhidẓâti akhdân, fa idẓâ uḫshinna fa in ataina bifâḫisyatin fa `alaihinna nishfu mâ `alal-muḫshanâti minal-`adẓâb, dẓâlika liman khosyiyal-`anata mingkum, wa an tashbirû khoirul lakum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Siapa di antara kamu yang tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan merdeka yang mukmin (boleh menikahi) perempuan mukmin dari para hamba sahaya yang kamu miliki. Allah lebih tahu tentang keimananmu. Sebagian kamu adalah sebagian dari yang lain (seketurunan dari Adam dan Hawa). Oleh karena itu, nikahilah mereka dengan izin keluarga (tuan) mereka dan berilah mereka maskawin dengan cara yang pantas, dalam keadaan mereka memelihara kesucian diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami), tetapi melakukan perbuatan keji (zina), (hukuman) atas mereka adalah setengah dari hukuman perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). Hal itu (kebolehan menikahi hamba sahaya) berlaku bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan (dalam menghindari zina) di antara kamu. Kesabaranmu lebih baik bagi kamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[21] QS. An-Nisâ' (4) : 29
QS. An-Nisâ' (4) : 29
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا٢٩
yâ ayyuhalladẓîna âmanû lâ ta'kulû amwâlakum bainakum bil-bâthili illâ an takûna tijâratan `an tarâdzim mingkum, wa lâ taqtulû anfusakum, innallâha kâna bikum raḫîmâ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
[22] QS. An-Nisâ' (4) : 64
QS. An-Nisâ' (4) : 64
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا٦٤
wa mâ arsalnâ mir rasûlin illâ liyuthô`a bi'idẓnillâh, walau annahum idẓ dzolamû anfusahum jâ'ûka fastaghfarullâha wastaghfara lahumur-rasûlu lawajadullâha tawwâbar raḫîmâ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[23] QS. An-Nisâ' (4) : 96
QS. An-Nisâ' (4) : 96
دَرَجٰتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَّرَحْمَةًۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ٩٦
darajâtim min-hu wa maghfirataw wa raḫmah, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
(Yaitu,) beberapa derajat dari-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[24] QS. An-Nisâ' (4) : 100
QS. An-Nisâ' (4) : 100
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةًۗ وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ١٠٠
wa may yuhâjir fî sabîlillâhi yajid fil-ardhi murâghomang katsîraw wa sa`ah, wa may yakhruj mim baitihî muhâjiran ilallâhi wa rasûlihî tsumma yudrik-hul-mautu fa qod waqo`a ajruhû `alallâh, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[25] QS. An-Nisâ' (4) : 106
QS. An-Nisâ' (4) : 106
وَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ١٠٦
wastaghfirillâh, innallâha kâna ghofûrar raḫîmâ
Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[26] QS. An-Nisâ' (4) : 110
QS. An-Nisâ' (4) : 110
وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا١١٠
wa may ya`mal sû'an au yadzlim nafsahû tsumma yastaghfirillâha yajidillâha ghofûrar raḫîmâ
Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[27] QS. An-Nisâ' (4) : 129
QS. An-Nisâ' (4) : 129
وَلَنْ تَسْتَطِيْعُوْٓا اَنْ تَعْدِلُوْا بَيْنَ النِّسَاۤءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلَا تَمِيْلُوْا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوْهَا كَالْمُعَلَّقَةِۗ وَاِنْ تُصْلِحُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا١٢٩
wa lan tastathî`û an ta`dilû bainan-nisâ'i walau ḫarashtum fa lâ tamîlû kullal-maili fa tadẓarûhâ kal-mu`allaqoh, wa in tushliḫû wa tattaqû fa innallâha kâna ghofûrar raḫîmâ
Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(-mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Oleh karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Jika kamu mengadakan islah (perbaikan) dan memelihara diri (dari kecurangan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[28] QS. An-Nisâ' (4) : 152
QS. An-Nisâ' (4) : 152
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَلَمْ يُفَرِّقُوْا بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْ اُولٰۤىِٕكَ سَوْفَ يُؤْتِيْهِمْ اُجُوْرَهُمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ١٥٢
walladẓîna âmanû billâhi wa rusulihî wa lam yufarriqû baina aḫadim min-hum ulâ'ika saufa yu'tîhim ujûrahum, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[29] QS. Al-Mâ'idah (5) : 3
QS. Al-Mâ'idah (5) : 3
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣
ḫurrimat `alaikumul-maitatu wad-damu wa laḫmul-khinzîri wa mâ uhilla lighoirillâhi bihî wal-munkhoniqotu wal-mauqûdẓatu wal-mutaraddiyatu wan-nathîḫatu wa mâ akalas-sabu`u illâ mâ dẓakkaitum, wa mâ dẓubiḫa `alan-nushubi wa an tastaqsimû bil-azlâm, dẓâlikum fisq, al-yauma ya'isalladẓîna kafarû min dînikum fa lâ takhsyauhum wakhsyaûn, al-yauma akmaltu lakum dînakum wa atmamtu `alaikum ni`matî wa radhîtu lakumul-islâma dînâ, fa manidhthurra fî makhmashotin ghoira mutajânifil li'itsmin fa innallâha ghofûrur raḫîm
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[30] QS. Al-Mâ'idah (5) : 34
QS. Al-Mâ'idah (5) : 34
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ تَقْدِرُوْا عَلَيْهِمْۚ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٣٤
illalladẓîna tâbû ming qobli an taqdirû `alaihim, fa`lamû annallâha ghofûrur raḫîm
kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu dapat menangkapnya. Maka, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[31] QS. Al-Mâ'idah (5) : 39
QS. Al-Mâ'idah (5) : 39
فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣٩
fa man tâba mim ba`di dzulmihî wa ashlaḫa fa innallâha yatûbu `alaîh, innallâha ghofûrur raḫîm
Maka, siapa yang bertobat setelah melakukan kezaliman dan memperbaiki diri, sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[32] QS. Al-Mâ'idah (5) : 74
QS. Al-Mâ'idah (5) : 74
اَفَلَا يَتُوْبُوْنَ اِلَى اللّٰهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَهٗۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٧٤
a fa lâ yatûbûna ilallâhi wa yastaghfirûnah, wallâhu ghofûrur raḫîm
Tidakkah mereka bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?
[33] QS. Al-Mâ'idah (5) : 98
QS. Al-Mâ'idah (5) : 98
اِعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۙ وَاَنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۗ٩٨
i`lamû annallâha syadîdul-`iqôbi wa annallâha ghofûrur raḫîm
Ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya dan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[34] QS. Al-An`âm (6) : 54
QS. Al-An`âm (6) : 54
وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًا ۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٥٤
wa idẓâ jâ'akalladẓîna yu'minûna bi'âyâtinâ fa qul salâmun `alaikum kataba rabbukum `alâ nafsihir-raḫmata annahû man `amila mingkum sû'am bijahâlatin tsumma tâba mim ba`dihî wa ashlaḫa fa annahû ghofûrur raḫîm
Apabila orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami datang kepadamu, katakanlah, “Salāmun `alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan (kebodohan, kecerobohan, dorongan nafsu, amarah dan sebagainya), kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[35] QS. Al-An`âm (6) : 145
QS. Al-An`âm (6) : 145
قُلْ لَّآ اَجِدُ فِيْ مَآ اُوْحِيَ اِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلٰى طَاعِمٍ يَّطْعَمُهٗٓ اِلَّآ اَنْ يَّكُوْنَ مَيْتَةً اَوْ دَمًا مَّسْفُوْحًا اَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَاِنَّهٗ رِجْسٌ اَوْ فِسْقًا اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ رَبَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٤٥
qul lâ ajidu fî mâ ûḫiya ilayya muḫarraman `alâ thô`imiy yath`amuhû illâ ay yakûna maitatan au damam masfûḫan au laḫma khinzîrin fa innahû rijsun au fisqon uhilla lighoirillâhi bih, fa manidhthurra ghoira bâghiw wa lâ `âdin fa inna rabbaka ghofûrur raḫîm
Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali (daging) hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik, (yaitu) dengan menyebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi (batas darurat), maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[36] QS. Al-An`âm (6) : 165
QS. Al-An`âm (6) : 165
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلٰۤىِٕفَ الْاَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْۗ اِنَّ رَبَّكَ سَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ١٦٥
wa huwalladẓî ja`alakum kholâ'ifal-ardhi wa rafa`a ba`dhokum fauqo ba`dhin darajâtil liyabluwakum fî mâ âtâkum, inna rabbaka sarî`ul-`iqôbi wa innahû laghofûrur raḫîm
Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu beberapa derajat atas sebagian (yang lain) untuk menguji kamu atas apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[37] QS. Al-A`râf (7) : 153
QS. Al-A`râf (7) : 153
وَالَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِهَا وَاٰمَنُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٥٣
walladẓîna `amilus-sayyi'âti tsumma tâbû mim ba`dihâ wa âmanû inna rabbaka mim ba`dihâ laghofûrur raḫîm
Orang-orang yang mengerjakan keburukan, kemudian setelah itu bertobat dan beriman, sesungguhnya Tuhanmu, setelah (tobat) itu, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[38] QS. Al-A`râf (7) : 167
QS. Al-A`râf (7) : 167
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ يَّسُوْمُهُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِۗ اِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٦٧
wa idẓ ta'adẓdẓana rabbuka layab`atsanna `alaihim ilâ yaumil-qiyâmati may yasûmuhum sû'al-`adzâb, inna rabbaka lasarî`ul-`iqôbi wa innahû laghofûrur raḫîm
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh Dia akan mengirimkan kepada mereka (Bani Israil) orang-orang yang akan menimpakan seburuk-buruk azab kepada mereka sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[39] QS. Al-Anfâl (8) : 69
QS. Al-Anfâl (8) : 69
فَكُلُوْا مِمَّاغَنِمْتُمْ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٦٩
fa kulû mimmâ ghonimtum ḫalâlan thoyyibaw wattaqullâh, innallâha ghofûrur raḫîm
(Jika demikian halnya ketetapan Allah,) makanlah (dan manfaatkanlah) sebagian rampasan perang yang telah kamu peroleh itu sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[40] QS. Al-Anfâl (8) : 70
QS. Al-Anfâl (8) : 70
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّمَنْ فِيْٓ اَيْدِيْكُمْ مِّنَ الْاَسْرٰٓىۙ اِنْ يَّعْلَمِ اللّٰهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ خَيْرًا يُّؤْتِكُمْ خَيْرًا مِّمَّآ اُخِذَ مِنْكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٧٠
yâ ayyuhan-nabiyyu qul liman fî aidîkum minal-asrâ iy ya`lamillâhu fî qulûbikum khoiray yu'tikum khoiram mimmâ ukhidẓa mingkum wa yaghfir lakum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di tanganmu, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam hatimu, niscaya Dia akan menganugerahkan kepada kamu yang lebih baik daripada apa (tebusan) yang telah diambil dari kamu dan Dia akan mengampuni kamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[41] QS. At-Taubah (9) : 5
QS. At-Taubah (9) : 5
فَاِذَا انْسَلَخَ الْاَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَيْثُ وَجَدْتُّمُوْهُمْ وَخُذُوْهُمْ وَاحْصُرُوْهُمْ وَاقْعُدُوْا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍۚ فَاِنْ تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٥
fa idẓansalakhol-asy-hurul-ḫurumu faqtulul-musyrikîna ḫaitsu wajattumûhum wa khudẓûhum waḫshurûhum waq`udû lahum kulla marshod, fa in tâbû wa aqômush-sholâta wa âtawuz-zakâta fa khollû sabîlahum, innallâha ghofûrur raḫîm
Apabila bulan-bulan haram telah berlalu, bunuhlah (dalam peperangan) orang-orang musyrik (yang selama ini menganiaya kamu) di mana saja kamu temui! Tangkaplah dan kepunglah mereka serta awasilah di setiap tempat pengintaian! Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat, berilah mereka kebebasan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[42] QS. At-Taubah (9) : 27
QS. At-Taubah (9) : 27
ثُمَّ يَتُوْبُ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٢٧
tsumma yatûbullâhu mim ba`di dẓâlika `alâ may yasyâ', wallâhu ghofûrur raḫîm
Setelah itu, Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[43] QS. At-Taubah (9) : 91
QS. At-Taubah (9) : 91
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضٰى وَلَا عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ مَا يُنْفِقُوْنَ حَرَجٌ اِذَا نَصَحُوْا لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ مَا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ مِنْ سَبِيْلٍۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ٩١
laisa `aladh-dhu`afâ'i wa lâ `alal-mardhô wa lâ `alalladẓîna lâ yajidûna mâ yunfiqûna ḫarajun idẓâ nashoḫû lillâhi wa rasûlih, mâ `alal-muḫsinîna min sabîl, wallâhu ghofûrur raḫîm
Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang) bagi orang-orang yang lemah, sakit, dan yang tidak mendapatkan apa yang akan mereka infakkan, jika mereka ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan apa pun untuk (menyalahkan) orang-orang yang berbuat baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[44] QS. At-Taubah (9) : 99
QS. At-Taubah (9) : 99
وَمِنَ الْاَعْرَابِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبٰتٍ عِنْدَ اللّٰهِ وَصَلَوٰتِ الرَّسُوْلِۗ اَلَآ اِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْۗ سَيُدْخِلُهُمُ اللّٰهُ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٩٩
wa minal-a`râbi may yu'minu billâhi wal-yaumil-âkhiri wa yattakhidẓu mâ yunfiqu qurubâtin `indallâhi wa sholawâtir-rasûl, alâ innahâ qurbatul lahum, sayudkhiluhumullâhu fî raḫmatih, innallâha ghofûrur raḫîm
Di antara orang-orang Arab Badui ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dia memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai (sarana) mendekatkan diri kepada Allah dan (sarana untuk memperoleh) doa-doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya (infak) itu (suatu sarana) bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[45] QS. At-Taubah (9) : 102
QS. At-Taubah (9) : 102
وَاٰخَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا صَالِحًا وَّاٰخَرَ سَيِّئًاۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٠٢
wa âkhorûna`tarafû bidẓunûbihim kholathû `amalan shôliḫaw wa âkhora sayyi'â, `asallâhu ay yatûba `alaihim, innallâha ghofûrur raḫîm
(Ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosanya. Mereka mencampuradukkan amal yang baik dengan amal lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[46] QS. At-Taubah (9) : 104
QS. At-Taubah (9) : 104
اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٠٤
a lam ya`lamû annallâha huwa yaqbalut-taubata `an `ibâdihî wa ya'khudẓush-shodaqôti wa annallâha huwat-tawwâbur-raḫîm
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(-nya), dan bahwa Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?
[47] QS. At-Taubah (9) : 117
QS. At-Taubah (9) : 117
لَقَدْ تَّابَ اللّٰهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ فِيْ سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيْغُ قُلُوْبُ فَرِيْقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّهٗ بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌۙ١١٧
laqot tâballâhu `alan-nabiyyi wal-muhâjirîna wal-anshôrilladẓînattaba`ûhu fî sâ`atil-`usrati mim ba`di mâ kâda yazîghu qulûbu farîqim min-hum tsumma tâba `alaihim, innahû bihim ra'ûfur raḫîm
Sungguh, Allah benar-benar telah menerima tobat Nabi serta orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar yang mengikutinya pada masa-masa sulit setelah hati sekelompok dari mereka hampir berpaling (namun) kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.
[48] QS. At-Taubah (9) : 118
QS. At-Taubah (9) : 118
وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُࣖ١١٨
wa `alats-tsalâtsatilladẓîna khullifû, ḫattâ idẓâ dhôqot `alaihimul-ardhu bimâ raḫubat wa dhôqot `alaihim anfusuhum wa dhonnû al lâ malja'a minallâhi illâ ilaîh, tsumma tâba `alaihim liyatûbû, innallâha huwat-tawwâbur-raḫîm
Terhadap tiga orang yang ditinggalkan (dan ditangguhkan penerimaan tobatnya) hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun (terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian (setelah itu semua) Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[49] QS. At-Taubah (9) : 128
QS. At-Taubah (9) : 128
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ١٢٨
laqod jâ'akum rasûlum min anfusikum `azîzun `alaihi mâ `anittum ḫarîshun `alaikum bil-mu'minîna ra'ûfur raḫîm
Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.
[50] QS. Yunus (10) : 107
QS. Yunus (10) : 107
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَۚ وَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ١٠٧
wa iy yamsaskallâhu bidlurrin fa lâ kâsyifa lahû illâ huw, wa iy yuridka bikhoirin fa lâ râdda lifadhlih, yushîbu bihî may yasyâ'u min `ibâdih, wa huwal-ghofûrur-raḫîm
Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[51] QS. Hûd (11) : 41
QS. Hûd (11) : 41
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَاۗ اِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٤١
wa qôlarkabû fîhâ bismillâhi majrehâ wa mursâhâ, inna rabbî laghofûrur raḫîm
Dia (Nuh) berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (bahtera) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[52] QS. Hûd (11) : 90
QS. Hûd (11) : 90
وَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِۗ اِنَّ رَبِّيْ رَحِيْمٌ وَّدُوْدٌ٩٠
wastaghfirû rabbakum tsumma tûbû ilaîh, inna rabbî raḫîmuw wadûd
Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.”
[53] QS. Yusuf (12) : 53
QS. Yusuf (12) : 53
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٥٣
wa mâ ubarri'u nafsî, innan-nafsa la'ammâratum bis-sû'i illâ mâ raḫima rabbî, inna rabbî ghofûrur raḫîm
Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[54] QS. Yusuf (12) : 98
QS. Yusuf (12) : 98
قَالَ سَوْفَ اَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ٩٨
qôla saufa astaghfiru lakum rabbî, innahû huwal-ghofûrur-raḫîm
Dia (Ya‘qub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[55] QS. Ibrâhîm (14) : 36
QS. Ibrâhîm (14) : 36
رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣٦
rabbi innahunna adhlalna katsîram minan-nâs, fa man tabi`anî fa innahû minnî, wa man `ashônî fa innaka ghofûrur raḫîm
Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka (berhala-berhala itu) telah menyesatkan banyak manusia. Maka, siapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku. Siapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[56] QS. Al-Hijr (15) : 49
QS. Al-Hijr (15) : 49
نَبِّئْ عِبَادِيْٓ اَنِّيْٓ اَنَا الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُۙ٤٩
nabbi' `ibâdî annî anal-ghofûrur-raḫîm
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
[57] QS. An-Nahl (16) : 7
QS. An-Nahl (16) : 7
وَتَحْمِلُ اَثْقَالَكُمْ اِلٰى بَلَدٍ لَّمْ تَكُوْنُوْا بٰلِغِيْهِ اِلَّا بِشِقِّ الْاَنْفُسِۗ اِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌۙ٧
wa taḫmilu atsqôlakum ilâ baladil lam takûnû bâlighîhi illâ bisyiqqil-anfus, inna rabbakum lara'ûfur raḫîm
Ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[58] QS. An-Nahl (16) : 18
QS. An-Nahl (16) : 18
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٨
wa in ta`uddû ni`matallâhi lâ tuḫshûhâ, innallâha laghofûrur raḫîm
Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[59] QS. An-Nahl (16) : 47
QS. An-Nahl (16) : 47
اَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلٰى تَخَوُّفٍۗ فَاِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ٤٧
au ya'khudẓahum `alâ takhowwuf, fa inna rabbakum lara'ûfur raḫîm
Atau, Allah mengazab mereka dengan kekurangan (secara berangsur-angsur sampai binasa). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[60] QS. An-Nahl (16) : 110
QS. An-Nahl (16) : 110
ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ هَاجَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا فُتِنُوْا ثُمَّ جَاهَدُوْا وَصَبَرُوْاۚ اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ١١٠
tsumma inna rabbaka lilladẓîna hâjarû mim ba`di mâ futinû tsumma jâhadû wa shobarû, inna rabbaka mim ba`dihâ laghofûrur raḫîm
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (adalah pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah setelah menderita cobaan. Lalu, mereka berjihad dan bersabar. Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[61] QS. An-Nahl (16) : 115
QS. An-Nahl (16) : 115
اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١١٥
innamâ ḫarrama `alaikumul-maitata wad-dama wa laḫmal-khinzîri wa mâ uḫilla lighoirillâhi bih, fa manidhthurra ghoira bâghiw wa lâ `âdin fa innallâha ghofûrur raḫîm
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkan dan tidak (pula) melampaui batas, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[62] QS. An-Nahl (16) : 119
QS. An-Nahl (16) : 119
ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ عَمِلُوا السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ١١٩
tsumma inna rabbaka lilladẓîna `amilus-sû'a bijahâlatin tsumma tâbû mim ba`di dẓâlika wa ashlaḫû inna rabbaka mim ba`dihâ laghofûrur raḫîm
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang-orang yang melakukan keburukan karena kebodohan (tidak menyadari akibatnya), lalu bertobat dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[63] QS. Al-Isrâ' (17) : 66
QS. Al-Isrâ' (17) : 66
رَبُّكُمُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِى الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا٦٦
rabbukumulladẓî yuzjî lakumul-fulka fil-baḫri litabtaghû min fadhlih, innahû kâna bikum raḫîmâ
Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu.
[64] QS. Al-Ḫajj (22) : 65
QS. Al-Ḫajj (22) : 65
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖۗ وَيُمْسِكُ السَّمَاۤءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ٦٥
a lam tara annallâha sakhkhora lakum mâ fil-ardhi wal-fulka tajrî fil-baḫri bi'amrih, wa yumsikus-samâ'a an taqa`a `alal-ardhi illâ bi'idẓnih, innallâha bin-nâsi lara'ûfur raḫîm
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dia menahan (benda-benda) langit sehingga tidak jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[65] QS. Al-Nûr (24) : 5
QS. Al-Nûr (24) : 5
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۚ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٥
illalladẓîna tâbû mim ba`di dẓâlika wa ashlaḫû, fa innallâha ghofûrur raḫîm
kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[66] QS. Al-Nûr (24) : 20
QS. Al-Nûr (24) : 20
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌࣖ٢٠
walau lâ fadhlullâhi `alaikum wa raḫmatuhû wa annallâha ra'ûfur raḫîm
Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
[67] QS. Al-Nûr (24) : 22
QS. Al-Nûr (24) : 22
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٢٢
wa lâ ya'tali ulul-fadhli mingkum was-sa`ati ay yu'tû ulil-qurbâ wal-masâkîna wal-muhâjirîna fî sabîlillâhi walya`fû walyashfaḫû, alâ tuḫibbûna ay yaghfirallâhu lakum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[68] QS. Al-Nûr (24) : 33
QS. Al-Nûr (24) : 33
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْۗ وَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣٣
walyasta`fifilladẓîna lâ yajidûna nikâḫan ḫattâ yughniyahumullâhu min fadhlih, walladẓîna yabtaghûnal-kitâba mimmâ malakat aimânukum fa kâtibûhum in `alimtum fîhim khoiraw wa âtûhum mim mâlillâhilladẓî âtâkum, wa lâ tukrihû fatayâtikum `alal-bighô'i in aradna taḫashshunal litabtaghû `aradhol ḫayâtid-dun-yâ, wa may yukrihhunna fa innallâha mim ba`di ikrâhihinna ghofûrur raḫîm
Orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)-nya sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. (Apabila) hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. Berikanlah kepada mereka sebagian harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.
[69] QS. Al-Nûr (24) : 62
QS. Al-Nûr (24) : 62
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٦٢
innamal-mu'minûnalladẓîna âmanû billâhi wa rasûlihî wa idẓâ kânû ma`ahû `alâ amrin jâmi`il lam yadẓ-habû ḫattâ yasta'dẓinûh, innalladẓîna yasta'dẓinûnaka ulâ'ikalladẓîna yu'minûna billâhi wa rasûlih, fa idẓasta'dẓanûka liba`dhi sya'nihim fa'dẓal liman syi'ta min-hum wastaghfir lahumullâh, innallâha ghofûrur raḫîm
(Yang disebut) orang-orang (yang benar-benar) mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Nabi Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka, apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[70] QS. Al-Furqôn (25) : 6
QS. Al-Furqôn (25) : 6
قُلْ اَنْزَلَهُ الَّذِيْ يَعْلَمُ السِّرَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّهٗ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٦
qul anzalahulladẓî ya`lamus-sirra fis-samâwâti wal-ardh, innahû kâna ghofûrar-raḫîmâ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “(Al-Qur’an) itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[71] QS. Al-Furqôn (25) : 70
QS. Al-Furqôn (25) : 70
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٧٠
illâ man tâba wa âmana wa `amila `amalan shôliḫan fa ulâ'ika yubaddilullâhu sayyi'âtihim ḫasanât, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[72] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 9
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 9
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ٩
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[73] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 68
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 68
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ٦٨
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[74] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 104
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 104
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٠٤
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[75] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 122
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 122
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٢٢
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[76] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 140
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 140
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٤٠
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[77] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 159
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 159
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٥٩
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[78] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 175
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 175
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٧٥
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[79] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 191
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 191
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ١٩١
wa inna rabbaka lahuwal-`azîzur-raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[80] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 217
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 217
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ٢١٧
wa tawakkal `alal-`azîzir-raḫîm
Bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[81] QS. An-Naml (27) : 11
QS. An-Naml (27) : 11
اِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًا ۢ بَعْدَ سُوْۤءٍ فَاِنِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١١
illâ man dzolama tsumma baddala ḫusnam ba`da sû'in fa innî ghofûrur raḫîm
kecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengganti keburukan(-nya) dengan kebaikan (bertobat). Sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[82] QS. An-Naml (27) : 30
QS. An-Naml (27) : 30
اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٣٠
innahû min sulaimâna wa innahû bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya (berbunyi,) “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[83] QS. Al-Qashash (28) : 16
QS. Al-Qashash (28) : 16
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ١٦
qôla rabbi innî dzolamtu nafsî faghfir lî fa ghofara lah, innahû huwal-ghofûrur-raḫîm
Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Dia (Allah) lalu mengampuninya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[84] QS. Ar-Rûm (30) : 5
QS. Ar-Rûm (30) : 5
بِنَصْرِ اللّٰهِۗ يَنْصُرُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ٥
binashrillâh, yanshuru may yasyâ', wa huwal-`azîzur-raḫîm
karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[85] QS. As-Sajdah (32) : 6
QS. As-Sajdah (32) : 6
ذٰلِكَ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُۙ٦
dẓâlika `âlimul-ghoibi wasy-syahâdatil-`azîzur-raḫîm
Itu adalah (Tuhan) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
[86] QS. Al-Ahzab (33) : 5
QS. Al-Ahzab (33) : 5
اُدْعُوْهُمْ لِاٰبَاۤىِٕهِمْ هُوَ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِۚ فَاِنْ لَّمْ تَعْلَمُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ وَمَوَالِيْكُمْۗ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيْمَآ اَخْطَأْتُمْ بِهٖ وَلٰكِنْ مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوْبُكُمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٥
ud`ûhum li'âbâ'ihim huwa aqsathu `indallâh, fa il lam ta`lamû âbâ'ahum fa ikhwânukum fid-dîni wa mawâlîkum, wa laisa `alaikum junâḫun fîmâ akhtho'tum bihî wa lâkim mâ ta`ammadat qulûbukum, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak mereka. Itulah yang adil di sisi Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[87] QS. Al-Ahzab (33) : 24
QS. Al-Ahzab (33) : 24
لِيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِيْنَ اِنْ شَاۤءَ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ٢٤
liyajziyallâhush-shôdiqîna bishidqihim wa yu`adẓdẓibal-munâfiqîna in syâ'a au yatûba `alaihim, innallâha kâna ghofûrar raḫîmâ
agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya dan mengazab orang munafik jika Dia menghendaki atau menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[88] QS. Al-Ahzab (33) : 43
QS. Al-Ahzab (33) : 43
هُوَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ وَمَلٰۤىِٕكَتُهٗ لِيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا٤٣
huwalladẓî yushollî `alaikum wa malâ'ikatuhû liyukhrijakum minadz-dzulumâti ilan-nûr, wa kâna bil-mu'minîna raḫîmâ
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.
[89] QS. Al-Ahzab (33) : 50
QS. Al-Ahzab (33) : 50
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَحْلَلْنَا لَكَ اَزْوَاجَكَ الّٰتِيْٓ اٰتَيْتَ اُجُوْرَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ مِمَّآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلَيْكَ وَبَنٰتِ عَمِّكَ وَبَنٰتِ عَمّٰتِكَ وَبَنٰتِ خَالِكَ وَبَنٰتِ خٰلٰتِكَ الّٰتِيْ هَاجَرْنَ مَعَكَۗ وَامْرَاَةً مُّؤْمِنَةً اِنْ وَّهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ اِنْ اَرَادَ النَّبِيُّ اَنْ يَّسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِيْٓ اَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُوْنَ عَلَيْكَ حَرَجٌۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٥٠
yâ ayyuhan-nabiyyu innâ aḫlalnâ laka azwâjakallâtî âtaita ujûrahunna wa mâ malakat yamînuka mimmâ afâ'allâhu `alaika wa banâti `ammika wa banâti `ammâtika wa banâti khôlika wa banâti khôlâtikallâtî hâjarna ma`ak, wamra'atam mu'minatan iw wahabat nafsahâ lin-nabiyyi in arâdan-nabiyyu ay yastangkiḫahâ khôlishotal laka min dûnil-mu'minîn, qod `alimnâ mâ faradhnâ `alaihim fî azwâjihim wa mâ malakat aimânuhum likai lâ yakûna `alaika ḫaraj, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Wahai Nabi (Muhammad) sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki dari apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dianugerahkan Allah untukmu dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukminat yang menyerahkan dirinya kepada Nabi jika Nabi ingin menikahinya sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk orang-orang mukmin (yang lain). Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[90] QS. Al-Ahzab (33) : 59
QS. Al-Ahzab (33) : 59
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا٥٩
yâ ayyuhan-nabiyyu qul li'azwâjika wa banâtika wa nisâ'il-mu'minîna yudnîna `alaihinna min jalâbîbihinn, dẓâlika adnâ ay yu`rafna fa lâ yu'dẓaîn, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[91] QS. Al-Ahzab (33) : 73
QS. Al-Ahzab (33) : 73
لِّيُعَذِّبَ اللّٰهُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُشْرِكٰتِ وَيَتُوْبَ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ٧٣
liyu`adẓdẓiballâhul-munâfiqîna wal-munâfiqôti wal-musyrikîna wal-musyrikâti wa yatûballâhu `alal-mu'minîna wal-mu'minât, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Dengan demikian, Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[92] QS. Saba' (34) : 2
QS. Saba' (34) : 2
يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ الرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ٢
ya`lamu mâ yaliju fil-ardhi wa mâ yakhruju min-hâ wa mâ yanzilu minas-samâ'i wa mâ ya`ruju fîhâ, wa huwar-raḫîmul-ghofûr
Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.
[93] QS. Yâ-Sîn (36) : 5
QS. Yâ-Sîn (36) : 5
تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ٥
tanzîlal-`azîzir-raḫîm
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,
[94] QS. Yâ-Sîn (36) : 58
QS. Yâ-Sîn (36) : 58
سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ٥٨
salâm, qoulam mir rabbir raḫîm
(Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
[95] QS. Az-Zumar (39) : 53
QS. Az-Zumar (39) : 53
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ٥٣
qul yâ `ibâdiyalladẓîna asrafû `alâ anfusihim lâ taqnathû mir raḫmatillâh, innallâha yaghfirudz-dẓunûba jamî`â, innahû huwal-ghofûrur-raḫîm
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[96] QS. Fushshilat (41) : 2
QS. Fushshilat (41) : 2
تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۚ٢
tanzîlum minar-raḫmânir-raḫîm
(Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[97] QS. Fushshilat (41) : 32
QS. Fushshilat (41) : 32
نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍࣖ٣٢
nuzulam min ghofûrir raḫîm
(Semua itu) sebagai karunia (penghormatan bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[98] QS. Asy-Syûra' (42) : 5
QS. Asy-Syûra' (42) : 5
تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِمَنْ فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ٥
takâdus-samâwâtu yatafaththorna min fauqihinna wal-malâ'ikatu yusabbiḫûna biḫamdi rabbihim wa yastaghfirûna liman fil-ardh, alâ innallâha huwal-ghofûrur-raḫîm
(Karena keagungan-Nya,) hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya dan malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhannya serta memohonkan ampunan untuk orang yang ada di bumi. Ingatlah, sesungguhnya Allahlah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[99] QS. Ad-Dukhan (44) : 42
QS. Ad-Dukhan (44) : 42
اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُࣖ٤٢
illâ mar raḫimallâh, innahû huwal-`azîzur-raḫîm
kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.
[100] QS. Al-Ahqaf (46) : 8
QS. Al-Ahqaf (46) : 8
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَلَا تَمْلِكُوْنَ لِيْ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔاۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَا تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ كَفٰى بِهٖ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ٨
am yaqûlûnaftarâh, qul iniftaraituhû fa lâ tamlikûna lî minallâhi syai'â, huwa a`lamu bimâ tufîdhûna fîh, kafâ bihî syahîdam bainî wa bainakum, wa huwal-ghofûrur-raḫîm
Bahkan, mereka berkata, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur’an).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika aku mengada-adakannya, tentu kamu tidak mampu sedikit pun menghindarkan aku dari (azab) Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang itu (Al-Qur’an). Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[101] QS. Al-Fath (48) : 14
QS. Al-Fath (48) : 14
وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا١٤
wa lillâhi mulkus-samâwâti wal-ardh, yaghfiru limay yasyâ'u wa yu`adẓdẓibu may yasyâ', wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Bahkan, mereka berkata, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur’an).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika aku mengada-adakannya, tentu kamu tidak mampu sedikit pun menghindarkan aku dari (azab) Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang itu (Al-Qur’an). Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[102] QS. Al-Fath (48) : 29
QS. Al-Fath (48) : 29
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِۗ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًاۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِۖ وَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًاࣖ٢٩
muḫammadur rasûlullâh, walladẓîna ma`ahû asyiddâ'u `alal-kuffâri ruḫamâ'u bainahum tarâhum rukka`an sujjaday yabtaghûna fadhlam minallâhi wa ridhwânan sîmâhum fî wujûhihim min atsaris-sujûd, dẓâlika matsaluhum fit-taurâti wa matsaluhum fil-injîl, kazar`in akhraja syath'ahû fa âzarahû fastaghladzo fastawâ `alâ sûqihî yu`jibuz-zurrâ`a liyaghîdzo bihimul-kuffâr, wa`adallâhulladẓîna âmanû wa `amilush-shôliḫâti min-hum maghfirataw wa ajran `adẓîmâ
Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
[103] QS. Al-Ḫujurat (49) : 5
QS. Al-Ḫujurat (49) : 5
وَلَوْ اَنَّهُمْ صَبَرُوْا حَتّٰى تَخْرُجَ اِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٥
walau annahum shobarû ḫattâ takhruja ilaihim lakâna khoiral lahum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Seandainya mereka bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, tentu akan lebih baik bagi mereka. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[104] QS. Al-Ḫujurat (49) : 12
QS. Al-Ḫujurat (49) : 12
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ١٢
yâ ayyuhalladẓîna âmanujtanibû katsîram minadz-dzonni inna ba`dhodz-dzonni itsmuw wa lâ tajassasû wa lâ yaghtab ba`dhukum ba`dhô, a yuḫibbu aḫadukum ay ya'kula laḫma akhîhi maitan fa karihtumûh, wattaqullâh, innallâha tawwâbur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[105] QS. Al-Ḫujurat (49) : 14
QS. Al-Ḫujurat (49) : 14
قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّاۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰكِنْ قُوْلُوْٓا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٤
qôlatil-a`râbu âmannâ, qul lam tu'minû wa lâking qûlû aslamnâ wa lammâ yadkhulil-îmânu fî qulûbikum, wa in tuthî`ullâha wa rasûlahû lâ yalitkum min a`mâlikum syai'â, innallâha ghofûrur raḫîm
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami baru berislam’ karena iman (yang sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu. Jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu.” Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[106] QS. At-Thur (52) : 28
QS. At-Thur (52) : 28
اِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوْهُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ٢٨
innâ kunnâ ming qoblu nad`ûh, innahû huwal-barrur-raḫîm
Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Sesungguhnya hanya Dialah Yang Mahaluas kebajikan-Nya lagi Maha Penyayang.”
[107] QS. Al-Ḫadîd (57) : 9
QS. Al-Ḫadîd (57) : 9
هُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ عَلٰى عَبْدِهٖٓ اٰيٰتٍ ۢ بَيِّنٰتٍ لِّيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَاِنَّ اللّٰهَ بِكُمْ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ٩
huwalladẓî yunazzilu `alâ `abdihî âyâtim bayyinâtil liyukhrijakum minadz-dzulumâti ilan-nûr, wa innallâha bikum lara'ûfur raḫîm
Dialah yang menurunkan ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Nabi Muhammad) untuk mengeluarkanmu dari kegelapan kepada cahaya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepadamu.
[108] QS. Al-Ḫadîd (57) : 28
QS. Al-Ḫadîd (57) : 28
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ٢٨
yâ ayyuhalladẓîna âmanuttaqullâha wa âminû birasûlihî yu'tikum kiflaini mir raḫmatihî wa yaj`al lakum nûran tamsyûna bihî wa yaghfir lakum, wallâhu ghofûrur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[109] QS. Al-Mujadilah (58) : 12
QS. Al-Mujadilah (58) : 12
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُوْلَ فَقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقَةًۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاَطْهَرُۗ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٢
yâ ayyuhalladẓîna âmanû idẓâ nâjaitumur-rasûla fa qoddimû baina yadai najwâkum shodaqoh, dẓâlika khoirul lakum wa ath-har, fa il lam tajidû fa innallâha ghofûrur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu (ingin) melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan (apa yang akan disedekahkan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[110] QS. Al-Ḫasyr (59) : 10
QS. Al-Ḫasyr (59) : 10
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌࣖ١٠
walladẓîna jâ'û mim ba`dihim yaqûlûna rabbanaghfir lanâ wa li'ikhwâninalladẓîna sabaqûnâ bil-îmâni wa lâ taj`al fî qulûbinâ ghillal lilladẓîna âmanû rabbanâ innaka ra'ûfur raḫîm
Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar) berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
[111] QS. Al-Ḫasyr (59) : 22
QS. Al-Ḫasyr (59) : 22
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ٢٢
huwallâhulladẓî lâ ilâha illâ huw, `âlimul-ghoibi wasy-syahâdah, huwar-raḫmânur-raḫîm
Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. (Dialah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
[112] QS. Al-Mumtahanah (60) : 7
QS. Al-Mumtahanah (60) : 7
عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةًۗ وَاللّٰهُ قَدِيْرٌۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٧
`asallâhu ay yaj`ala bainakum wa bainalladẓîna `âdaitum min-hum mawaddah, wallâhu qodîrun, wallâhu ghofûrur raḫîm
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[113] QS. Al-Mumtahanah (60) : 12
QS. Al-Mumtahanah (60) : 12
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِذَا جَاۤءَكَ الْمُؤْمِنٰتُ يُبَايِعْنَكَ عَلٰٓى اَنْ لَّا يُشْرِكْنَ بِاللّٰهِ شَيْـًٔا وَّلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِيْنَ وَلَا يَقْتُلْنَ اَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِيْنَ بِبُهْتَانٍ يَّفْتَرِيْنَهٗ بَيْنَ اَيْدِيْهِنَّ وَاَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِيْنَكَ فِيْ مَعْرُوْفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٢
yâ ayyuhan-nabiyyu idẓâ jâ'akal-mu'minâtu yubâyi`naka `alâ al lâ yusyrikna billâhi syai'aw wa lâ yasriqna wa lâ yaznîna wa lâ yaqtulna aulâdahunna wa lâ ya'tîna bibuhtâniy yaftarînahû baina aidîhinna wa arjulihinna wa lâ ya`shînaka fî ma`rûfin fa bâyi`hunna wastaghfir lahunnallâh, innallâha ghofûrur raḫîm
Wahai Nabi, apabila perempuan-perempuan mukmin datang kepadamu untuk mengadakan baiat (janji setia) bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, terimalah baiat mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[114] QS. At-Taghabun (64) : 14
QS. At-Taghabun (64) : 14
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٤
yâ ayyuhalladẓîna âmanû inna min azwâjikum wa aulâdikum `aduwwal lakum faḫdẓarûhum, wa in ta`fû wa tashfaḫû wa taghfirû fa innallâha ghofûrur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[115] QS. At-Tahrim (66) : 1
QS. At-Tahrim (66) : 1
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ اَحَلَّ اللّٰهُ لَكَۚ تَبْتَغِيْ مَرْضَاتَ اَزْوَاجِكَۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١
yâ ayyuhan-nabiyyu lima tuḫarrimu mâ aḫallallâhu lak, tabtaghî mardhôta azwâjik, wallâhu ghofûrur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu memaafkan, menyantuni, dan mengampuni (mereka), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[116] QS. Al-Muzammil (73) : 20
QS. Al-Muzammil (73) : 20
اِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْمُ اَدْنٰى مِنْ ثُلُثَيِ الَّيْلِ وَنِصْفَهٗ وَثُلُثَهٗ وَطَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الَّذِيْنَ مَعَكَۗ وَاللّٰهُ يُقَدِّرُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ عَلِمَ اَنْ لَّنْ تُحْصُوْهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ عَلِمَ اَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضٰىۙ وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِۙ وَاٰخَرُوْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُۙ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِۙ هُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٢٠
inna rabbaka ya`lamu annaka taqûmu adnâ min tsulutsayil-laili wa nishfahû wa tsulutsahû wa thô'ifatum minalladẓîna ma`ak, wallâhu yuqoddirul-laila wan-nahâr, `alima al lan tuḫshûhu fa tâba `alaikum faqra'û mâ tayassara minal-qur'ân, `alima an sayakûnu mingkum mardhô wa âkhorûna yadhribûna fil-ardhi yabtaghûna min fadhlillâhi wa âkhorûna yuqôtilûna fî sabîlillâhi faqra'û mâ tayassara min-hu wa aqîmush-sholâta wa âtuz-zakâta wa aqridhullâha qardhon ḫasanâ, wa mâ tuqoddimû li'anfusikum min khoirin tajidûhu `indallâhi huwa khoiraw wa a`dzoma ajrâ, wastaghfirullâh, innallâha ghofûrur raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Nabi Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menghitungnya (secara terperinci waktu-waktu tersebut sehingga menyulitkanmu dalam melaksanakan salat malam). Maka, Dia kembali (memberi keringanan) kepadamu. Oleh karena itu, bacalah (ayat) Al-Qur’an yang mudah (bagimu). Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah serta yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) darinya (Al-Qur’an). Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)-nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


REFERENSI HADITS NABI

[117] Hadits 100 Rahmat Allah B :
HR. Muslim 4946, 4945, 4944, 4942 / 2753, 2752
HR. Muslim 4946, 4945, 4944, 4942 / 2753, 2752 Syarh Shahih Muslim
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا وَأَخَّرَ اللَّهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah bin Numair, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan kepada kami 'Abdul Malik dari 'Atha

dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dari seratus rahmat tersebut, hanya satu yang di turunkan Allah kepada jin, manusia, hewan. Dengan rahmat tersebut mereka saling mengasihi dan menyayangi, dan dengan rahmat itu pula binatang buas dapat menyayangi anaknya. Adapun Sembilan puluh sembilan rahmat Allah yang lain, maka hal itu ditangguhkan Allah. Karena Allah hanya akan memberikannya kepada para hamba-Nya pada hari kiamat kelak."
HR. Ahmad 10256
HR. Ahmad 10256
حَدَّثَنَا رَوْحٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ قَالَ بَلَغَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِائَةُ رَحْمَةٍ وَإِنَّهُ قَسَمَ رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ أَهْلِ الْأَرْضِ فَوَسِعَتْهُمْ إِلَى آجَالِهِمْ وَذَخَرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ رَحْمَةً لِأَوْلِيَائِهِ وَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَابِضٌ تِلْكَ الرَّحْمَةَ الَّتِي قَسَمَهَا بَيْنَ أَهْلِ الْأَرْضِ إِلَى التِّسْعَةِ وَالتِّسْعِينَ فَيُكَمِّلُهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ لِأَوْلِيَائِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ مُحَمَّدٌ فِي حَدِيثِهِ وَحَدَّثَنِي بِهَذَا الْحَدِيثِ مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ وَخِلَاسٌ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ خِلَاسِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepada kami Rauh dan Muhammad bin Ja'far mereka berkata, telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Al Hasan berkata,

telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla memiliki seratus rahmat, kemudian Ia membagi satu rahmat untuk seluruh penduduk bumi dan itu telah mencukupi seluruh manusia hingga orang terakhir dari mereka, kemudian Allah menyimpan sembilan puluh sembilan rahmat untuk wali-walinya, dan Allah 'Azza wa Jalla memegang rahmat yang Ia bagikan kepada penduduk bumi dan menyempurnakannya dengan sembilan puluh sembilan sehingga genap seratus rahmat untuk wali-wali-Nya pada hari kiamat."

Muhammad menyebutkan dalam haditsnya; telah menceritakan kepadaku dengan sanad ini Muhammad bin Sirin dan Khilas, keduanya dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ sebagaimana redaksi hadits di atas tadi.

Telah menceritakan kepada kami Rauh, dia berkata, telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Khilas bin 'Amru dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ sebagaimana redaksi hadits di atas tadi. Telah menceritakan kepada kami Rauh, dia berkata, telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Muhammad dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ sebagaimana redaksi hadits di atas tadi.
HR. Ahmad 4283 / 4293
Sunan Ibnu Majah 4283 / 4293 Maktabatu Al-Ma`arif Riyadh
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ قَسَمَ مِنْهَا رَحْمَةً بَيْنَ جَمِيعِ الْخَلَائِقِ فَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ وَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى أَوْلَادِهَا وَأَخَّرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, telah memberitakan kepada kami Abdul Malik dari 'Atha`

dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Hanya satu rahmat yang dibagikan kepada semua makhluk-Nya, yang dengannya mereka saling mengasihani dan menyayangi, dan dengannya pula binatang buas dapat menyayangi anak-anaknya. Dan Dia menyisakan sembilan puluh sembilan rahmat yang akan diberikan kepada para hamba-Nya kelak di hari kiamat."
HR. Darimi 2666 / 2827
HR. Darimi 2666 / 2827 Daarul Mughni Riyadh
حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ عَنْ شُعَيْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ وَأَنْزَلَ فِي الْأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Nafi dari Syu'aib dari Az Zuhri ia berkata, telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata,

aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Allah menjadikan rahmat seratus bagian, namun Dia menahan sembilan puluh sembilan di sisi-Nya dan hanya menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah seluruh makhluk saling mengasihi hingga kuda yang rela mengangkat tapak kakinya karena khawatir akan menginjak anaknya."
HR. Bukhari 5541 / 6000
HR. Bukhari 5541 / 6000 Fathul Bari
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ الْبَهْرَانِيُّ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا وَأَنْزَلَ فِي الْأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' Al Bahrani, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri, telah mengabarkan kepada kami Sa'id bin Al Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata,

saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Dari yang satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya."

Post a Comment

أحدث أقدم