RAḪMÂN dan RAḪÎM sejatinya berasal dari kata yang sama, yaitu rahmah (kasih sayang). AR-RAḪMÂN jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Maha Pengasih.
AR-RAḪMÂN berarti Dia yang memiliki kasih sayang yang sangat luas tanpa batas. Maha Kasih tanpa pilih kasih. Meliputi seluruh hamba-Nya baik yang bertakwa, berdosa, berdusta, tidak menganggap-Nya ada, dan bahkan mereka yang menyekutukan-Nya tetap akan mendapatkan kasih sayang-Nya baik di dunia maupun di akhirat.
AR-RAḪMÂN merupakan nama yang dinisbatkan secara khusus kepada Allah B saja, karena hanya Allah B saja yang mampu memiliki sifat tersebut.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
AR-RAḪMÂN berarti Dia yang memiliki kasih sayang yang sangat luas tanpa batas. Maha Kasih tanpa pilih kasih. Meliputi seluruh hamba-Nya baik yang bertakwa, berdosa, berdusta, tidak menganggap-Nya ada, dan bahkan mereka yang menyekutukan-Nya tetap akan mendapatkan kasih sayang-Nya baik di dunia maupun di akhirat.
AR-RAḪMÂN merupakan nama yang dinisbatkan secara khusus kepada Allah B saja, karena hanya Allah B saja yang mampu memiliki sifat tersebut.
1.
AR-RAḪMÂN
الرَّحْمـٰنُ
Yang Maha Pengasih
Allah B memiliki kasih sayang yang sangat luas tanpa batas. Maha Kasih tanpa pilih kasih. Meliputi seluruh hamba-Nya baik yang bertakwa, berdosa, berdusta, tidak menganggap-Nya ada, dan bahkan mereka yang menyekutukan-Nya tetap akan mendapatkan kasih sayang-Nya baik di dunia maupun di akhirat.
- Al-Fatihah (1) : 1 [1]
- Al-Fatihah (1) : 3 [2]
- Al-Baqarah (2) : 163 [3]
- Ar-Ra`d (13) : 30 [4]
- Al-Isra' (17) : 110 [5]
- Maryam (19) : 18 [6]
- Maryam (19) : 26 [7]
- Maryam (19) : 44 [8]
- Maryam (19) : 45 [9]
- Maryam (19) : 58 [10]
- Maryam (19) : 61 [11]
- Maryam (19) : 69 [12]
- Maryam (19) : 75 [13]
- Maryam (19) : 78 [14]
- Maryam (19) : 85 [15]
- Maryam (19) : 87 [16]
- Maryam (19) : 88 [17]
- Maryam (19) : 91 [18]
- Maryam (19) : 92 [19]
- Maryam (19) : 93 [20]
- Maryam (19) : 96 [21]
- Thaha (20) : 5 [22]
- Thaha (20) : 90 [23]
- Thaha (20) : 108 [24]
- Thaha (20) : 109 [25]
- Al-Anbiya' (21) : 26 [26]
- Al-Anbiya' (21) : 36 [27]
- Al-Anbiya' (21) : 42 [28]
- Al-Anbiya' (21) : 112 [29]
- Al-Furqan (25) : 26 [30]
- Al-Furqan (25) : 59 [31]
- Al-Furqan (25) : 60 [32]
- Al-Furqan (25) : 63 [33]
- Asy-Syu`ara' (26) : 5 [34]
- An-Naml (27) : 30 [35]
- Ya-Sin (36) : 11 [36]
- Ya-Sin (36) : 15 [37]
- Ya-Sin (36) : 23 [38]
- Ya-Sin (36) : 52 [39]
- Fushshilat (41) : 2 [40]
- Az-Zukhruf (43) : 17 [41]
- Az-Zukhruf (43) : 19 [42]
- Az-Zukhruf (43) : 20 [43]
- Az-Zukhruf (43) : 33 [44]
- Az-Zukhruf (43) : 36 [45]
- Az-Zukhruf (43) : 45 [46]
- Az-Zukhruf (43) : 81 [47]
- Qaf (50) : 33 [48]
- Ar-Rahman (55) : 1 [49]
- Al-Hasyr (59) : 22 [50]
- Al-Mulk (67) : 3 [51]
- Al-Mulk (67) : 19 [52]
- Al-Mulk (67) : 20 [53]
- Al-Mulk (67) : 29 [54]
- An-Naba' (78) : 37 [55]
- An-Naba' (78) : 38 [56]
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
DALIL AR-RAHMAN AYAT AL-QUR'AN
[1] QS. Al-Fâtiḫah (1) : 1
[2] QS. Al-Fâtiḫah (1) : 3
[3] QS. Al-Baqarah (2) : 163
[4] QS. Ar-Ra`d (13) : 30
[5] QS. Al-Isrâ' (17) : 110
[6] QS. Maryam (19) : 18
[7] QS. Maryam (19) : 26
[8] QS. Maryam (19) : 44
[9] QS. Maryam (19) : 45
[10] QS. Maryam (19) : 58
[11] QS. Maryam (19) : 61
[12] QS. Maryam (19) : 69
[13] QS. Maryam (19) : 75
[14] QS. Maryam (19) : 78
[15] QS. Maryam (19) : 85
[16] QS. Maryam (19) : 87
[17] QS. Maryam (19) : 88
[18] QS. Maryam (19) : 91
[19] QS. Maryam (19) : 92
[20] QS. Maryam (19) : 93
[21] QS. Maryam (19) : 96
[22] QS. Thâha (20) : 5
[23] QS. Thâha (20) : 90
[24] QS. Thâha (20) : 108
[25] QS. Thâha (20) : 109
[26] QS. Al-Anbiya' (21) : 26
[27] QS. Al-Anbiya' (21) : 36
[28] QS. Al-Anbiya' (21) : 42
[29] QS. Al-Anbiya' (21) : 112
[30] QS. Al-Furqôn (25) : 26
[31] QS. Al-Furqôn (25) : 59
[32] QS. Al-Furqôn (25) : 60
[33] QS. Al-Furqôn (25) : 63
[34] QS. Asy-Syu`arâ' (26) : 5
[35] QS. An-Naml (27) : 30
[36] QS. Yâsîn (36) : 11
[37] QS. Yâsîn (36) : 15
[38] QS. Yâsîn (36) : 23
[39] QS. Yâsîn (36) : 52
[40] QS. Fushshilat (41) : 2
[41] QS. Az-Zukhruf (43) : 17
[42] QS. Az-Zukhruf (43) : 19
[43] QS. Az-Zukhruf (43) : 20
[44] QS. Az-Zukhruf (43) : 33
[45] QS. Az-Zukhruf (43) : 36
[46] QS. Az-Zukhruf (43) : 45
[47] QS. Az-Zukhruf (43) : 81
[48] QS. Qâf (50) : 33
[49] QS. Ar-Rahmân (55) : 1
[50] QS. Al-Hasyr (59) : 22
[51] QS. Al-Mulk (67) : 3
[52] QS. Al-Mulk (67) : 19
[53] QS. Al-Mulk (67) : 20
[54] QS. Al-Mulk (67) : 29
[55] QS. An-Nabâ' (78) : 37
[56] QS. An-Nabâ' (78) : 38
QS. Al-Fâtiḫah (1) : 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ١
bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Al-Fâtiḫah (1) : 3
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٣
ar-raḫmânir-raḫîm
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Al-Baqarah (2) : 163
وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُࣖ١٦٣
wa ilâhukum ilâhuw wâḫid, lâ ilâha illâ huwar-raḫmânur-raḫîm
Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Ar-Ra`d (13) : 30
كَذٰلِكَ اَرْسَلْنٰكَ فِيْٓ اُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَآ اُمَمٌ لِّتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُوْنَ بِالرَّحْمٰنِۗ قُلْ هُوَ رَبِّيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ مَتَابِ٣٠
kadẓâlika arsalnâka fî ummating qod kholat ming qoblihâ umamul litatluwâ `alaihimulladẓî auḫainâ ilaika wa hum yakfurûna bir-raḫmân, qul huwa rabbî lâ ilâha illâ huw, `alaihi tawakkaltu wa ilaihi matâb
Seperti (pengutusan para rasul sebelummu) itulah, Kami (juga) mengutusmu (Nabi Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur’an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.”
QS. Al-Isrâ' (17) : 110
قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا١١٠
qulid`ullâha awid`ur-raḫmân, ayyam mâ tad`û fa lahul-asmâ'ul-ḫusnâ, wa lâ taj-har bisholâtika wa lâ tukhôfit bihâ wabtaghi baina dẓâlika sabîlâ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Raḥmān! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!”
QS. Maryam (19) : 18
قَالَتْ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ اِنْ كُنْتَ تَقِيًّا١٨
qôlat innî a`ûdẓu bir-raḫmâni mingka ing kunta taqiyyâ
Dia (Maryam) berkata (kepadanya), “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih darimu (untuk berbuat jahat kepadaku) jika kamu seorang yang bertakwa.”
QS. Maryam (19) : 26
فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًاۚ فَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّاۚ٢٦
fa kulî wasyrabî wa qorrî `ainâ, fa immâ tarayinna minal-basyari aḫadan fa qûlî innî nadzartu lir-raḫmâni shouman fa lan ukallimal-yauma insiyyâ
Makan, minum, dan bersukacitalah engkau. Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.’”
QS. Maryam (19) : 44
يٰٓاَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطٰنَۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا٤٤
yâ abati lâ ta`budisy-syaithân, innasy-syaithôna kâna lir-raḫmâni `ashiyyâ
Wahai Bapakku, janganlah menyembah setan! Sesungguhnya setan itu sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
QS. Maryam (19) : 45
يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ وَلِيًّا٤٥
yâ abati innî akhôfu ay yamassaka `adẓâbum minar-raḫmâni fa takûna lisy-syaithôni waliyyâ
Wahai Bapakku, sesungguhnya aku takut azab dari (Tuhan) Yang Maha Pemurah menimpamu sehingga engkau menjadi teman setan.”
QS. Maryam (19) : 58
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ مِنْ ذُرِّيَّةِ اٰدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۖ وَّمِنْ ذُرِّيَّةِ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْرَاۤءِيْلَۖ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَاۗ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا ۩٥٨
ulâ'ikalladẓîna an`amallâhu `alaihim minan-nabiyyîna min dẓurriyyati âdama wa mim man ḫamalnâ ma`a nûḫiw wa min dẓurriyyati ibrâhîma wa isrâ'îla wa mim man hadainâ wajtabainâ, idẓâ tutlâ `alaihim âyâtur-raḫmâni khorrû sujjadaw wa bukiyyâ
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yakni para nabi keturunan Adam, orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, keturunan Ibrahim dan Israil (Ya‘qub), serta orang yang telah Kami beri petunjuk dan Kami pilih. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih, mereka tunduk, sujud, dan menangis.
QS. Maryam (19) : 61
جَنّٰتِ عَدْنِ ࣙالَّتِيْ وَعَدَ الرَّحْمٰنُ عِبَادَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّهٗ كَانَ وَعْدُهٗ مَأْتِيًّا٦١
jannâti `adninillatî wa`adar-raḫmânu `ibâdahû bil-ghaîb, innahû kâna wa`duhû ma'tiyyâ
(Yaitu,) surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh (Allah) Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) gaib. Sesungguhnya janji-Nya pasti ditepati.
QS. Maryam (19) : 69
ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيْعَةٍ اَيُّهُمْ اَشَدُّ عَلَى الرَّحْمٰنِ عِتِيًّاۚ٦٩
tsumma lananzi`anna ming kulli syî`atin ayyuhum asyaddu `alar-raḫmâni `itiyyâ
(Yaitu,) surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh (Allah) Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) gaib. Sesungguhnya janji-Nya pasti ditepati.
QS. Maryam (19) : 75
قُلْ مَنْ كَانَ فِى الضَّلٰلَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمٰنُ مَدًّا ەۚ حَتّٰىٓ اِذَا رَاَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ اِمَّا الْعَذَابَ وَاِمَّا السَّاعَةَۗ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضْعَفُ جُنْدًا٧٥
qul mang kâna fidh-dholâlati falyamdud lahur-raḫmânu maddâ, ḫattâ idẓâ ra'au mâ yû`adûna immal-`adẓâba wa immas-sâ`ah, fa saya`lamûna man huwa syarrum makânaw wa adh`afu jundâ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang berada dalam kesesatan, biarlah Tuhan Yang Maha Pengasih memperpanjang waktu baginya. Hingga apabila telah melihat apa yang diancamkan kepada mereka, baik azab maupun Kiamat, mereka akan mengetahui siapa yang lebih buruk kedudukannya dan lebih lemah bala tentaranya.”
QS. Maryam (19) : 78
اَطَّلَعَ الْغَيْبَ اَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًاۙ٧٨
aththala`al-ghoiba amittakhodẓa `indar-raḫmâni `ahdâ
Apakah dia melihat yang gaib ataukah telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih?
QS. Maryam (19) : 85
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِيْنَ اِلَى الرَّحْمٰنِ وَفْدًا٨٥
yauma naḫsyurul-muttaqîna ilar-raḫmâni wafdâ
(Ingatlah) suatu hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa (menghadap) kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai rombongan yang terhormat
QS. Maryam (19) : 87
لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًاۘ٨٧
lâ yamlikûnasy-syafâ`ata illâ manittakhodza `indar-raḫmâni `ahdâ
Mereka tidak punya (hak mendapat atau memberi) syafaat (pertolongan), kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih.
QS. Maryam (19) : 88
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًاۗ٨٨
wa qôluttakhodẓar-raḫmânu waladâ
Mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih telah mengangkat anak.”
QS. Maryam (19) : 91
اَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَدًاۚ٩١
an da`au lir-raḫmâni waladâ
(Hal itu terjadi) karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.
QS. Maryam (19) : 92
وَمَا يَنْۢبَغِيْ لِلرَّحْمٰنِ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًاۗ٩٢
wa mâ yambaghî lir-raḫmâni ay yattakhidẓa waladâ
Tidak sepantasnya (Allah) Yang Maha Pengasih mengangkat anak.
QS. Maryam (19) : 93
اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًاۗ٩٣
ing kullu man fis-samâwâti wal-ardli illâ âtir-raḫmâni `abdâ
Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba.
QS. Maryam (19) : 96
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا٩٦
innalladẓîna âmanû wa `amilush-shôliḫâti sayaj`alu lahumur-raḫmânu wuddâ
Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba.
QS. Thâha (20) : 5
اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى٥
ar-raḫmânu `alal-`arsyistawâ
(Dialah Allah) Yang Maha Pengasih (dan) berkuasa atas `Arasy.
QS. Thâha (20) : 90
وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ٩٠
wa laqod qôla lahum hârûnu ming qoblu yâ qoumi innamâ futintum bih, wa inna rabbakumur-raḫmânu fattabi`ûnî wa athî`û amrî
Sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengannya (patung anak sapi) dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih. Maka, ikutilah aku dan taatilah perintahku.”
QS. Thâha (20) : 108
يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗۚ وَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا١٠٨
yauma'idẓiy yattabi`ûnad-dâ`iya lâ `iwaja lah, wa khosya`atil-ashwâtu lir-raḫmâni fa lâ tasma`u illâ hamsâ
Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (Israfil) tanpa berbelok-belok. Semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik.
QS. Thâha (20) : 109
يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا١٠٩
yauma'idẓil lâ tanfa`usy-syafâ`atu illâ man adẓina lahur-raḫmânu wa radhiya lahû qoulâ
Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Yang Maha Pengasih dan yang diridai perkataannya.
QS. Al-Anbiya' (21) : 26
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗۗ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَۙ٢٦
wa qôluttakhodẓar-raḫmânu waladan sub-ḫânah, bal `ibâdum mukramûn
Mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebaliknya, mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
QS. Al-Anbiya' (21) : 36
وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ يَذْكُرُ اٰلِهَتَكُمْۚ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمٰنِ هُمْ كٰفِرُوْنَ٣٦
wa idẓâ ra'âkalladẓîna kafarû iy yattakhidzûnaka illâ huzuwâ, a hâdẓalladzî yadẓkuru âlihatakum, wa hum bidẓikrir-raḫmâni hum kâfirûn
Apabila orang-orang yang kufur itu melihat engkau (Nabi Muhammad), mereka hanya menjadikan engkau bahan ejekan. (Mereka mengatakan,) “Inikah orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal, mereka orang yang ingkar mengingat (Allah) Yang Maha Pengasih.
QS. Al-Anbiya' (21) : 42
قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ٤٢
qul may yakla'ukum bil-laili wan-nahâri minar-raḫmân, bal hum `an dẓikri rabbihim mu`ridhûn
Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari (siksaan) Allah Yang Maha Pengasih?” Bahkan, mereka berpaling dari mengingat Tuhan mereka.
QS. Al-Anbiya' (21) : 112
قٰلَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَࣖ١١٢
qôla rabbiḫkum bil-ḫaqq, wa rabbunar-raḫmânul-musta`ânu `alâ mâ tashifûn
Dia (Nabi Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (dan) yang dimintai segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.”
QS. Al-Furqôn (25) : 26
اَلْمُلْكُ يَوْمَىِٕذِ ࣙالْحَقُّ لِلرَّحْمٰنِۗ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكٰفِرِيْنَ عَسِيْرًا٢٦
al-mulku yauma'idẓinil-ḫaqqu lir-raḫmân, wa kâna yauman `alal-kâfirîna `asîrâ
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Yang Maha Pengasih. Itu adalah hari yang sangat sulit bagi orang-orang kafir.
QS. Al-Furqôn (25) : 59
اَلَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۚ اَلرَّحْمٰنُ فَسْـَٔلْ بِهٖ خَبِيْرًا٥٩
alladẓî kholaqas-samâwâti wal-ardho wa mâ bainahumâ fî sittati ayyâmin tsummastawâ `alal-`arsy, ar-raḫmânu fas'al bihî khobîrâ
(Allah) yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Kemudian, Dia berkuasa atas `Arasy. (Dialah) Yang Maha Pengasih. Tanyakanlah (wahai Nabi Muhammad) tentang Dia (Allah) kepada Yang Maha Mengetahui (Allah).
QS. Al-Furqôn (25) : 60
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اسْجُدُوْا لِلرَّحْمٰنِ قَالُوْا وَمَا الرَّحْمٰنُ اَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُوْرًا ۩ࣖ٦٠
wa idẓâ qîla lahumusjudû lir-raḫmâni qôlû wa mar-raḫmânu a nasjudu limâ ta'murunâ wa zâdahum nufûrâ
Apabila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kepada Yang Maha Pengasih.” Mereka menjawab, “Siapakah Yang Maha Pengasih itu? Apakah kami bersujud kepada (Allah) yang engkau (Nabi Muhammad) perintahkan kepada kami?” (Perintah) itu menambah mereka makin lari (dari kebenaran).
QS. Al-Furqôn (25) : 63
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا٦٣
wa `ibâdur-raḫmânilladẓîna yamsyûna `alal-ardhi haunaw wa idẓâ khôthobahumul-jâhilûna qôlû salâmâ
Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”
QS. Asy-Syu`arâ' (26) : 5
وَمَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنَ الرَّحْمٰنِ مُحْدَثٍ اِلَّا كَانُوْا عَنْهُ مُعْرِضِيْنَ٥
wa mâ ya'tîhim min dẓikrim minar-raḫmâni muḫdatsin illâ kânû `an-hu mu`ridhîn
Tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru (ayat Al-Qur’an) dari Tuhan Yang Maha Pengasih, kecuali mereka selalu berpaling darinya.
QS. An-Naml (27) : 30
اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٣٠
innahû min sulaimâna wa innahû bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya (berbunyi,) “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Yâ-Sîn (36) : 11
اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ١١
innamâ tundẓiru manittaba`adẓ-dẓikra wa khosyiyar-raḫmâna bil-ghoîb, fa basysyir-hu bimaghfiratiw wa ajring karîm
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanya (bisa) memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
QS. Yâ-Sîn (36) : 15
قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ١٥
qôlû mâ antum illâ basyarum mitslunâ wa mâ anzalar-raḫmânu min syai'in in antum illâ takdẓibûn
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.”
QS. Yâ-Sîn (36) : 23
ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ٢٣
a attakhidẓu min dûnihî âlihatan iy yuridnir-raḫmânu bidlurril lâ tughni `annî syafâ`atuhum syai'aw wa lâ yungqidẓûn
Mengapa aku (harus) mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
QS. Yâ-Sîn (36) : 52
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَاۜ هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ٥٢
qôlû yâ wailanâ mam ba`atsanâ mim marqodinâ hâdẓâ mâ wa`adar-raḫmânu wa shodaqol-mursalûn
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”
QS. Fushshilat (41) : 2
تَنْزِيْلٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۚ٢
tanzîlum minar-raḫmânir-raḫîm
(Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Az-Zukhruf (43) : 17
وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ١٧
wa idẓâ busysyira aḫaduhum bimâ dhoraba lir-raḫmâni matsalan dzolla waj-huhû muswaddaw wa huwa kadhîm
Apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira tentang sesuatu (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya merah padam karena menahan sedih (dan marah).
QS. Az-Zukhruf (43) : 19
وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًاۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْۗ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُوْنَ١٩
wa ja`alul-malâ'ikatalladẓîna hum `ibâdur-raḫmâni inâtsâ, a syahidû kholqohum, satuktabu syahâdatuhum wa yus'alûn
Mereka menganggap para malaikat, hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu, berjenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaannya? Kelak kesaksian (yang mereka karang sendiri itu) akan dituliskan dan akan dimintakan pertanggungjawaban.
QS. Az-Zukhruf (43) : 20
وَقَالُوْا لَوْ شَاۤءَ الرَّحْمٰنُ مَا عَبَدْنٰهُمْۗ مَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ اِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَۗ٢٠
wa qôlû lau syâ'ar-raḫmânu mâ `abadnâhum, mâ lahum bidẓâlika min `ilmin in hum illâ yakhrushûn
Mereka berkata, “Sekiranya (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).” Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang itu. Mereka hanyalah menduga-duga belaka.
QS. Az-Zukhruf (43) : 33
وَلَوْلَآ اَنْ يَّكُوْنَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَنْ يَّكْفُرُ بِالرَّحْمٰنِ لِبُيُوْتِهِمْ سُقُفًا مِّنْ فِضَّةٍ وَّمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُوْنَۙ٣٣
walau lâ ay yakûnan-nâsu ummataw wâḫidatal laja`alnâ limay yakfuru bir-raḫmâni libuyûtihim suqufam min fidhdhotiw wa ma`ârija `alaihâ yadh-harûn
Seandainya bukan karena (Kami tidak menghendaki) manusia menjadi satu umat (yang kufur), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang ingkar kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dan tangga-tangga yang mereka naiki dari perak.
QS. Az-Zukhruf (43) : 36
وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ٣٦
wa may ya`syu `an dẓikrir-raḫmâni nuqayyidh lahû syaithônan fa huwa lahû qorîn
Siapa yang berpaling dari pengajaran (Allah) Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya). Maka, ia (setan) selalu menemaninya.
QS. Az-Zukhruf (43) : 45
وَسْـَٔلْ مَنْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُّسُلِنَآۖ اَجَعَلْنَا مِنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ اٰلِهَةً يُّعْبَدُوْنَࣖ٤٥
was'al man arsalnâ ming qoblika mir rusulinâ a ja`alnâ min dûnir-raḫmâni âlihatay yu`badûn
Tanyakanlah (Nabi Muhammad) kepada (pengikut) rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menjadikan selain (Allah) yang Maha Pengasih sebagai tuhan-tuhan yang disembah?”
QS. Az-Zukhruf (43) : 81
قُلْ اِنْ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ وَلَدٌۖ فَاَنَا۠ اَوَّلُ الْعٰبِدِيْنَ٨١
qul ing kâna lir-raḫmâni waladun fa ana awwalul-`âbidîn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, akulah orang pertama yang menyembah (anak itu).
QS. Qâf (50) : 33
مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙ٣٣
man khosyiyar-raḫmâna bil-ghoibi wa jâ'a biqolbim munîb
(Dialah) orang yang takut kepada Zat Yang Maha Pengasih (sekalipun) dia tidak melihat-Nya dan dia datang (menghadap Allah) dengan hati yang bertobat.
QS. Ar-Rahmân (55) : 1
اَلرَّحْمٰنُۙ١
ar-raḫmân
(Allah) Yang Maha Pengasih.
QS. Al-Hasyr (59) : 22
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ٢٢
huwallâhulladẓî lâ ilâha illâ huw, `âlimul-ghoibi wasy-syahâdah, huwar-raḫmânur-raḫîm
Dialah Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia. (Dialah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
QS. Al-Mulk (67) : 3
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ٣
alladẓî kholaqo sab`a samâwâtin thibâqô, mâ tarâ fî kholqir-raḫmâni min tafâwut, farji`il-bashora hal tarâ min futhûr
(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?
QS. Al-Mulk (67) : 19
اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ ۢ بَصِيْرٌ١٩
a wa lam yarau ilath-thoiri fauqohum shôffâtiw wa yaqbidhn, mâ yumsikuhunna illar-raḫmân, innahû bikulli syai'im bashîr
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
QS. Al-Mulk (67) : 19
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِۗ اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍۚ٢٠
am man hâdẓalladẓî huwa jundul lakum yanshurukum min dûnir-raḫmân, inil-kâfirûna illâ fî ghurûr
Atau, siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat menolongmu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
QS. Al-Mulk (67) : 29
قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ٢٩
qul huwar-raḫmânu âmannâ bihî wa `alaihi tawakkalnâ, fa sata`lamûna man huwa fî dholâlim mubîn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
QS. An-Nabâ' (78) : 37
رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ٣٧
rabbis-samâwâti wal-ardhi wa mâ bainahumar-raḫmâni lâ yamlikûna min-hu khithôbâ
(yaitu) Tuhan (pemelihara) langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Pengasih. Mereka tidak memiliki (hak) berbicara dengan-Nya.
QS. An-Nabâ' (78) : 38
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا٣٨
yauma yaqûmur-rûḫu wal-malâ'ikatu shoffal lâ yatakallamûna illâ man adẓina lahur-raḫmânu wa qôla showâbâ
Pada hari ketika Rūḥ dan malaikat berdiri bersaf-saf. Mereka tidak berbicara, kecuali yang diizinkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia mengatakan yang benar.
Post a Comment