Al-Muakhkhir artinya Yang Maha Menunda atau Yang Maha Mengakhirkan. Allah B berkuasa untuk menunda atau menangguhkan sesuatu sesuai hikmah-Nya. Hal ini bisa merujuk pada penundaan hukuman, jawaban atas doa, atau pelaksanaan suatu kehendak-Nya, yang semuanya didasarkan pada kebijaksanaan-Nya yang sempurna.
Semoga kita semua selalu istiqomah untuk bersabar, tawakkal, dan yakin bahwa segala sesuatu terjadi pada waktu yang terbaik menurut kehendak Allah B.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[2] QS. Hud (11) : 8
[3] QS. Hud (11) : 104
[4] QS. Ibrahim (14) : 10
[5] QS. Ibrahim (14) : 42
[6] QS. Ibrahim (14) : 44
[7] QS. An-Nahl (16) : 61
[8] QS. Al-Isra' (17) : 62
[9] QS. Fathir (35) : 45
[10] QS. Al-Munafiqun (63) : 10
[11] QS. Al-Munafiqun (63) : 11
[12] QS. Nuh (71) : 4
72.
AL-MUAKHKHIR
الْمُؤَخِّرُ
Yang Maha Mengakhirkan
Allah mengakhirkan siapa pun yang Dia kehendaki. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya. Termasuk mengakhirkan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.
Semoga kita semua selalu istiqomah untuk bersabar, tawakkal, dan yakin bahwa segala sesuatu terjadi pada waktu yang terbaik menurut kehendak Allah B.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
DALIL AL-MUAKHKHIR AYAT AL-QUR'AN
[1] QS. An-Nisa (4) : 77QS. An-Nisa (4) : 77
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ قِيْلَ لَهُمْ كُفُّوْٓا اَيْدِيَكُمْ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّٰهِ اَوْ اَشَدَّ خَشْيَةًۚ وَقَالُوْا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَۚ لَوْلَآ اَخَّرْتَنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيْلٌۚ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقٰىۗ وَلَا تُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا٧٧
a lam tara ilalladẓîna qîla lahum kuffû aidiyakum wa aqîmush-sholâta wa âtuz-zakâh, fa lammâ kutiba `alaihimul-qitâlu idẓâ farîqum min-hum yakhsyaunan-nâsa kakhosy-yatillâhi au asyadda khosy-yah, wa qôlû rabbanâ lima katabta `alainal-qitâl, lau lâ akhkhortanâ ilâ ajaling qorîb, qul matâ`ud-dun-yâ qolîl, wal-âkhiratu khoirul limanittaqô, wa lâ tudzlamûna fatîlâ
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), tegakkanlah salat, dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba segolongan mereka (munafik) takut kepada manusia (musuh) seperti ketakutan mereka kepada Allah, bahkan lebih takut daripada itu. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanyalah sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun.”
QS. Hud (11) : 8
وَلَىِٕنْ اَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِلٰٓى اُمَّةٍ مَّعْدُوْدَةٍ لَّيَقُوْلُنَّ مَا يَحْبِسُهٗۗ اَلَا يَوْمَ يَأْتِيْهِمْ لَيْسَ مَصْرُوْفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَࣖ٨
wa la'in akhkhornâ `an-humul-`adẓâba ilâ ummatim ma`dûdatil layaqûlunna mâ yaḫbisuh, alâ yauma ya'tîhim laisa mashrûfan `an-hum wa ḫâqo bihim mâ kânû bihî yastahzi'ûn
Sungguh, jika Kami tangguhkan azab dari mereka sampai waktu tertentu, niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang mengholanginya?” Ketahuilah, ketika datang kepada mereka, azab itu tidaklah dapat dipalingkan dari mereka. Mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya.
QS. Hud (11) : 104
وَمَا نُؤَخِّرُهٗٓ اِلَّا لِاَجَلٍ مَّعْدُوْدٍۗ١٠٤
wa mâ nu'akhkhiruhû illâ li'ajalim ma`dûd
Kami tidak akan menundanya, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan.
QS. Ibrahim (14) : 10
قَالَتْ رُسُلُهُمْ اَفِى اللّٰهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَدْعُوْكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ قَالُوْٓا اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۗ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَصُدُّوْنَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا فَأْتُوْنَا بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ١٠
qôlat rusuluhum a fillâhi syakkun fâthiris-samâwâti wal-ardh, yad`ûkum liyaghfira lakum min dẓunûbikum wa yu'akhkhirakum ilâ ajalim musammâ, qôlû in antum illâ basyarum mitslunâ, turîdûna an tashuddûnâ `ammâ kâna ya`budu âbâ'unâ fa'tûnâ bisulthônim mubîn
Rasul-rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu (untuk beriman) agar Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)-mu sampai waktu yang ditentukan.” Mereka menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu ingin mengholangi kami dari (menyembah) apa yang sejak dahulu selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.”
QS. Ibrahim (14) : 42
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ٤٢
wa lâ taḫsabannallâha ghôfilan `ammâ ya`maludz-dzôlimûn, innamâ yu'akhkhiruhum liyaumin tasykhoshu fîhil-abshôr
Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak.
QS. Ibrahim (14) : 44
وَاَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَابُۙ فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَآ اَخِّرْنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَۗ اَوَلَمْ تَكُوْنُوْٓا اَقْسَمْتُمْ مِّنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِّنْ زَوَالٍۙ٤٤
wa andẓirin-nâsa yauma ya'tîhimul-`adẓâbu fa yaqûlulladẓîna dzolamû rabbanâ akhkhirnâ ilâ ajaling qorîbin nujib da`wataka wa nattabi`ir-rusul, a wa lam takûnû aqsamtum ming qoblu mâ lakum min zawâl
Berikanlah (Nabi Muhammad) peringatan kepada manusia tentang hari (ketika) azab datang kepada mereka. Maka, (ketika itu) orang-orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, tangguhkanlah (azab) kami (dan kembalikanlah kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan,) “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan beralih (dari kehidupan dunia ke akhirat)?
QS. An-Nahl (16) : 61
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ٦١
walau yu'âkhidẓullâhun-nâsa bidzulmihim mâ taraka `alaihâ min dâbbatiw wa lâkiy yu'akhkhiruhum ilâ ajalim musammâ, fa idẓâ jâ'a ajaluhum lâ yasta'khirûna sâ`ataw wa lâ yastaqdimûn
Seandainya Allah menghukum manusia karena kezaliman mereka, niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya (bumi), tetapi Dia menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka, apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat pun.
QS. Al-Isra' (17) : 62
قَالَ اَرَاَيْتَكَ هٰذَا الَّذِيْ كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَىِٕنْ اَخَّرْتَنِ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَاَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلًا٦٢
qôla a ra'aitaka hâdẓalladẓî karramta `alayya la'in akhkhortani ilâ yaumil-qiyâmati la'aḫtanikanna dẓurriyyatahû illâ qolîlâ
Ia (Iblis) berkata, “Terangkanlah kepadaku tentang orang ini yang lebih Engkau muliakan daripada aku. Sungguh, jika Engkau memberi tenggang waktu kepadaku sampai hari Kiamat, niscaya aku benar-benar akan menyesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.”
QS. Fathir (35) : 45
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوْا مَا تَرَكَ عَلٰى ظَهْرِهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِعِبَادِهٖ بَصِيْرًاࣖ٤٥
walau yu'âkhidẓullâhun-nâsa bimâ kasabû mâ taraka `alâ dzohrihâ min dâbbatiw wa lâkiy yu'akhkhiruhum ilâ ajalim musammâ, fa idẓâ jâ'a ajaluhum fa innallâha kâna bi`ibâdihî bashîrâ
Sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu makhluk pun yang bergerak dan bernyawa di bumi ini. Akan tetapi, Dia menangguhkan (hukuman)-nya sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka, apabila datang ajal (waktu ditimpakannya hukuman atas) mereka, sesungguhnya Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.
QS. Al-Munafiqun (63) : 10
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ١٠
wa anfiqû mimmâ razaqnâkum ming qobli ay ya'tiya aḫadakumul-mautu fa yaqûla rabbi lau lâ akhkhortanî ilâ ajaling qorîbin fa ashshoddaqo wa akum minash-shôliḫîn
Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata (sambil menyesal), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”
QS. Al-Munafiqun (63) : 11
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَࣖ١١
wa lay yu'akhkhirallâhu nafsan idẓâ jâ'a ajaluhâ, wallâhu khobîrum bimâ ta`malûn
Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
QS. Nuh (71) : 4
يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَاۤءَ لَا يُؤَخَّرُۘ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ٤
yaghfir lakum min dẓunûbikum wa yu'akhkhirkum ilâ ajalim musammâ, inna ajalallâhi idẓâ jâ'a lâ yu'akhkhor, lau kuntum ta`lamûn
niscaya Dia akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkanmu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah itu, apabila telah datang, tidak dapat ditunda. Seandainya kamu mengetahui(-nya).”
إرسال تعليق