#49 ARTI ASMAUL HUSNA AL BA`ITS

Al Ba'its artinya Yang Maha Membangkitkan. Allah B menciptakan Nabi Adam D dari tanah, begitu pula manusia yang telah mati dan kembali menjadi tanah, akan Allah B bangkitkan di Hari Kiamat untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya.
AL-BÂ`ITS
49.
AL-BÂ`ITS
الْبَاعِثُ
Yang Maha Membangkitkan
Allah membangkitkan manusia setelah mereka mati untuk dihisab dan diberi balasan di akhirat
  • Al-Baqarah (2) : 56 [1]
  • Al-Baqarah (2) : 129 [2]
  • Al-Baqarah (2) : 213 [3]
  • Al-Baqarah (2) : 246 [4]
  • Al-Baqarah (2) : 247 [5]
  • Al-Baqarah (2) : 259 [6]
  • Ali-Imran (3) : 164 [7]
  • An-Nisa' (4) : 35 [8]
  • Al-Maidah (5) : 12 [9]
  • Al-Maidah (5) : 31 [10]
  • Al-An`am (6) : 36 [11]
  • Al-An`am (6) : 60 [12]
  • Al-An`am (6) : 65 [13]
  • Al-A`raf (7) : 14 [14]
  • Al-A`raf (7) : 103 [15]
  • Al-A`raf (7) : 167 [16]
  • Yunus (10) : 74 [17]
  • Yunus (10) : 75 [18]
  • Al-Hijr (15) : 36 [19]
  • An-Nahl (16) : 21 [20]
  • An-Nahl (16) : 36 [21]
  • An-Nahl (16) : 38 [22]
  • An-Nahl (16) : 84 [23]
  • An-Nahl (16) : 89 [24]
  • Al-Isra' (17) : 5 [25]
  • Al-Isra' (17) : 15 [26]
  • Al-Isra' (17) : 79 [27]
  • Al-Isra' (17) : 94 [28]
  • Al Kahfi (18) : 12 [29]
  • Al Kahfi (18) : 19 [30]
  • Maryam (19) : 15 [31]
  • Maryam (19) : 33 [32]
  • Al-Hajj (22) : 7 [33]
  • Al-Mu'minun (23) : 16 [34]
  • Al-Mu'minun (23) : 100 [35]
  • Al-Furqan (25) : 41 [36]
  • Al-Furqan (25) : 51 [37]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 36 [38]
  • Asy-Syu`ara' (26) : 87 [39]
  • An-Naml (27) : 65 [40]
  • Al-Qashash (28) : 59 [41]
  • Ya-Sin (36) : 52 [42]
  • Ash-Shaffat (37) : 144 [43]
  • Shad (38) : 79 [44]
  • Ghafir (40) : 34 [45]
  • Al-Mujadilah (58) : 6 [46]
  • Al-Mujadilah (58) : 18 [47]
  • Al-Jumu`ah (62) : 2 [48]
  • At-Taghabun (64) : 7 [49]
  • Al-Jinn (72) : 7 [50]

Semoga rahmat Allah B selalu menyertai kita, kapan pun dan di mana pun kita berada, Aamiin.

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL AL-BA`ITS AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Al-Baqarah (2) : 56
QS. Al-Baqarah (2) : 56
ثُمَّ بَعَثْنٰكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ٥٦
tsumma ba`atsnâkum mim ba`di mautikum la`allakum tasykurûn
Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kematianmu agar kamu bersyukur.
[2] QS. Al-Baqarah (2) : 129
QS. Al-Baqarah (2) : 129
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُࣖ١٢٩
rabbanâ wab`ats fîhim rasûlam min-hum yatlû `alaihim âyâtika wa yu`allimuhumul-kitâba wal-ḫikmata wa yuzakkîhim, innaka antal-`azîzul-ḫakîm
Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
[3] QS. Al-Baqarah (2) : 213
QS. Al-Baqarah (2) : 213
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةًۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ٢١٣
kânan-nâsu ummataw wâḫidah, fa ba`atsallâhun-nabiyyîna mubasysyirîna wa mundẓirîna wa anzala ma`ahumul-kitâba bil-ḫaqqi liyaḫkuma bainan-nâsi fîmakhtalafû fîh, wa makhtalafa fîhi illalladẓîna ûtûhu mim ba`di mâ jâ'at-humul-bayyinâtu baghyam bainahum, fa hadallâhulladẓîna âmanû limakhtalafû fîhi minal-ḫaqqi bi'idẓnih, wallâhu yahdî may yasyâ'u ilâ shirâthim mustaqîm
Manusia itu (dahulunya) umat yang satu (dalam ketauhidan). (Setelah timbul perselisihan,) lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang berselisih tentangnya, kecuali orang-orang yang telah diberi (Kitab) setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka, dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).
[4] QS. Al-Baqarah (2) : 246
QS. Al-Baqarah (2) : 246
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْاۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَاۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢ بِالظّٰلِمِيْنَ٢٤٦
a lam tara ilal-mala'i mim banî isrâ'îla mim ba`di mûsâ, idẓ qôlû linabiyyil lahumub`ats lanâ malikan-nuqôtil fî sabîlillâh, qôla hal `asaitum ing kutiba `alaikumul-qitâlu allâ tuqôtilû, qôlû wa mâ lanâ allâ nuqôtila fî sabîlillâhi wa qod ukhrijnâ min diyârinâ wa abnâ'inâ, fa lammâ kutiba `alaihimul-qitâlu tawallau illâ qolîlam min-hum, wallâhu `alîmum bidz-dzôlimîn
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, (yaitu) ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Dia menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan sungguh kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Akan tetapi, ketika perang diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.
[5] QS. Al-Baqarah (2) : 247
QS. Al-Baqarah (2) : 247
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًاۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ٢٤٧
wa qôla lahum nabiyyuhum innallâha qod ba`atsa lakum thôlûta malikâ, qôlû annâ yakûnu lahul-mulku `alainâ wa naḫnu aḫaqqu bil-mulki min-hu wa lam yu'ta sa`atam minal-mâl, qôla innallâhashthofâhu `alaikum wa zâdahû basthotan fil `ilmi wal-jism, wallâhu yu'tî mulkahû may yasyâ', wallâhu wâsi`un `alîm
Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana (mungkin) dia memperoleh kerajaan (kekuasaan) atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik.” Allah menganugerahkan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (kekuasaan dan rezeki-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[6] QS. Al-Baqarah (2) : 259
QS. Al-Baqarah (2) : 259
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَاۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًاۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ٢٥٩
au kalladẓî marra `alâ qoryatiw wa hiya khôwiyatun `alâ `urûsyihâ, qôla annâ yuḫyî hâdẓihillâhu ba`da mautihâ, fa amâtahullâhu mi'ata `âmin tsumma ba`atsah, qôla kam labitst, qôla labitstu yauman au ba`dho yaûm, qôla bal labitsta mi'ata `âmin fandzur ilâ tho`âmika wa syarâbika lam yatasannah, wandzur ilâ ḫimârik, wa linaj`alaka âyatal lin-nâsi wandzur ilal-`idzômi kaifa nunsyizuhâ tsumma naksûhâ laḫmâ, fa lammâ tabayyana lahû qôla a`lamu annallâha `alâ kulli syai'ing qodîr
Atau, seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?” Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali).” Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Aku mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
[7] QS. Ali `Imrân (3) : 164
QS. Ali `Imrân (3) : 164
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ١٦٤
laqad mannallâhu `alal-mu'minîna idẓ ba`atsa fîhim rasûlam min anfusihim yatlû `alaihim âyâtihî wa yuzakkîhim wa yu`allimuhumul-kitâba wal-ḫikmah, wa ing kânû ming qoblu lafî dholâlim mubîn
Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
[8] QS. An-Nisâ' (4) : 35
QS. An-Nisâ' (4) : 35
وَاِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوْا حَكَمًا مِّنْ اَهْلِهٖ وَحَكَمًا مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ يُّرِيْدَآ اِصْلَاحًا يُّوَفِّقِ اللّٰهُ بَيْنَهُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا خَبِيْرًا٣٥
wa in khiftum syiqôqo bainihimâ fab`atsû ḫakamam min ahlihî wa ḫakamam min ahlihâ, iy yurîdâ ishlâḫay yuwaffiqillâhu bainahumâ, innallâha kâna `alîman khobîrâ
Jika kamu (para wali) khawatir terjadi persengketaan di antara keduanya, utuslah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya bermaksud melakukan islah (perdamaian), niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.
[9] QS. Al-Mâ'idah (5) : 12
QS. Al-Mâ'idah (5) : 12
وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ١٢
wa laqod akhodẓallâhu mîtsâqo banî isrâ'îl, wa ba`atsnâ min-humutsnai `asyara naqîbâ, wa qôlallâhu innî ma`akum, la'in aqomtumush-sholâta wa âtaitumuz-zakâta wa âmantum birusulî wa `azzartumûhum wa aqradhtumullâha qordhon ḫasanal la'ukaffiranna `angkum sayyi'âtikum wa la'udkhilannakum jannâtin tajrî min taḫtihal-an-hâr, fa mang kafara ba`da dẓâlika mingkum fa qod dholla sawâ'as-sabîl
Sungguh, Allah benar-benar telah mengambil perjanjian dengan Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Allah berfirman, “Aku bersamamu. Sungguh, jika kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan membantu mereka, serta kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Aku masukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Maka, siapa yang kufur di antaramu setelah itu, sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”
[10] QS. Al-Mâ'idah (5) : 31
QS. Al-Mâ'idah (5) : 31
فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَۛ٣١
fa ba`atsallâhu ghurâbay yab-ḫatsu fil-ardhi liyuriyahû kaifa yuwârî sau'ata akhîh, qôla yâ wailatâ a `ajaztu an akûna mitsla hâdẓal-ghurâbi fa uwâriya sau'ata akhî, fa ashbaḫa minan-nâdimîn
Kemudian, Allah mengirim seekor burung gagak untuk menggali tanah supaya Dia memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata, “Celakalah aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini sehingga aku dapat mengubur mayat saudaraku?” Maka, jadilah dia termasuk orang-orang yang menyesal.
[11] QS. Al-An`âm (6) : 36
QS. Al-An`âm (6) : 36
اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ يَسْمَعُوْنَۗ وَالْمَوْتٰى يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ ثُمَّ اِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ٣٦
innamâ yastajîbulladẓîna yasma`ûn, wal-mautâ yab`atsuhumullâhu tsumma ilaihi yurja`ûn
Hanya orang-orang yang menyimak (ayat-ayat Allah) sajalah yang mematuhi (seruan-Nya). Adapun orang-orang yang mati kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan.
[12] QS. Al-An`âm (6) : 60
QS. Al-An`âm (6) : 60
وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَࣖ٦٠
wa huwalladẓî yatawaffâkum bil-laili wa ya`lamu mâ jaraḫtum bin-nahâri tsumma yab`atsukum fîhi liyuqdhô ajalum musammâ, tsumma ilaihi marji`ukum tsumma yunabbi'ukum bimâ kuntum ta`malûn
Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya (siang hari) untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
[13] QS. Al-An`âm (6) : 65
QS. Al-An`âm (6) : 65
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰٓى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُوْنَ٦٥
qul huwal-qôdiru `alâ ay yab`atsa `alaikum `adẓâbam min fauqikum au min taḫti arjulikum au yalbisakum syiya`aw wa yudẓîqo ba`dhokum ba'sa ba`dh, undzur kaifa nushorriful-âyâti la`allahum yafqohûn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Yang Mahakuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia memecah belah kamu menjadi golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(-nya).
[14] QS. Al-A`râf (7) : 14
QS. Al-A`râf (7) : 14
قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ١٤
qôla andzirnî ilâ yaumi yub`atsûn
Ia (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan.”
[15] QS. Al-A`râf (7) : 103
QS. Al-A`râf (7) : 103
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ مُّوْسٰى بِاٰيٰتِنَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَظَلَمُوْا بِهَاۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ١٠٣
tsumma ba`atsnâ mim ba`dihim mûsâ bi'âyâtinâ ilâ fir`auna wa mala'ihî fa dzolamû bihâ, fandzur kaifa kâna `âqibatul-mufsidîn
Kemudian, Kami utus Musa setelah mereka dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Lalu, mereka mengingkarinya. Perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
[16] QS. Al-A`râf (7) : 167
QS. Al-A`râf (7) : 167
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ يَّسُوْمُهُمْ سُوْۤءَ الْعَذَابِۗ اِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيْعُ الْعِقَابِۖ وَاِنَّهٗ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ١٦٧
wa idẓ ta'adẓdẓana rabbuka layab`atsanna `alaihim ilâ yaumil-qiyâmati may yasûmuhum sû'al-`adzâb, inna rabbaka lasarî`ul-`iqôbi wa innahû laghofûrur raḫîm
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh Dia akan mengirimkan kepada mereka (Bani Israil) orang-orang yang akan menimpakan seburuk-buruk azab kepada mereka sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[17] QS. Yunus (10) : 74
QS. Yunus (10) : 74
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ رُسُلًا اِلٰى قَوْمِهِمْ فَجَاۤءُوْهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَمَا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْا بِمَا كَذَّبُوْا بِهٖ مِنْ قَبْلُۗ كَذٰلِكَ نَطْبَعُ عَلٰى قُلُوْبِ الْمُعْتَدِيْنَ٧٤
tsumma ba`atsnâ mim ba`dihî rusulan ilâ qoumihim fa jâ'ûhum bil-bayyinâti fa mâ kânû liyu'minû bimâ kadẓdẓabû bihî ming qobl, kadẓâlika nathba`u `alâ qulûbil-mu`tadîn
Kemudian, Kami mengutus setelahnya (Nuh) beberapa rasul kepada kaum mereka (umat masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas.
[18] QS. Yunus (10) : 75
QS. Yunus (10) : 75
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ مُّوْسٰى وَهٰرُوْنَ اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ بِاٰيٰتِنَا فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ٧٥
tsumma ba`atsnâ mim ba`dihim mûsâ wa hârûna ilâ fir`auna wa mala'ihî bi'âyâtinâ fastakbarû wa kânû qoumam mujrimîn
Kemudian, setelah mereka Kami mengutus Musa dan Harun kepada Fir`aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Lalu, mereka menyombongkan diri dan mereka adalah kaum pendurhaka.
[19] QS. Al-Hijr (15) : 36
QS. Al-Hijr (15) : 36
قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ٣٦
qôla rabbi fa andzirnî ilâ yaumi yub`atsûn
(Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, tangguhkanlah (usia)-ku sampai hari mereka (manusia) dibangkitkan.”
[20] QS. An-Nahl (16) : 21
QS. An-Nahl (16) : 21
اَمْوَاتٌ غَيْرُ اَحْيَاۤءٍۗ وَمَا يَشْعُرُوْنَۙ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَࣖ٢١
amwâtun ghoiru aḫyâ', wa mâ yasy`urûna ayyâna yub`atsûn
(Berhala-berhala itu benda) mati, tidak hidup, dan tidak mengetahui kapankah mereka (penyembahnya) dibangkitkan.
[21] QS. An-Nahl (16) : 36
QS. An-Nahl (16) : 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ٣٦
wa laqod ba`atsnâ fî kulli ummatir rasûlan ani`budullâha wajtanibuth-thôghût, fa min-hum man hadallâhu wa min-hum man ḫaqqot `alaihidh-dholâlah, fa sîrû fil-ardhi fandzurû kaifa kâna `âqibatul-mukadẓdẓibîn
Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!” Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan. Maka, berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
[22] QS. An-Nahl (16) : 38
QS. An-Nahl (16) : 38
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُۗ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ٣٨
wa aqsamû billâhi jahda aimânihim lâ yab`atsullâhu may yamût, balâ wa`dan `alaihi ḫaqqow wa lâkinna aktsaran-nâsi lâ ya`lamûn
Mereka sungguh-sungguh bersumpah dengan (nama) Allah, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Bukan demikian (justru Allah pasti akan membangkitkannya). (Yang demikian ini) adalah janji yang pasti Dia penuhi, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
[23] QS. An-Nahl (16) : 84
QS. An-Nahl (16) : 84
وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ٨٤
wa yauma nab`atsu ming kulli ummatin syahîdan tsumma lâ yu'dẓanu lilladẓîna kafarû wa lâ hum yusta`tabûn
(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat. Kemudian, orang-orang yang kufur tidak diizinkan (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.
[24] QS. An-Nahl (16) : 89
QS. An-Nahl (16) : 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَࣖ٨٩
wa yauma nab`atsu fî kulli ummatin syahîdan `alaihim min anfusihim wa ji'nâ bika syahîdan `alâ hâ'ulâ', wa nazzalnâ `alaikal-kitâba tibyânal likulli syai'iw wa hudaw wa raḫmataw wa busyrâ lil-muslimîn
(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) kepada setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.
[25] QS. Al-Isrâ' (17) : 5
QS. Al-Isrâ' (17) : 5
فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلً٥
fa idẓâ jâ'a wa`du ûlâhumâ ba`atsnâ `alaikum `ibâdal lanâ ulî ba'sin syadîdin fa jâsû khilâlad-diyâr, wa kâna wa`dam maf`ûlâ
Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana.
[26] QS. Al-Isrâ' (17) : 15
QS. Al-Isrâ' (17) : 15
مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا١٥
manihtadâ fa innamâ yahtadî linafsih, wa man dholla fa innamâ yadhillu `alaihâ, wa lâ taziru wâziratuw wizra ukhrâ, wa mâ kunnâ mu`adẓdẓibîna ḫattâ nab`atsa rasûlâ
Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul.
[27] QS. Al-Isrâ' (17) : 79
QS. Al-Isrâ' (17) : 79
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا٧٩
wa minal-laili fa taḫajjad bihî nâfilatal laka `asâ ay yab`atsaka rabbuka maqômam maḫmûdâ
Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.
[28] QS. Al-Isrâ' (17) : 94
QS. Al-Isrâ' (17) : 94
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰٓى اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اَبَعَثَ اللّٰهُ بَشَرًا رَّسُوْلًا٩٤
wa mâ mana`an-nâsa ay yu'minû idẓ jâ'ahumul-hudâ illâ ang qôlû a ba`atsallâhu basyarar rasûlâ
Tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk datang kepadanya, selain perkataan mereka, “Mengapa Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?”
[29] QS. Al-Kahfi (18) : 12
QS. Al-Kahfi (18) : 12
ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًاࣖ١٢
tsumma ba`atsnâhum lina`lama ayyul-ḫizbaini aḫshô limâ labitsû amadâ
Kemudian Kami bangunkan mereka supaya Kami mengetahui manakah di antara dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).
[30] QS. Al-Kahfi (18) : 19
QS. Al-Kahfi (18) : 19
وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ اَحَدًا١٩
wa kadẓâlika ba`atsnâhum liyatasâ'alû bainahum, qôla qô'ilum min-hum kam labitstum, qôlû labitsnâ yauman au ba`dho yaûm, qôlû rabbukum a`lamu bimâ labitstum, fab`atsû aḫadakum biwariqikum hâdẓihî ilal-madînati falyandzur ayyuhâ azkâ tho`âman falya'tikum birizqim min-hu walyatalaththof wa lâ yusy`iranna bikum aḫadâ
Demikianlah, Kami membangunkan mereka agar saling bertanya di antara mereka (sendiri). Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Mereka (yang lain lagi) berkata, “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka, utuslah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini. Hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, lalu membawa sebagian makanan itu untukmu. Hendaklah pula dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali memberitahukan keadaanmu kepada siapa pun.
[31] QS. Maryam (19) : 15
QS. Maryam (19) : 15
وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّاࣖ١٥
wa salâmun `alaihi yauma wulida wa yauma yamûtu wa yauma yub`atsu ḫayyâ
Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali.
[32] QS. Maryam (19) : 33
QS. Maryam (19) : 33
وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا٣٣
was-salâmu `alayya yauma wulittu wa yauma amûtu wa yauma ub`atsu ḫayyâ
Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali).”
[33] QS. Al-Ḫajj (22) : 7
QS. Al-Ḫajj (22) : 7
وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ٧
wa annas-sâ`ata âtiyatul lâ raiba fîhâ wa annallâha yab`atsu man fil-qubûr
Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.
[34] QS. Al-Mu'minun (23) : 16
QS. Al-Mu'minun (23) : 16
ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ١٦
tsumma innakum yaumal-qiyâmati tub`atsûn
Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan.
[35] QS. Al-Mu'minun (23) : 100
QS. Al-Mu'minun (23) : 100
لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ١٠٠
la`allî a`malu shôliḫan fîmâ taraktu kallâ, innahâ kalimatun huwa qô'iluhâ, wa miw warâ'ihim barzakhun ilâ yaumi yub`atsûn
agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Di hadapan mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.
[36] QS. Al-Furqôn (25) : 41
QS. Al-Furqôn (25) : 41
وَاِذَا رَاَوْكَ اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ بَعَثَ اللّٰهُ رَسُوْلًا٤١
wa idẓâ ra'auka iy yattakhidẓûnaka illâ huzuwâ, a hâdẓalladẓî ba`atsallâhu rasûlâ
Apabila melihat engkau (Nabi Muhammad), mereka tidak menjadikan engkau selain sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?
[37] QS. Al-Furqôn (25) : 51
QS. Al-Furqôn (25) : 51
وَلَوْ شِئْنَا لَبَعَثْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ نَّذِيْرًاۖ٥١
walau syi'nâ laba`atsnâ fî kulli qoryatin nadẓîrâ
Sekiranya berkehendak, niscaya Kami utus seorang pemberi peringatan pada setiap negeri.
[38] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 36
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 36
قَالُوْٓا اَرْجِهْ وَاَخَاهُ وَابْعَثْ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَۙ٣٦
qôlû arjih wa akhôhu wab`ats fil-madâ'ini ḫâsyirîn
Mereka berkata, “Tahanlah (untuk sementara) dia dan saudaranya serta utuslah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (penyihir).
[39] QS. Asy-Syu`ara' (26) : 87
QS. Asy-Syu`ara' (26) : 87
وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَۙ٨٧
wa lâ tukhzinî yauma yub`atsûn
Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.
[40] QS. An-Naml (27) : 65
QS. An-Naml (27) : 65
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُۗ وَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ٦٥
qul lâ ya`lamu man fis-samâwâti wal-ardhil-ghoiba illallâh, wa mâ yasy`urûna ayyâna yub`atsûn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.”
[41] QS. Al-Qashash (28) : 59
QS. Al-Qashash (28) : 59
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ٥٩
wa mâ kâna rabbuka muhlikal-qurâ ḫattâ yab`atsa fî ummihâ rasûlay yatlû `alaihim âyâtinâ, wa mâ kunnâ muhlikil-qurâ illâ wa ahluhâ dzôlimûn
Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri-negeri, kecuali penduduknya dalam keadaan zalim.
[42] QS. Yâ-Sîn (36) : 52
QS. Yâ-Sîn (36) : 52
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَاۜ هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ٥٢
qôlû yâ wailanâ mam ba`atsanâ mim marqodinâ hâdẓâ mâ wa`adar-raḫmânu wa shodaqol-mursalûn
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”
[43] QS. Ash-Shaffat (37) : 144
QS. Ash-Shaffat (37) : 144
لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَۚ١٤٤
lalabitsa fî bathnihî ilâ yaumi yub`atsûn
niscaya dia akan tetap tinggal di perutnya (ikan) sampai hari Kebangkitan.
[44] QS. Shâd (38) : 79
QS. Shâd (38) : 79
قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ٧٩
qôla rabbi fa andzirnî ilâ yaumi yub`atsûn
(Iblis) berkata, “Wahai Tuhanku, tangguhkanlah (usia)-ku sampai hari mereka (manusia) dibangkitkan.”
[45] QS. Ghâfir (40) : 34
QS. Ghâfir (40) : 34
وَلَقَدْ جَاۤءَكُمْ يُوْسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنٰتِ فَمَا زِلْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّمَّا جَاۤءَكُمْ بِهٖۗ حَتّٰىٓ اِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَّبْعَثَ اللّٰهُ مِنْۢ بَعْدِهٖ رَسُوْلًاۗ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُّرْتَابٌۙ٣٤
wa laqod jâ'akum yûsufu ming qoblu bil-bayyinâti fa mâ ziltum fî syakkim mimmâ jâ'akum bih, hattâ idẓâ halaka qultum lay yab`atsallâhu mim ba`dihî rasûlâ, kadẓâlika yudhillullâhu man huwa musrifum murtâb,
Sungguh, sebelum itu Yusuf benar-benar telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Akan tetapi, kamu senantiasa dalam keraguan terhadap apa yang dibawanya hingga ketika dia wafat, kamu berkata, ‘Allah sekali-kali tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya.’ Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.”
[46] QS. Al-Mujadilah (58) : 6
QS. Al-Mujadilah (58) : 6
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اَحْصٰىهُ اللّٰهُ وَنَسُوْهُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌࣖ٦
yauma yab`atsuhumullâhu jamî`an fa yunabbi'uhum bimâ `amilû, aḫshôhullâhu wa nasûh, wallâhu `alâ kulli syai'in syahîd
Pada hari itu Allah membangkitkan mereka semua, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal) meskipun mereka telah melupakannya. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
[47] QS. Al-Mujadilah (58) : 18
QS. Al-Mujadilah (58) : 18
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيَحْلِفُوْنَ لَهٗ كَمَا يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ عَلٰى شَيْءٍۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ١٨
yauma yab`atsuhumullâhu jamî`an fa yaḫlifûna lahû kamâ yaḫlifûna lakum wa yaḫsabûna annahum `alâ syaî', alâ innahum humul-kâdẓibûn
(Ingatlah) pada hari (ketika) Allah membangkitkan mereka semuanya. Lalu, mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka mukmin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu. Mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat dari dustanya). Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta.
[48] QS. Al-Jumu`ah (62) : 2
QS. Al-Jumu`ah (62) : 2
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ٢
huwalladẓî ba`atsa fil-ummiyyîna rasûlam min-hum yatlû `alaihim âyâtihî wa yuzakkîhim wa yu`allimuhumul-kitâba wal-ḫikmata wa ing kânû ming qoblu lafî dholâlim mubîn
Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
[49] QS. At-Taghôbun (64) : 7
QS. At-Taghôbun (64) : 7
زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنْ لَّنْ يُّبْعَثُوْاۗ قُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْۗ وَذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ٧
za`amalladẓîna kafarû al lay yub`atsû, qul balâ wa rabbî latub`atsunna tsumma latunabba'unna bimâ `amiltum, wa dẓâlika `alallâhi yasîr
Orang-orang yang kufur mengira bahwa sesungguhnya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan, kemudian pasti akan diberitakan apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu mudah bagi Allah.
[50] QS. Al-Jinn (72) : 7
QS. Al-Jinn (72) : 7
وَّاَنَّهُمْ ظَنُّوْا كَمَا ظَنَنْتُمْ اَنْ لَّنْ يَّبْعَثَ اللّٰهُ اَحَدًاۖ٧
wa annahum dzonnû kamâ dzonantum al lay yab`atsallâhu aḫadâ
Sesungguhnya mereka (jin) mengira sebagaimana kamu (orang musyrik Makkah) mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada hari Kiamat).

Post a Comment

Previous Post Next Post