#30 ARTI ASMAUL HUSNA AL LATHIF

Al Lathif artinya Yang Maha Lembut atau bisa juga berarti Yang Maha Halus. Allah B memperlakukan makhluknya dengan begitu lembut, sehingga Allah B pasti tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.

Selain itu Allah B Maha Halus, mengetahui dan menguasai segala sesuatu hingga yang sangat halus.
AL-LATHÎF
30.
AL-LATHÎF
اللَّطِيْفُ
Yang Maha Lembut
Allah sangat baik dan lembut perbuatan-Nya. Dia sangat lembut kepada hamba-Nya tanpa mereka ketahui serta meyediakan segala kebutuhan hamba meskipun mereka tidak menyadarinya.
  • Al An`am (6) : 103 [1]
  • Yusuf (12) : 100 [2]
  • Al-Hajj (22) : 63 [3]
  • Luqman (31) : 16 [4]
  • Al-Ahzab (33) : 34 [5]
  • Asy-Syura' (42) : 19 [6]
  • Al-Mulk (67) : 14 [7]

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL AL-LATHIF AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Al-'An`âm (6) : 103
QS. Al-'An`âm (6) : 103
لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ١٠٣
lâ tudrikuhul-abshôru wa huwa yud-rikul-abshôr, wa huwal-lathîful-khobîr
Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Teliti.
[2] QS. Yusuf (12) : 100
QS. Yusuf (12) : 100
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُۖ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ١٠٠
wa rafa`a abawaihi `alal-`arsyi wa khorrû lahû sujjadâ, wa qôla yâ abati hâdẓâ ta'wîlu ru'yâya ming qoblu qod ja`alahâ rabbî ḫaqqô, wa qod aḫsana bî idẓ akhrajanî minas-sijni wa jâ'a bikum minal-badwi mim ba`di an nazaghosy-syaithônu bainî wa baina ikhwatî, inna rabbî lathîful limâ yasyâ', innahû huwal-`alîmul-ḫakîm
Dia (Yusuf) menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Sungguh, Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh, Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
[3] QS. Al-Ḫajj (22) : 63
QS. Al-Ḫajj (22) : 63
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۖ فَتُصْبِحُ الْاَرْضُ مُخْضَرَّةًۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌۚ٦٣
a lam tara annallâha anzala minas-samâ'i mâ'an fa tushbiḫul-ardhu mukhdhorrah, innallâha lathîfun khobîr
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit sehingga bumi menghijau? Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
[4] QS. Luqman (31) : 16
QS. Luqman (31) : 16
يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ١٦
yâ bunayya innahâ in taku mitsqôla ḫabbatim min khordalin fa takun fî shokhratin au fis-samâwâti au fil-ardhi ya'ti bihallâh, innallâha lathîfun khobîr
(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
[5] QS. Al-Aḫzâb (33) : 34
QS. Al-Aḫzâb (33) : 34
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلٰى فِيْ بُيُوْتِكُنَّ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ وَالْحِكْمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ لَطِيْفًا خَبِيْرًاࣖ٣٤
wadẓkurna mâ yutlâ fî buyûtikunna min âyâtillâhi wal-ḫikmah, innallâha kâna lathîfan khobîrâ
Ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu yakni ayat-ayat Allah (Al-Qur’an) dan hikmah (sunah Nabimu). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti.
[6] QS. Asy-Syûrâ' (42) : 19
QS. Asy-Syûrâ' (42) : 19
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُۚ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُࣖ١٩
allâhu lathîfum bi`ibâdihî yarzuqu may yasyâ', wa huwal-qowiyyul-`azîz
Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
[7] QS. Al-Mulk (67) : 14
QS. Al-Mulk (67) : 14
اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُࣖ١٤
alâ ya`lamu man kholaq, wa huwal-lathîful-khobîr
Apakah (pantas) Zat yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia (juga) Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

Post a Comment

Previous Post Next Post