#50 ARTI ASMAUL HUSNA ASY SYAHID

Asy-Syahid artinya Yang Maha Menyaksikan. Allah B yang menciptakan segalanya, tentu mudah bagi-Nya mendengarkan dan menyaksikan segala sesuatu, bahkan yang terlintas di pikiran sekalipun.
ASY-SYAHÎD
50.
ASY-SYAHÎD
الشَّهِيْدُ
Yang Maha Menyaksikan
Allah mengawasi hamba-Nya, melihat perbuatan mereka, mendengar segala yang diucapkan. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya.
  • Ali-Imran (3) : 98 [1]
  • An-Nisa' (4) : 33 [2]
  • An-Nisa' (4) : 79 [3]
  • An-Nisa' (4) : 166 [4]
  • Al-Maidah (5) : 117 [5]
  • Yunus (10) : 29 [6]
  • Yunus (10) : 46 [7]
  • Ar-Ra`d (13) : 43 [8]
  • An-Nahl (16) : 84 [9]
  • Al-Isra' (17) : 96 [10]
  • Al-Hajj (22) : 17 [11]
  • Al-`Ankabut (29) : 52 [12]
  • Al-Ahzab (33) : 55 [13]
  • Saba' (34) : 47 [14]
  • Fushshilat (41) : 53 [15]
  • Al-'Ahqaf (46) : 8 [16]
  • Al-Fath (48) : 28 [17]
  • Al-Mujadilah (58) : 6 [18]
  • Al-Buruj (85) : 9 [19]

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL ASY-SYAHID AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Ali `Imrân (3) : 98
QS. Ali `Imrân (3) : 98
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَاللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا تَعْمَلُوْنَ٩٨
qul yâ ahlal-kitâbi lima takfurûna bi'âyâtillâhi wallâhu syahîdun `alâ mâ ta`malûn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu terus-menerus mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?”
[2] QS. An-Nisâ' (4) : 33
QS. An-Nisâ' (4) : 33
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَۗ وَالَّذِيْنَ عَقَدَتْ اَيْمَانُكُمْ فَاٰتُوْهُمْ نَصِيْبَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدًاࣖ٣٣
wa likullin ja`alnâ mawâliya mimmâ tarakal-wâlidâni wal-aqrabûn, walladẓîna `aqodat aimânukum fa âtûhum nashîbahum, innallâha kâna `alâ kulli syai'in syahîdâ
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya. Orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, berikanlah bagian itu kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
[3] QS. An-Nisâ' (4) : 79
QS. An-Nisâ' (4) : 79
مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًاۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا٧٩
mâ ashôbaka min ḫasanatin fa minallâhi wa mâ ashôbaka min sayyi'atin fa min nafsik, wa arsalnâka lin-nâsi rasûlâ, wa kafâ billâhi syahîdâ
Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi.
[4] QS. An-Nisâ' (4) : 166
QS. An-Nisâ' (4) : 166
لٰكِنِ اللّٰهُ يَشْهَدُ بِمَآ اَنْزَلَ اِلَيْكَ اَنْزَلَهٗ بِعِلْمِهٖۚ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَشْهَدُوْنَۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۗ١٦٦
lâkinillâhu yasy-hadu bimâ anzala ilaika anzalahû bi`ilmih, wal-malâ'ikatu yasy-hadûn, wa kafâ billâhi syahîdâ
Akan tetapi, Allah bersaksi atas apa (Al-Qur’an) yang telah diturunkan-Nya kepadamu (Nabi Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya. (Demikian pula) para malaikat pun bersaksi. Cukuplah Allah menjadi saksi.
[5] QS. Al-Mâ'idah (5) : 117
QS. Al-Mâ'idah (5) : 117
مَا قُلْتُ لَهُمْ اِلَّا مَآ اَمَرْتَنِيْ بِهٖٓ اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا مَّا دُمْتُ فِيْهِمْۚ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِيْ كُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْۗ وَاَنْتَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ١١٧
mâ qultu lahum illâ mâ amartanî bihî ani`budullâha rabbî wa rabbakum, wa kuntu `alaihim syahîdam mâ dumtu fîhim, fa lammâ tawaffaitanî kunta antar-raqîba `alaihim, wa anta `alâ kulli syai'in syahîd
Aku tidak (pernah) mengatakan kepada mereka kecuali sesuatu yang Engkau perintahkan kepadaku, (yaitu) “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
[6] QS. Yunus (10) : 29
QS. Yunus (10) : 29
فَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا ۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغٰفِلِيْنَ٢٩
fa kafâ billâhi syahîdam bainanâ wa bainakum ing kunnâ `an `ibâdatikum laghôfilîn
Maka, cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa sesungguhnya kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami).”
[7] QS. Yunus (10) : 46
QS. Yunus (10) : 46
وَاِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِيْ نَعِدُهُمْ اَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَاِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللّٰهُ شَهِيْدٌ عَلٰى مَا يَفْعَلُوْنَ٤٦
wa immâ nuriyannaka ba`dholladẓî na`iduhum au natawaffayannaka fa ilainâ marji`uhum tsummallâhu syahîdun `alâ mâ yaf`alûn
Sesungguhnya jika Kami benar-benar memperlihatkan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagian dari (siksa) yang Kami janjikan kepada mereka (di dunia), atau jika Kami mewafatkan engkau (sebelum datangnya azab itu), hanya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan.
[8] QS. Ar-Ra`d (13) : 43
QS. Ar-Ra`d (13) : 43
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَسْتَ مُرْسَلًاۗ قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۙ وَمَنْ عِنْدَهٗ عِلْمُ الْكِتٰبِࣖ٤٣
wa yaqûlulladẓîna kafarû lasta mursalâ, qul kafâ billâhi syahîdam bainî wa bainakum wa man `indahû `ilmul-kitâb
Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.”
[9] QS. An-Nahl (16) : 84
QS. An-Nahl (16) : 84
وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ٨٤
wa yauma nab`atsu ming kulli ummatin syahîdan tsumma lâ yu'dẓanu lilladẓîna kafarû wa lâ hum yusta`tabûn
Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.”
[10] QS. Al-Isrâ' (17) : 96
QS. Al-Isrâ' (17) : 96
قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۢ بَصِيْرًا٩٦
qul kafâ billâhi syahîdam bainî wa bainakum, innahû kâna bi`ibâdihî khobîram bashîrâ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
[11] QS. Al-Ḫajj (22) : 17
QS. Al-Ḫajj (22) : 17
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـِٕيْنَ وَالنَّصٰرٰى وَالْمَجُوْسَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓاۖ اِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ١٧
innalladẓîna âmanû walladẓîna hâdû wash-shôbi'îna wan-nashôrâ wal-majûsa walladẓîna asyrakû innallâha yafshilu bainahum yaumal-qiyâmah, innallâha `alâ kulli syai'in syahîd
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabiin, Nasrani, Majusi, dan orang-orang yang menyekutukan Allah akan Allah berikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.
[12] QS. Al-`Ankabût (29) : 52
QS. Al-`Ankabût (29) : 52
قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ شَهِيْدًاۚ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوْا بِاللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ٥٢
qul kafâ billâhi bainî wa bainakum syahîdâ, ya`lamu mâ fis-samâwâti wal-ardh, walladẓîna âmanû bil-bâthili wa kafarû billâhi ulâ'ika humul-khôsirûn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Orang-orang yang memercayai kebatilan dan kufur kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi.”
[13] QS. Al-Aḫzâb (33) : 55
QS. Al-Aḫzâb (33) : 55
لَا جُنَاحَ عَلَيْهِنَّ فِيْٓ اٰبَاۤىِٕهِنَّ وَلَآ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ وَلَآ اِخْوَانِهِنَّ وَلَآ اَبْنَاۤءِ اِخْوَانِهِنَّ وَلَآ اَبْنَاۤءِ اَخَوٰتِهِنَّ وَلَا نِسَاۤىِٕهِنَّ وَلَا مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّۚ وَاتَّقِيْنَ اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدًا٥٥
lâ junâḫa `alaihinna fî âbâ'ihinna wa lâ abnâ'ihinna wa lâ ikhwânihinna wa lâ abnâ'i ikhwânihinna wa lâ abnâ'i akhowâtihinna wa lâ nisâ'ihinna wa lâ mâ malakat aimânuhunn, wattaqînallâh, innallâha kâna `alâ kulli syai'in syahîdâ
Tidak ada dosa atas mereka (istri-istri Nabi Muhammad untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan mereka (wanita-wanita muslimat, baik keluarga maupun bukan) dan hamba sahaya yang mereka miliki. Bertakwalah kamu (istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
[14] QS. Saba' (34) : 47
QS. Saba' (34) : 47
قُلْ مَا سَاَلْتُكُمْ مِّنْ اَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ٤٧
qul mâ sa'altukum min ajrin fa huwa lakum, in ajriya illâ `alallâh, wa huwa `alâ kulli syai'in syahîd
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Imbalan yang aku minta kepadamu (dari dakwah ini) hanya untuk kamu (sendiri). Imbalanku hanyalah dari Allah dan Dia Maha Menyaksikan segala sesuatu.”
[15] QS. Fushshilat (41) : 53
QS. Fushshilat (41) : 53
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ٥٣
sanurîhim âyâtinâ fil-âfâqi wa fî anfusihim ḫattâ yatabayyana lahum annahul-ḫaqq, a wa lam yakfi birabbika annahû `alâ kulli syai'in syahîd
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
[16] QS. Al-Ahqâf (46) : 8
QS. Al-Ahqâf (46) : 8
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَلَا تَمْلِكُوْنَ لِيْ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔاۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَا تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ كَفٰى بِهٖ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ٨
am yaqûlûnaftarâh, qul iniftaraituhû fa lâ tamlikûna lî minallâhi syai'â, huwa a`lamu bimâ tufîdhûna fîh, kafâ bihî syahîdam bainî wa bainakum, wa huwal-ghofûrur-raḫîm
Bahkan, mereka berkata, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur’an).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika aku mengada-adakannya, tentu kamu tidak mampu sedikit pun menghindarkan aku dari (azab) Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang itu (Al-Qur’an). Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[17] QS. Al-Fath (48) : 28
QS. Al-Fath (48) : 28
هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا٢٨
huwalladẓî arsala rasûlahû bil-hudâ wa dînil-ḫaqqi liyudz-dzirahû `alad-dîni kullih, wa kafâ billâhi syahîdâ
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkan (agama tersebut) atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi.
[18] QS. Al-Mujâdilah (58) : 6
QS. Al-Mujâdilah (58) : 6
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اَحْصٰىهُ اللّٰهُ وَنَسُوْهُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌࣖ٦
yauma yab`atsuhumullâhu jamî`an fa yunabbi'uhum bimâ `amilû, aḫshôhullâhu wa nasûh, wallâhu `alâ kulli syai'in syahîd
Pada hari itu Allah membangkitkan mereka semua, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal) meskipun mereka telah melupakannya. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
[19] QS. Al-Burûj (85) : 9
QS. Al-Burûj (85) : 9
الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌۗ٩
alladẓî lahû mulkus-samâwâti wal-ardh, wallâhu `alâ kulli syai'in syahîd
yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Post a Comment

Previous Post Next Post