Al Fattah artinya Maha Pembuka Rahmat. Selain itu, Al Fattah juga berarti Maha Pemberi Keputusan. Allah B Maha Adil dan Maha Bijaksana, sehingga pembuat hukum dan hakim terbaik yang mampu memberikan keputusan seadil-adilnya hanyalah Allah B.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[1] QS. An-Nisâ' (4) : 141
[2] QS. Al-Mâ'idah (5) : 52
[3] QS. Al-An`âm (6) : 44
[4] QS. Al-An`âm (6) : 59
[5] QS. Al-A`raf (7) : 89
[6] QS. Al-A`raf (7) : 96
[7] QS. Al-Anfâl (8) : 18
[8] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 118
[9] QS. As-Saba' (34) : 26
[10] QS. Fâthir (35) : 2
[11] QS. Al-Fath (48) : 1
[12] QS. Al-Fath (48) : 18
[13] QS. Al-Qomar (54) : 11
18.
AL-FATTÂḪ
الْفَتَّاحُ
Yang Maha Pembuka Rahmat
Allah B membuka rezeki dan rahmat untuk hamba-hambaNya. Dia memudahkan jalan-jalan yang sulit baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Al Fattah juga bermakna menghakimi dan memutuskan. Dia yang memisahkan halal dan haram serta menjelaskan yang benar dan yang salah sehingga yang benar akan menang dan yang salah akan kalah.
- An-Nisa' (4) : 141 [1]
- Al-Ma'idah (5) : 52 [2]
- Al-'An`am (6) : 44 [3]
- Al-'An`am (6) : 59 [4]
- Al-A`raf (7) : 89 [5]
- Al-A`raf (7) : 96 [6]
- Al-Anfal (8) : 18 [7]
- Asy-Syu`ara' (26) : 116-118 [8]
- Saba' (34) : 26 [9]
- Fathir (35) : 2 [10]
- Al-Fath (48) : 1 [11]
- Al-Fath (48) : 18 [12]
- Al-Qomar (54) : 11 [13]
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[1] QS. An-Nisâ' (4) : 141
QS. An-Nisâ' (4) : 141
الَّذِيْنَ يَتَرَبَّصُوْنَ بِكُمْۗ فَاِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ قَالُوْٓا اَلَمْ نَكُنْ مَّعَكُمْۖ وَاِنْ كَانَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْبٌ قَالُوْٓا اَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ فَاللّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًاࣖ١٤١
alladẓîna yatarabbashûna bikum, fa ing kâna lakum fat-ḫum minallâhi qôlû a lam nakum ma`akum wa ing kâna lil-kâfirîna nashîbung qôlû a lam nastaḫwidẓ `alaikum wa namna`kum minal-mu'minîn, fallâhu yaḫkumu bainakum yaumal-qiyâmah, wa lay yaj`alallâhu lil-kâfirîna `alal-mu'minîna sabîlâ
(Mereka itu adalah) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah, mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersamamu?” Jika orang-orang kafir mendapat bagian (dari kemenangan), mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk mengalahkan orang-orang mukmin.
QS. Al-Mâ'idah (5) : 52
فَتَرَى الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ يُّسَارِعُوْنَ فِيْهِمْ يَقُوْلُوْنَ نَخْشٰٓى اَنْ تُصِيْبَنَا دَاۤىِٕرَةٌۗ فَعَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَ بِالْفَتْحِ اَوْ اَمْرٍ مِّنْ عِنْدِهٖ فَيُصْبِحُوْا عَلٰى مَآ اَسَرُّوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ نٰدِمِيْنَۗ٥٢
fa taralladẓîna fî qulûbihim maradhuy yusâri`ûna fîhim yaqûlûna nakhsyâ an tushîbanâ dâ'irah, fa `asallâhu ay ya'tiya bil-fat-ḫi au amrim min `indihî fa yushbiḫû `alâ mâ asarrû fî anfusihim nâdimîn
Maka, kamu akan melihat orang-orang yang hatinya berpenyakit segera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata, “Kami takut akan tertimpa mara bahaya.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya sehingga mereka menyesali apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.
QS. Al-An`âm (6) : 44
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ٤٤
fa lammâ nasû mâ dẓukkirû bihî fataḫnâ `alaihim abwâba kulli syaî', ḫattâ idẓâ fariḫû bimâ ûtû akhodẓnâhum baghtatan fa idẓâ hum mublisûn
Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.
QS. Al-An`âm (6) : 59
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ٥٩
wa `indahû mafâtiḫul-ghoibi lâ ya`lamuhâ illâ huw, wa ya`lamu mâ fil-barri wal-baḫr, wa mâ tasquthu miw waraqotin illâ ya`lamuhâ wa lâ ḫabbatin fî dzulumâtil-ardhi wa lâ rathbiw wa lâ yâbisin illâ fî kitâbim mubîn
Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
QS. Al-A`raf (7) : 89
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجّٰىنَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ وَمَا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفٰتِحِيْنَ٨٩
qodiftarainâ `alallâhi kadẓiban in `udnâ fî millatikum ba`da idẓ najjânallâhu min-hâ, wa mâ yakûnu lanâ an na`ûda fîhâ illâ ay yasyâ'allâhu rabbunâ, wasi`a rabbunâ kulla syai'in `ilmâ, `alallâhi tawakkalnâ, rabbanaftaḫ bainanâ wa baina qouminâ bil-ḫaqqi wa anta khoirul-fâtiḫîn
Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan besar kepada Allah jika kami kembali pada agamamu setelah Allah menyelamatkan kami darinya. Tidaklah patut kami kembali padanya, kecuali jika Allah Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Wahai Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
QS. Al-A`raf (7) : 96
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ٩٦
walau anna ahlal-qurâ âmanû wattaqou lafataḫnâ `alaihim barakâtim minas-samâ'i wal-ardhi wa lâking kadẓdẓabû fa akhodẓnâhum bimâ kânû yaksibûn
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.
QS. Al-Anfâl (8) : 18
ذٰلِكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ مُوْهِنُ كَيْدِ الْكٰفِرِيْنَ١٨
dẓâlikum wa annallâha mûhinu kaidil-kâfirîn
Demikian itu (adalah kemenangan yang besar) dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang kafir.
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 118
فَافْتَحْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِيْ وَمَنْ مَّعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ١١٨
faftaḫ bainî wa bainahum fat-ḫaw wa najjinî wa mam ma`iya minal-mu'minîn
Maka, berilah keputusan antara aku dan mereka serta selamatkanlah aku dan orang-orang mukmin bersamaku.”
QS. As-Saba' (34) : 26
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّۗ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيْمُ٢٦
qul yajma`u bainanâ rabbunâ tsumma yaftaḫu bainanâ bil-ḫaqq, wa huwal-fattâḫul-`alîm
Katakanlah, “Tuhan kita (pada hari Kiamat) akan mengumpulkan kita, kemudian memutuskan (perkara) di antara kita dengan hak. Dialah Yang Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.”
QS. Fâthir (35) : 2
مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَاۚ وَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ٢
mâ yaftaḫillâhu lin-nâsi mir raḫmatin fa lâ mumsika lahâ, wa mâ yumsik fa lâ mursila lahû mim ba`dih, wa huwal-`azîzul-ḫakîm
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, tidak ada yang dapat menahannya. (Demikian pula) apa saja yang ditahan-Nya, tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
QS. Al-Fath (48) : 1
اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ١
innâ fataḫnâ laka fat-ḫam mubînâ
Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata.
QS. Al-Fath (48) : 18
لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ١٨
laqod radhiyallâhu `anil-mu'minîna idẓ yubâyi`ûnaka taḫtasy-syajarati fa `alima mâ fî qulûbihim fa anzalas-sakînata `alaihim wa atsâbahum fat-ḫang qorîbâ
Sungguh, Allah benar-benar telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Nabi Muhammad) di bawah sebuah pohon. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia menganugerahkan ketenangan kepada mereka dan memberi balasan berupa kemenangan yang dekat.
QS. Al-Qomar (54) : 11
فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ١١
fa fataḫnâ abwâbas-samâ'i bimâ'im mun-hamir
Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
إرسال تعليق