Al-`Aliyyu artinya Yang Maha Tinggi. Dalam bahasa Arab, kata yang sama dengan Al `Aliy adalah Al-`Ala, Al-`Aaliy, dan Al-Muta`aliy. Ketiganya memiliki arti Yang Paling Tinggi, Yang Maha Tinggi, dan Yang Tinggi, yang berarti Allah B Maha Tinggi kedudukan-Nya, dan tidak bisa dibandingkan dengan apa pun.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[2] QS. An-Nisâ' (4) : 34
[3] QS. Al-Ḫajj (22) : 62
[4] QS. Luqman (31) : 30
[5] QS. As-Saba' (34) : 23
[6] QS. Ghâfir (40) : 12
[7] QS. Asy-Syûrâ' (42) : 4
[8] QS. Asy-Syûrâ' (42) : 51
36.
AL-`ALIYYU
العَلِيُّ
Yang Maha Tinggi
Nama Al Ali menunjukkan bahwa Allah memiliki derajat tertinggi. Ketinggian Dzat-Nya tidak terjangkau oleh kemampuan manusia.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
DALIL AL-`ALIY AYAT AL-QUR'AN
[1] QS. Al-Baqarah (2) : 255
QS. Al-Baqarah (2) : 255
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ٢٥٥
allâhu lâ ilâha illâ huw, al-ḫayyul-qoyyûm, lâ ta'khudẓuhû sinatuw wa lâ naûm, lahû mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardh, man dẓalladẓî yasy-fa`u `indahû illâ bi'idẓnih, ya`lamu mâ baina aidîhim wa mâ kholfahum, wa lâ yuḫîthûna bisyai'im min `ilmihî illâ bimâ syâ', wasi`a kursiy-yuhus-samâwâti wal-ardh, wa lâ ya'ûduhû ḫifdzuhumâ, wa huwal-`aliyyul-`adzîm
Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
QS. An-Nisâ' (4) : 34
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُۗ وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا٣٤
ar-rijâlu qowwâmûna `alan-nisâ'i bimâ fadhdholallâhu ba`dhohum `alâ ba`dhiw wa bimâ anfaqû min amwâlihim, fash-shôliḫâtu qônitâtun ḫâfidzôtul lil-ghoibi bimâ ḫafidzollâh, wallâtî takhôfûna nusyûzahunna fa`idzûhunna wahjurûhunna fil-madhôji`i wadhribûhunn, fa in atho`nakum fa lâ tabghû `alaihinna sabîlâ, innallâha kâna `aliyyang kabîrâ
Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
QS. Al-Ḫajj (22) : 62
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ هُوَ الْبَاطِلُ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ٦٢
dẓâlika bi'annallâha huwal-ḫaqqu wa anna mâ yad`ûna min dûnihî huwal-bâthilu wa annallâha huwal-`aliyyul-kabîr
Hal itu (kekuasaan Allah berlaku) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Maha Benar dan apa saja yang mereka seru selain Dia itulah yang batil. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. Luqman (31) : 30
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الْبَاطِلُۙ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُࣖ٣٠
dẓâlika bi'annallâha huwal-ḫaqqu wa anna mâ yad`ûna min dûnihil-bâthilu wa annallâha huwal-`aliyyul-kabîr
Demikian itu karena sesungguhnya Allah-lah (Tuhan) yang sebenar-benarnya, apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil, dan sesungguhnya Allahlah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. As-Saba' (34) : 23
وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا لِمَنْ اَذِنَ لَهٗۗ حَتّٰىٓ اِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَاۙ قَالَ رَبُّكُمْۗ قَالُوا الْحَقَّۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ٢٣
wa lâ tanfa`usy-syafâ`atu `indahû illâ liman adẓina lah, ḫattâ idẓâ fuzzi`a `ang qulûbihim qôlû mâdẓâ qôla rabbukum, qôlul-ḫaqq, wa huwal-`aliyyul-kabîr
Tidaklah berguna syafaat (pertolongan) di sisi-Nya, kecuali bagi orang yang diizinkan-Nya sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hatinya, mereka berkata, “Apa yang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebenaran.” Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
QS. Ghâfir (40) : 12
ذٰلِكُمْ بِاَنَّهٗٓ اِذَا دُعِيَ اللّٰهُ وَحْدَهٗ كَفَرْتُمْۚ وَاِنْ يُّشْرَكْ بِهٖ تُؤْمِنُوْاۗ فَالْحُكْمُ لِلّٰهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ١٢
dẓâlikum bi'annahû idẓâ du`iyallâhu waḫdahû kafartum, wa iy yusyrak bihî tu'minû, fal-ḫukmu lillâhil-`aliyyil-kabîr
(Dikatakan kepada mereka,) “Itu (terjadi) karena kamu benar-benar kufur apabila diseru untuk menyembah Allah semata. (Namun,) jika Dia dipersekutukan, kamu (langsung) percaya. Maka, keputusan (saat ini) ada pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”
QS. Asy-Syûrâ' (42) : 4
لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ٤
lahû mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardh, wa huwal-`aliyyul-`adzîm
Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dialah Zat Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
QS. Asy-Syûrâ' (42) : 51
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ٥١
wa mâ kâna libasyarin ay yukallimahullâhu illâ waḫyan au miw warâ'i ḫijâbin au yursila rasûlan fa yûḫiya bi'idẓnihî mâ yasyâ', innahû `aliyyun ḫakîm
Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana.
إرسال تعليق