Al Basith artinya Allah B mempunyai hak mutlak untuk melapangkan rezeki semua hamba-Nya. Perbedaan rezeki masing-masing orang telah ditakar sesuai kadar kemampuan masing-masing. Bisa jadi dengan lapangnya rezeki kita justru menjadi orang yang melampaui batas. Allah B Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan.
Selain ditemukan dalam Al-Qur'an, Al Basith juga disebutkan oleh Rasulullah C dalam riwayat berikut:
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
[2] QS. Ar-Ra`d (13) : 26
[3] QS. Al-Isrâ' (17) : 30
[4] QS. Al-Qashash (28) : 82
[5] QS. Al-Ankabut (29) : 62
[6] QS. Ar-Rum (30) : 37
[7] QS. Saba' (34) : 36
[8] QS. Saba' (34) : 39
[9] QS. Az-Zumar (39) : 52
[10] QS. Asy Syura (42) : 12
[11] QS. Asy Syura (42) : 27
21.
AL-BÂSITH
الْبَاسِطُ
Yang Maha Melapangkan
Al Basith artinya meluaskan dan melapangkan rezeki kepada hamba-Nya. Juga mengandung makna membentangkan nyawa kepada hamba sehingga mendapatkan kehidupan.
Selain ditemukan dalam Al-Qur'an, Al Basith juga disebutkan oleh Rasulullah C dalam riwayat berikut:
HR. Abu Daud 2994
Pernah terjadi kenaikan harga pada masa Rasulullah ﷺ, maka orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami". Lalu beliau bersabda[3] :
Sesungguhnya Allah Sang Penetap harga, Al-Qobidh (Menyempitkan), Al-Basith (Melapangkan) rezeki dan Pemberi rezeki. Aku berharap bertemu dengan Rabb-ku dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntut perbuatan zalim yang aku pernah lakukan kepadanya, baik berupa darah (qishas) maupun harta.
lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh
Wallâhu A`lam Bish Showâb
DALIL AL-BASITH AYAT AL-QUR'AN dan HADITS NABI
[1] QS. Al-Baqarah (2) : 245
QS. Al-Baqarah (2) : 245
مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةًۗ وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ٢٤٥
man dẓalladẓî yuqridhullâha qordhon ḫasanan fa yudhô`ifahû lahû adh`âfang katsîrah, wallâhu yaqbidhu wa yabshuthu wa ilaihi turja`ûn
Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
QS. Ar-Ra`d (13) : 26
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌࣖ٢٦
allâhu yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u wa yaqdir, wa fariḫû bil-ḫayâtid-dun-yâ, wa mal-ḫayâtud-dun-yâ fil-âkhirati illâ matâ`
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan (yang sedikit).
QS. Al-Isrâ' (17) : 30
اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۢ بَصِيْرًاࣖ٣٠
inna rabbaka yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u wa yaqdir, innahû kâna bi`ibâdihî khobîram bashîrâ
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (-nya bagi siapa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya.
QS. Al-Qashash (28) : 82
وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَاۗ وَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَࣖ٨٢
wa ashbaḫalladẓîna tamannau makânahû bil-amsi yaqûlûna waika'annallâha yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u min `ibâdihî wa yaqdir, lau lâ am mannallâhu `alainâ lakhosafa binâ, waika'annahû lâ yufliḫul-kâfirûn
Orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya dan Dia (juga) yang menyempitkan (rezeki bagi mereka). Seandainya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak akan beruntung orang-orang yang ingkar (terhadap nikmat).”
QS. Al-Ankabut (29) : 62
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ٦٢
allâhu yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u min `ibâdihî wa yaqdiru lah, innallâha bikulli syai'in `alîm
Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS. Ar-Rum (30) : 37
اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ٣٧
a wa lam yarau annallâha yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u wa yaqdir, inna fî dẓâlika la'âyâtil liqoumiy yu'minûn
Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi(-nya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.
QS. Saba' (34) : 36
وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوْا بِهَاۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ اِذَا هُمْ يَقْنَطُوْنَ٣٦
wa idẓâ adẓaqnan-nâsa raḫmatan fariḫû bihâ, wa in tushib-hum sayyi'atum bimâ qoddamat aidîhim idẓâ hum yaqnathûn
Apabila Kami mencicipkan suatu rahmat kepada manusia, mereka gembira karenanya. (Sebaliknya,) apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
QS. Saba' (34) : 39
وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۠ فِيْٓ اَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِۚ وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ٣٩
wa mâ âtaitum mir ribal liyarbuwa fî amwâlin-nâsi fa lâ yarbû `indallâh, wa mâ âtaitum min zakâtin turîdûna waj-hallâhi fa ulâ'ika humul-mudh`ifûn
Riba yang kamu berikan agar berkembang pada harta orang lain, tidaklah berkembang dalam pandangan Allah. Adapun zakat yang kamu berikan dengan maksud memperoleh keridaan Allah, (berarti) merekalah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).
QS. Az-Zumar (39) : 52
اَوَلَمْ يَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَࣖ٥٢
a wa lam ya`lamû annallâha yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u wa yaqdir, inna fî dẓâlika la'âyâtil liqoumiy yu'minûn
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
QS. Asy Syura (42) : 12
لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۚ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ١٢
lahû maqôlîdus-samâwâti wal-ardh, yabsuthur-rizqo limay yasyâ'u wa yaqdir, innahû bikulli syai'in `alîm
Milik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki dan menyempitkan(-nya) bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS. Asy Syura (42) : 27
وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ٢٧
walau basathollâhur-rizqo li`ibâdihî labaghou fil-ardhi wa lâkiy yunazzilu biqodarim mâ yasyâ', innahû bi`ibâdihî khobîrum bashîr
Seandainya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi. Akan tetapi, Dia menurunkan apa yang Dia kehendaki dengan ukuran (tertentu). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.
[12] Hadits Al-Qobidh dan Al-Basith
HR. Tirmidzi 1235 / 1314
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Al Hajjaj bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Qatadah, Tsabit dan Humaid dari Anas ia berkata, Pernah terjadi kenaikan harga pada masa Rasulullah ﷺ, maka orang-orang berkata, Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami. Lalu beliau bersabda,
HR. Abu Daud 2994 / 3451
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah?, telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Maslamah, telah mengabarkan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik dan Qatadah, serta Humaid dari Anas, orang-orang berkata, wahai Rasulullah, harta telah melonjang, maka tetapkanlah harga untuk kami! Maka beliau berkata,
Sunan Tirmidzi 1235 / 1314 Maktabatu Al-Ma`arif Riyadh
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ قَتَادَةَ وَثَابِتٌ وَحُمَيْدٌ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
غَلَا السِّعْرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ سَعِّرْ لَنَا فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ وَلَا مَالٍ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Al Hajjaj bin Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Qatadah, Tsabit dan Humaid dari Anas ia berkata, Pernah terjadi kenaikan harga pada masa Rasulullah ﷺ, maka orang-orang berkata, Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami. Lalu beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah Sang Penepat harga, Penggenggam, Pembentang rezeki dan Pemberi rezeki. Aku berharap bertemu dengan Rabb-ku dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntut perbuatan zalim yang aku pernah lakukan kepadanya, baik berupa darah (qishas) maupun harta."
Abu Isa berkata, Hadits ini hasan shahih.
HR. Abu Daud 2994 / 3451 Baitul Afkar Ad Dauliah
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَقَتَادَةُ وَحُمَيْدٌ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
النَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ غَلَا السِّعْرُ فَسَعِّرْ لَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللَّهَ وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يُطَالِبُنِي بِمَظْلَمَةٍ فِي دَمٍ وَلَا مَالٍ
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah?, telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Maslamah, telah mengabarkan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik dan Qatadah, serta Humaid dari Anas, orang-orang berkata, wahai Rasulullah, harta telah melonjang, maka tetapkanlah harga untuk kami! Maka beliau berkata,
"Sesungguhnya Allahlah yang menentukan harga, Yang menggenggam dan Yang menghamparkan, dan Pemberi rezeki. Dan sungguh aku berharap berjumpa dengan Allah sementara tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena suatu kezaliman dalam hal darah, dan harta."
Abu Isa berkata, Hadits ini hasan shahih.
Post a Comment