#80 ARTI ASMAUL HUSNA AT TAWWAB

At-Tawwab artinya Maha Penerima Taubat. Allah B selalu membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya, menerima taubat dengan penuh kasih sayang, dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, meskipun kesalahan telah dilakukan berulang kali. Dia adalah Dzat yang mengampuni dan menerima penyesalan hamba yang kembali kepada-Nya dengan ikhlas.
AT-TAWWÂB
80.
AT-TAWWÂB
التَّوَّابُ
Yang Maha Penerima Tobat
Allah B Maha Pemberi Taubat. Allah B selalu menerima taubat hamba-Nya dan memaafkan kesalahan mereka.
  • Al-Baqarah (2) : 37 [1]
  • Al-Baqarah (2) : 54 [2]
  • Al-Baqarah (2) : 128 [3]
  • Al-Baqarah (2) : 160 [4]
  • An-Nisa (4) : 16 [5]
  • An-Nisa (4) : 64 [6]
  • At-Taubah (9) : 104 [7]
  • At-Taubah (9) : 118 [8]
  • An-Nur (24) : 10 [9]
  • Al-Hujurat (49) : 12 [10]
  • An-Nashr (110) : 3 [11]

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL AT-TAWWAB AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Al-Baqorah (2) : 37
QS. Al-Baqorah (2) : 37
فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ٣٧
fa talaqqô âdamu mir rabbihî kalimâtin fa tâba `alaîh, innahû huwat-tawwâbur-raḫîm
Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-nya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[2] QS. Al-Baqorah (2) : 54
QS. Al-Baqorah (2) : 54
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ٥٤
wa idẓ qôla mûsâ liqoumihî yâ qoumi innakum dzolamtum anfusakum bittikhôdẓikumul-`ijla fa tûbû ilâ bâri'ikum faqtulû anfusakum, dẓâlikum khoirul lakum `inda bâri'ikum, fa tâba `alaikum, innahû huwat-tawwâbur-raḫîm
(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[3] QS. Al-Baqorah (2) : 128
QS. Al-Baqorah (2) : 128
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٢٨
rabbanâ waj`alnâ muslimaini laka wa min dẓurriyyatinâ ummatam muslimatal laka wa arinâ manâsikanâ wa tub `alainâ, innaka antat-tawwâbur-raḫîm
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[4] QS. Al-Baqorah (2) : 160
QS. Al-Baqorah (2) : 160
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْۚ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٦٠
illalladẓîna tâbû wa ashlaḫû wa bayyanû fa ulâ'ika atûbu `alaihim, wa anat-tawwâbur-raḫîm
kecuali orang-orang yang telah bertobat, mengadakan perbaikan, dan menjelaskan(-nya). Mereka itulah yang Aku terima tobatnya. Aku-lah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[5] QS. An-Nisa (4) : 16
QS. An-Nisa (4) : 16
وَالَّذٰنِ يَأْتِيٰنِهَا مِنْكُمْ فَاٰذُوْهُمَاۚ فَاِنْ تَابَا وَاَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا١٦
walladẓâni ya'tiyânihâ mingkum fa âdẓûhumâ, fa in tâbâ wa ashlaḫâ fa a`ridhû `an-humâ, innallâha kâna tawwâbar raḫîmâ
(Jika ada) dua orang di antara kamu yang melakukannya (perbuatan keji), berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya bertobat dan memperbaiki diri, biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[6] QS. An-Nisa (4) : 64
QS. An-Nisa (4) : 64
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا٦٤
wa mâ arsalnâ mir rasûlin illâ liyuthô`a bi'idẓnillâh, walau annahum idẓ dzolamû anfusahum jâ'ûka fastaghfarullâha wastaghfara lahumur-rasûlu lawajadullâha tawwâbar raḫîmâ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[7] QS. At-Taubah (9) : 104
QS. At-Taubah (9) : 104
اَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَأْخُذُ الصَّدَقٰتِ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ١٠٤
a lam ya`lamû annallâha huwa yaqbalut-taubata `an `ibâdihî wa ya'khudẓush-shodaqôti wa annallâha huwat-tawwâbur-raḫîm
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(-nya), dan bahwa Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?
[8] QS. At-Taubah (9) : 118
QS. At-Taubah (9) : 118
وَّعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِيْنَ خُلِّفُوْاۗ حَتّٰٓى اِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ اَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوْٓا اَنْ لَّا مَلْجَاَ مِنَ اللّٰهِ اِلَّآ اِلَيْهِۗ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوْبُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُࣖ١١٨
wa `alats-tsalâtsatilladẓîna khullifû, ḫattâ idẓâ dhôqot `alaihimul-ardhu bimâ raḫubat wa dhôqot `alaihim anfusuhum wa dzonnû al lâ malja'a minallâhi illâ ilaîh, tsumma tâba `alaihim liyatûbû, innallâha huwat-tawwâbur-raḫîm
Terhadap tiga orang yang ditinggalkan (dan ditangguhkan penerimaan tobatnya) hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun (terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian (setelah itu semua) Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[9] QS. An-Nur (24) : 10
QS. An-Nur (24) : 10
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ حَكِيْمٌࣖ١٠
walau lâ fadhlullâhi `alaikum wa raḫmatuhû wa annallâha tawwâbun ḫakîm
Seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan menemui kesulitan).
[10] QS. Al-Hujurat (49) : 12
QS. Al-Hujurat (49) : 12
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ١٢
yâ ayyuhalladẓîna âmanujtanibû katsîram minadz-dzonni inna ba`dhodz-dzonni itsmuw wa lâ tajassasû wa lâ yaghtab ba`dhukum ba`dhô, a yuḫibbu aḫadukum ay ya'kula laḫma akhîhi maitan fa karihtumûh, wattaqullâh, innallâha tawwâbur raḫîm
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
[11] QS. An-Nashr (110) : 3
QS. An-Nashr (110) : 3
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًاࣖ٣
fa sabbiḫ biḫamdi rabbika wastaghfir-h, innahû kâna tawwâbâ
bertasbihlah dengan memuji Tuhan-mu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat.

Post a Comment

Previous Post Next Post