#64 ARTI ASMAUL HUSNA AL WAJID

Al-Wajid artinya Yang Maha Menemukan atau Yang Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan Apa Pun. Allah B selalu mengetahui dan menemukan segala sesuatu yang ada, tanpa pernah kehilangan apa pun. Dia Maha Mandiri, tidak memerlukan bantuan atau sumber daya dari makhluk-Nya, karena segala sesuatu berasal dari-Nya.
AL-WÂJID
64.
AL-WÂJID
الْوَاجِدُ
Yang Maha Penemu
Allah B Maha Mengetahui dan Menemukan. Allah B menemukan siapa saja yang Dia cari. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menghalang-halangi.
  • Al-Baqarah (2) : 96 [1]
  • Al-Baqarah (2) : 110 [2]
  • Ali-`Imran (3) : 30 [3]
  • Ali-`Imran (3) : 37 [4]
  • An-Nisa' (4) : 52 [5]
  • An-Nisa' (4) : 64 [6]
  • An-Nisa' (4) : 65 [7]
  • An-Nisa' (4) : 82 [8]
  • An-Nisa' (4) : 88 [9]
  • An-Nisa' (4) : 91 [10]
  • An-Nisa' (4) : 100 [11]
  • An-Nisa' (4) : 110 [12]
  • An-Nisa' (4) : 121 [13]
  • An-Nisa' (4) : 123 [14]
  • An-Nisa' (4) : 143 [15]
  • An-Nisa' (4) : 145 [16]
  • An-Nisa' (4) : 173 [17]
  • Al-Maidah (5) : 82 [18]
  • Al-An`am (7) : 17 [19]
  • Al-A`raf (7) : 157 [20]
  • At-Taubah (9) : 57 [21]
  • At-Taubah (9) : 79 [22]
  • At-Taubah (9) : 91 [23]
  • At-Taubah (9) : 123 [24]
  • Al-Isra' (17) : 68 [25]
  • Al-Isra' (17) : 69 [26]
  • Al-Isra' (17) : 75 [27]
  • Al-Isra' (17) : 77 [28]
  • Al-Isra' (17) : 86 [29]
  • Al-Isra' (17) : 97 [30]
  • Al Kahfi (18) : 17 [31]
  • Al Kahfi (18) : 27 [32]
  • Al Kahfi (18) : 49 [33]
  • Al Kahfi (18) : 53 [34]
  • Al Kahfi (18) : 58 [35]
  • Al Kahfi (18) : 65 [36]
  • Al Kahfi (18) : 77 [37]
  • Al Kahfi (18) : 86 [38]
  • Al Kahfi (18) : 90 [39]
  • Al Kahfi (18) : 93 [40]
  • Thaha (20) : 115 [41]
  • An-Nur (24) : 28 [42]
  • An-Nur (24) : 33 [43]
  • An-Nur (24) : 39 [44]
  • Al-Qashash (28) : 15 [45]
  • Al-Qashash (28) : 23 [46]
  • Al-Ahzab (33) : 17 [47]
  • Al-Ahzab (33) : 62 [48]
  • Al-Ahzab (33) : 65 [49]
  • Fathir (35) : 43 [50]
  • Shad (38) : 44 [51]
  • Al-Fath (48) : 22 [52]
  • Al-Fath (48) : 23 [53]
  • Adz-Dzariyat (51) : 36 [54]
  • Al-Mujadilah (58) : 22 [55]
  • Al-Hasyr (59) : 9 [56]
  • Nuh (71) : 25 [57]
  • Al-Jinn (72) : 8 [58]
  • Al-Jinn (72) : 9 [59]
  • Al-Jinn (72) : 22 [60]
  • Al-Muzzammil (73) : 20 [61]
  • Adh-Dhuha (93) : 6 [62]
  • Adh-Dhuha (93) : 7 [63]
  • Adh-Dhuha (93) : 8 [64]

lâ ḫawla wa lâ quwwata illâ billâh

Wallâhu A`lam Bish Showâb


DALIL AL-WAJID AYAT AL-QUR'AN

[1] QS. Al-Baqorah (2) : 96
QS. Al-Baqorah (2) : 96
وَلَتَجِدَنَّهُمْ اَحْرَصَ النَّاسِ عَلٰى حَيٰوةٍۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْاۛ يَوَدُّ اَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ اَلْفَ سَنَةٍۚ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهٖ مِنَ الْعَذَابِ اَنْ يُّعَمَّرَۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا يَعْمَلُوْنَࣖ٩٦
wa latajidannahum aḫrashon-nâsi `alâ ḫayâh, wa minalladẓîna asyrakû yawaddu aḫaduhum lau yu`ammaru alfa sanah, wa mâ huwa bimuzaḫziḫihî minal-`adẓâbi ay yu`ammar, wallâhu bashîrum bimâ ya`malûn
Engkau (Nabi Muhammad) sungguh-sungguh akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) sebagai manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) daripada orang-orang musyrik. Tiap-tiap orang (dari) mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
[2] QS. Al-Baqorah (2) : 110
QS. Al-Baqorah (2) : 110
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ١١٠
wa aqîmush-sholâta wa âtuz-zakâh, wa mâ tuqoddimû li'anfusikum min khoirin tajidûhu `indallâh, innallâha bimâ ta`malûna bashîr
Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu akan kamu dapatkan (pahalanya) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
[3] QS. Ali-`Imran (3) : 30
QS. Ali-`Imran (3) : 30
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًاۛ وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوْۤءٍۛ تَوَدُّ لَوْ اَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهٗٓ اَمَدًا ۢ بَعِيْدًاۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗۗ وَاللّٰهُ رَءُوْفٌۢ بِالْعِبَادِࣖ٣٠
yauma tajidu kullu nafsim mâ `amilat min khoirim muḫdhoraw wa mâ `amilat min sû', tawaddu lau anna bainahâ wa bainahû amadam ba`îdâ, wa yuḫadẓdẓirukumullâhu nafsah, wallâhu ra'ûfum bil-`ibâd
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakannya dihadirkan, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap seandainya ada jarak yang jauh antara dia dan hari itu. Allah memperingatkan kamu akan (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.
[4] QS. Ali-`Imran (3) : 37
QS. Ali-`Imran (3) : 37
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًاۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَاۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ٣٧
fa taqobbalahâ rabbuhâ biqobûlin ḫasaniw wa ambatahâ nabâtan ḫasanaw wa kaffalahâ zakariyyâ, kullamâ dakhola `alaihâ zakariyyal-miḫrâba wajada `indahâ rizqô, qôla yâ maryamu annâ laki hâdẓâ, qôlat huwa min `indillâh, innallâha yarzuqu may yasyâ'u bighoiri ḫisâb
Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
[5] QS. An-Nisa' (4) : 52
QS. An-Nisa' (4) : 52
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُۗ وَمَنْ يَّلْعَنِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ نَصِيْرًا٥٢
ulâ'ikalladẓîna la`anahumullâh, wa may yal`anillâhu fa lan tajida lahû nashîrâ
Mereka itulah yang dilaknat Allah. Siapa pun yang dilaknat Allah niscaya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapat penolong baginya.
[6] QS. An-Nisa' (4) : 64
QS. An-Nisa' (4) : 64
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا٦٤
wa mâ arsalnâ mir rasûlin illâ liyuthô`a bi'idẓnillâh, walau annahum idẓ dzolamû anfusahum jâ'ûka fastaghfarullâha wastaghfara lahumur-rasûlu lawajadullâha tawwâbar raḫîmâ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[7] QS. An-Nisa' (4) : 65
QS. An-Nisa' (4) : 65
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا٦٥
fa lâ wa rabbika lâ yu'minûna ḫattâ yuḫakkimûka fîmâ syajara bainahum tsumma lâ yajidû fî anfusihim ḫarajam mimmâ qodhoita wa yusallimû taslîmâ
Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga bertahkim kepadamu (Nabi Muhammad) dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian, tidak ada keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka terima dengan sepenuhnya.
[8] QS. An-Nisa' (4) : 82
QS. An-Nisa' (4) : 82
اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا٨٢
a fa lâ yatadabbarûnal-qur'ân, walau kâna min `indi ghoirillâhi lawajadû fîhikhtilâfang katsîrâ
Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur'an? Seandainya (Al-Qur'an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.
[9] QS. An-Nisa' (4) : 88
QS. An-Nisa' (4) : 88
فَمَا لَكُمْ فِى الْمُنٰفِقِيْنَ فِئَتَيْنِ وَاللّٰهُ اَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوْاۗ اَتُرِيْدُوْنَ اَنْ تَهْدُوْا مَنْ اَضَلَّ اللّٰهُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا٨٨
fa mâ lakum fil-munâfiqîna fi'ataini wallâhu arkasahum bimâ kasabû, a turîdûna an tahdû man adhollallâh, wa may yudhlilillâhu fa lan tajida lahû sabîlâ
Mengapa kamu (wahai orang mukmin) (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghodapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (pada kekufuran) karena usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah niscaya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan menemukan jalan baginya (untuk diberi petunjuk).
[10] QS. An-Nisa' (4) : 91
QS. An-Nisa' (4) : 91
سَتَجِدُوْنَ اٰخَرِيْنَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّأْمَنُوْكُمْ وَيَأْمَنُوْا قَوْمَهُمْۗ كُلَّ مَا رُدُّوْٓا اِلَى الْفِتْنَةِ اُرْكِسُوْا فِيْهَاۚ فَاِنْ لَّمْ يَعْتَزِلُوْكُمْ وَيُلْقُوْٓا اِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوْٓا اَيْدِيَهُمْ فَخُذُوْهُمْ وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْۗ وَاُولٰۤىِٕكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًاࣖ٩١
satajidûna âkhorîna yurîdûna ay ya'manûkum wa ya'manû qoumahum, kulla mâ ruddû ilal-fitnati urkisû fîhâ, fa il lam ya`tazilûkum wa yulqû ilaikumus-salama wa yakuffû aidiyahum fa khudẓûhum waqtulûhum ḫaitsu tsaqiftumûhum, wa ulâ'ikum ja`alnâ lakum `alaihim sulthônam mubînâ
Akan kamu dapati (golongan) lain yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjerumus ke dalamnya. Oleh karena itu, jika mereka tidak membiarkanmu (tetap mengganggumu), tidak pula mau menawarkan perdamaian kepadamu, dan tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), tawanlah dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temukan. Merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata terhadap (untuk menawan dan membunuh) mereka.
[11] QS. An-Nisa' (4) : 100
QS. An-Nisa' (4) : 100
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةًۗ وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ١٠٠
wa may yuhâjir fî sabîlillâhi yajid fil-ardhi murâghomang katsîraw wa sa`ah, wa may yakhruj mim baitihî muhâjiran ilallâhi wa rasûlihî tsumma yudrik-hul-mautu fa qod waqo`a ajruhû `alallâh, wa kânallâhu ghofûrar raḫîmâ
Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[12] QS. An-Nisa' (4) : 110
QS. An-Nisa' (4) : 110
وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا١١٠
wa may ya`mal sû'an au yadzlim nafsahû tsumma yastaghfirillâha yajidillâha ghofûrar raḫîmâ
Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[13] QS. An-Nisa' (4) : 121
QS. An-Nisa' (4) : 121
اُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۖ وَلَا يَجِدُوْنَ عَنْهَا مَحِيْصًا١٢١
ulâ'ika ma'wâhum jahannamu wa lâ yajidûna `an-hâ mahîshô
Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di (neraka) Jahanam dan tidak akan menemukan tempat (lain untuk) lari darinya.
[14] QS. An-Nisa' (4) : 123
QS. An-Nisa' (4) : 123
لَيْسَ بِاَمَانِيِّكُمْ وَلَآ اَمَانِيِّ اَهْلِ الْكِتٰبِۗ مَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا يُّجْزَ بِهٖۙ وَلَا يَجِدْ لَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا١٢٣
laisa bi'amâniyyikum wa lâ amâniyyi ahlil-kitâb, may ya`mal sû'ay yujza bihî wa lâ yajid lahû min dûnillâhi waliyyaw wa lâ nashîrâ
(Pahala dari Allah) bukanlah (menurut) angan-anganmu dan bukan (pula menurut) angan-angan Ahlulkitab. Siapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan dibalas sesuai dengan (kejahatan itu) dan dia tidak akan menemukan untuknya pelindung serta penolong selain Allah.
[15] QS. An-Nisa' (4) : 143
QS. An-Nisa' (4) : 143
مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا١٤٣
mudẓabdẓabîna baina dẓâlika lâ ilâ hâ'ulâ'i wa lâ ilâ hâ'ulâ', wa may yudhlilillâhu fa lan tajida lahû sabîlâ
Mereka (orang-orang munafik) dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk golongan (orang beriman) ini dan tidak (pula) golongan (orang kafir) itu. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena tidak mengikuti tuntunan-Nya dan memilih kesesatan), kamu tidak akan menemukan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
[16] QS. An-Nisa' (4) : 145
QS. An-Nisa' (4) : 145
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ١٤٥
innal-munâfiqîna fid-darkil-asfali minan-nâr, wa lan tajida lahum nashîrâ
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.
[17] QS. An-Nisa' (4) : 173
QS. An-Nisa' (4) : 173
فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْتَنْكَفُوْا وَاسْتَكْبَرُوْا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ وَّلَا يَجِدُوْنَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا١٧٣
fa ammalladẓîna âmanû wa `amilush-shôliḫâti fa yuwaffîhim ujûrahum wa yazîduhum min fadhlih, wa ammalladẓînastangkafû wastakbarû fa yu`adẓdẓibuhum `adẓâban alîmaw wa lâ yajidûna lahum min dûnillâhi waliyyaw wa lâ nashîrâ
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sementara itu, orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Mereka pun tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.
[18] QS. Al-Maidah (5) : 82
QS. Al-Maidah (5) : 82
لَتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْاۚ وَلَتَجِدَنَّ اَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا وَّاَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ٨٢
latajidanna asyaddan-nâsi `adâwatal lilladẓîna âmanul-yahûda walladẓîna asyrakû, wa latajidanna aqrabahum mawaddatal lilladẓîna âmanulladẓîna qôlû innâ nashôrâ, dẓâlika bi'anna min-hum qissîsîna wa ruhbânaw wa annahum lâ yastakbirûn
Pasti akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Pasti akan engkau dapati pula orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Hal itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan rahib, juga karena mereka tidak menyombongkan diri.
[19] QS. Al-An`am (7) : 17
QS. Al-An`am (7) : 17
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ اِلَّا هُوَۗ وَاِنْ يَّمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ١٧
wa iy yamsaskallâhu bidhurrin fa lâ kâsyifa lahû illâ huw, wa iy yamsaska bikhoirin fa huwa `alâ kulli syai'ing qodîr
Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[20] QS. Al-A`raf (7) : 157
QS. Al-A`raf (7) : 157
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓۙ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَࣖ١٥٧
alladẓîna yattabi`ûnar-rasûlan-nabiyyal-ummiyyalladẓî yajidûnahû maktûban `indahum fit-taurâti wal-injîli ya'muruhum bil-ma`rûfi wa yan-hâhum `anil-mungkari wa yuḫillu lahumuth-thoyyibâti wa yuḫarrimu `alaihimul-khobâ'itsa wa yadho`u `an-hum ishrahum wal-aghlâlallatî kânat `alaihim, falladẓîna âmanû bihî wa `azzarûhu wa nashorûhu wattaba`un-nûralladẓî unzila ma`ahû ulâ'ika humul-mufliḫûn
(Yaitu,) orang-orang yang mengikuti Rasul (Muhammad), Nabi yang ummi (tidak pandai baca tulis) yang (namanya) mereka temukan tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Dia menyuruh mereka pada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mengholalkan segala yang baik bagi mereka, menghoramkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban serta belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan bersamanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.
[21] QS. At-Taubah (9) : 57
QS. At-Taubah (9) : 57
لَوْ يَجِدُوْنَ مَلْجَاً اَوْ مَغٰرٰتٍ اَوْ مُدَّخَلًا لَّوَلَّوْا اِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُوْنَ٥٧
lau yajidûna malja'an au maghôrâtin au muddakholal lawallau ilaihi wa hum yajmaḫûn
Seandainya mereka memperoleh tempat berlindung, gua-gua, atau lubang-lubang (dalam tanah), niscaya mereka pergi (lari) ke sana dengan secepat-cepatnya.
[22] QS. At-Taubah (9) : 79
QS. At-Taubah (9) : 79
اَلَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَّوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ اِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُوْنَ مِنْهُمْۗ سَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ٧٩
alladẓîna yalmizûnal-muththowwi`îna minal-mu'minîna fish-shodaqôti walladẓîna lâ yajidûna illâ juhdahum fa yaskhorûna min-hum, sakhirallâhu min-hum wa lahum `adẓâbun alîm
Orang-orang (munafik) yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela, (mencela) orang-orang yang tidak mendapatkan (untuk disedekahkan) selain kesanggupannya, lalu mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka dan bagi mereka azab yang sangat pedih.
[23] QS. At-Taubah (9) : 91
QS. At-Taubah (9) : 91
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضٰى وَلَا عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ مَا يُنْفِقُوْنَ حَرَجٌ اِذَا نَصَحُوْا لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ مَا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ مِنْ سَبِيْلٍۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ٩١
laisa `aladh-dhu`afâ'i wa lâ `alal-mardhô wa lâ `alalladẓîna lâ yajidûna mâ yunfiqûna ḫarajun idẓâ nashoḫû lillâhi wa rasûlih, mâ `alal-muḫsinîna min sabîl, wallâhu ghofûrur raḫîm
Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang) bagi orang-orang yang lemah, sakit, dan yang tidak mendapatkan apa yang akan mereka infakkan, jika mereka ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan apa pun untuk (menyalahkan) orang-orang yang berbuat baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[24] QS. At-Taubah (9) : 123
QS. At-Taubah (9) : 123
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَاتِلُوا الَّذِيْنَ يَلُوْنَكُمْ مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوْا فِيْكُمْ غِلْظَةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ١٢٣
yâ ayyuhalladẓîna âmanû qôtilulladẓîna yalûnakum minal-kuffâri walyajidû fîkum ghildzoh, wa`lamû annallâha ma`al-muttaqîn
Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitarmu dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
[25] QS. Al-Isra' (17) : 68
QS. Al-Isra' (17) : 68
اَفَاَمِنْتُمْ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ اَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ وَكِيْلًاۙ٦٨
a fa amintum ay yakhsifa bikum jânibal-barri au yursila `alaikum ḫâshiban tsumma lâ tajidû lakum wakîlâ
Apakah kamu merasa aman dari kemungkinan Dia akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau mengirimkan kerikil, lalu kamu tidak akan mendapati seorang pun sebagai pelindung?
[26] QS. Al-Isra' (17) : 69
QS. Al-Isra' (17) : 69
اَمْ اَمِنْتُمْ اَنْ يُّعِيْدَكُمْ فِيْهِ تَارَةً اُخْرٰى فَيُرْسِلَ عَلَيْكُمْ قَاصِفًا مِّنَ الرِّيْحِ فَيُغْرِقَكُمْ بِمَا كَفَرْتُمْۙ ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ عَلَيْنَا بِهٖ تَبِيْعًا٦٩
am amintum ay yu`îdakum fîhi târatan ukhrâ fa yursila `alaikum qôshifam minar-rîḫi fa yughriqokum bimâ kafartum tsumma lâ tajidû lakum `alainâ bihî tabî`â
Ataukah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan mengembalikanmu ke laut sekali lagi, lalu mengirimkan angin topan kepadamu dan menenggelamkanmu disebabkan kekufuranmu, kemudian kamu tidak akan mendapati seorang penolong pun dalam menghodapi (siksaan) Kami?
[27] QS. Al-Isra' (17) : 75
QS. Al-Isra' (17) : 75
اِذًا لَّاَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيْرًا٧٥
idẓal la'adẓaqnâka dhi`fal-ḫayâti wa dhi`fal-mamâti tsumma lâ tajidu laka `alainâ nashîrâ
Jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu (siksaan) dua kali lipat di dunia dan dua kali lipat setelah mati. Kemudian, engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapati seorang penolong pun terhadap Kami.
[28] QS. Al-Isra' (17) : 77
QS. Al-Isra' (17) : 77
سُنَّةَ مَنْ قَدْ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُّسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيْلًاࣖ٧٧
sunnata mang qod arsalnâ qoblaka mir rusulinâ wa lâ tajidu lisunnatinâ taḫwîlâ
(Yang demikian itu) merupakan ketetapan (bagi) para rasul Kami yang benar-benar Kami utus sebelum engkau dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.
[29] QS. Al-Isra' (17) : 86
QS. Al-Isra' (17) : 86
وَلَىِٕنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًاۙ٨٦
wa la'in syi'nâ lanadẓ-habanna billadẓî auḫainâ ilaika tsumma lâ tajidu laka bihî `alainâ wakîlâ
Sungguh, jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan (apa) yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) dan engkau tidak akan mendapatkan untuk dirimu seorang pembela pun terhadap Kami.
[30] QS. Al-Isra' (17) : 97
QS. Al-Isra' (17) : 97
وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِۚ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِهٖۗ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ عُمْيًا وَّبُكْمًا وَّصُمًّاۗ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنٰهُمْ سَعِيْرًا٩٧
wa may yahdillâhu fa huwal-muhtad, wa may yudhlil fa lan tajida lahum auliyâ'a min dûnih, wa naḫsyuruhum yaumal-qiyâmati `alâ wujûhihim `umyaw wa bukmaw wa shummâ, ma'wâhum jahannam, kullamâ khobat zidnâhum sa`îrâ
Siapa yang dianugerahi petunjuk oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya terhadap kebaikan) dialah yang mendapat petunjuk. Siapa yang Dia sesatkan, engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah (neraka) Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka.
[31] QS. Al-Kahfi (18) : 17
QS. Al-Kahfi (18) : 17
وَتَرَى الشَّمْسَ اِذَا طَلَعَتْ تَّزٰوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِۗ مَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًاࣖ١٧
wa tarasy-syamsa idẓâ thola`at tazâwaru `ang kahfihim dẓâtal-yamîni wa idẓâ ghorabat taqridhuhum dẓâtasy-syimâli wa hum fî fajwatim min-h, dẓâlika min âyâtillâh, may yahdillâhu fa huwal-muhtadi wa may yudhlil fa lan tajida lahû waliyyam mursyidâ
Engkau akan melihat matahari yang ketika terbit condong ke sebelah kanan dari gua mereka dan yang ketika terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada di tempat yang luas di dalamnya (gua itu). Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Siapa yang Allah memberinya petunjuk, dialah yang mendapat petunjuk. Siapa yang Dia sesatkan, engkau tidak akan menemukan seorang penolong pun yang dapat memberinya petunjuk.
[32] QS. Al-Kahfi (18) : 27
QS. Al-Kahfi (18) : 27
وَاتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖۗ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًا٢٧
watlu mâ ûḫiya ilaika ming kitâbi rabbik, lâ mubaddila likalimâtih, wa lan tajida min dûnihî multaḫadâ
Bacakanlah (Nabi Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Al-Qur'an). Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan engkau tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya.
[33] QS. Al-Kahfi (18) : 49
QS. Al-Kahfi (18) : 49
وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًاࣖ٤٩
wa wudhi`al kitâbu fa taral-mujrimîna musyfiqîna mimmâ fîhi wa yaqûlûna yâ wailatanâ mâli hâdẓal-kitâbi lâ yughôdiru shoghîrataw wa lâ kabîratan illâ aḫshôhâ, wa wajadû mâ `amilû ḫâdhirâ, wa lâ yadzlimu rabbuka aḫadâ
Diletakkanlah kitab (catatan amal pada setiap orang), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. Mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali mencatatnya.” Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.
[34] QS. Al-Kahfi (18) : 53
QS. Al-Kahfi (18) : 53
وَرَاَ الْمُجْرِمُوْنَ النَّارَ فَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مُّوَاقِعُوْهَا وَلَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًاࣖ٥٣
wa ra'al-mujrimûnan-nâra fa dzonnû annahum muwâqi`ûhâ wa lam yajidû `an-hâ mashrifâ
Orang yang berdosa itu melihat neraka, lalu merasa yakin akan jatuh ke dalamnya (seketika itu juga). Mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya.
[35] QS. Al-Kahfi (18) : 58
QS. Al-Kahfi (18) : 58
وَرَبُّكَ الْغَفُوْرُ ذُو الرَّحْمَةِۗ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوْا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَۗ بَلْ لَّهُمْ مَّوْعِدٌ لَّنْ يَّجِدُوْا مِنْ دُوْنِهٖ مَوْىِٕلًا٥٨
wa rabbukal-ghofûru dẓur-raḫmah, lau yu'âkhidẓuhum bimâ kasabû la`ajjala lahumul-`adẓâb, bal lahum mau`idul lay yajidû min dûnihî mau'ilâ
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Pemilik rahmat. Seandainya Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Akan tetapi, bagi mereka ada waktu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung selain-Nya.
[36] QS. Al-Kahfi (18) : 65
QS. Al-Kahfi (18) : 65
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا٦٥
fa wajadâ `abdam min `ibâdinâ âtainâhu raḫmatam min `indinâ wa `allamnâhu mil ladunnâ `ilmâ
Lalu, mereka berdua bertemu dengan seorang dari hamba-hamba Kami yang telah Kami anugerahi rahmat kepadanya dari sisi Kami. Kami telah mengajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.
[37] QS. Al-Kahfi (18) : 77
QS. Al-Kahfi (18) : 77
فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَيَآ اَهْلَ قَرْيَةِ ࣙاسْتَطْعَمَآ اَهْلَهَا فَاَبَوْا اَنْ يُّضَيِّفُوْهُمَا فَوَجَدَا فِيْهَا جِدَارًا يُّرِيْدُ اَنْ يَّنْقَضَّ فَاَقَامَهٗۗ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ اَجْرًا٧٧
fantholaqô, ḫattâ idẓâ atayâ ahla qoryatinistath`amâ ahlahâ fa abau ay yudhoyyifûhumâ fa wajadâ fîhâ jidâray yurîdu ay yangqodhdho fa aqômah, qôla lau syi'ta lattakhodẓta `alaihi ajrâ
Lalu, keduanya berjalan, hingga ketika keduanya sampai ke penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka tidak mau menjamu keduanya. Kemudian, keduanya mendapati dinding (rumah) yang hampir roboh di negeri itu, lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, “Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.”
[38] QS. Al-Kahfi (18) : 86
QS. Al-Kahfi (18) : 86
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًا٨٦
ḫattâ idẓâ balagho maghribasy-syamsi wajadahâ taghrubu fî `ainin ḫami'atiw wa wajada `indahâ qoumâ, qulnâ yâ dẓal-qornaini immâ an tu`adẓdẓiba wa immâ an tattakhidẓa fîhim ḫusnâ
Hingga ketika telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, dia mendapatinya terbenam di dalam mata air panas lagi berlumpur hitam. Di sana dia menemukan suatu kaum (yang tidak mengenal agama). Kami berfirman, “Wahai Zulqornain, engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan kepada mereka (dengan mengajak mereka beriman).”
[39] QS. Al-Kahfi (18) : 90
QS. Al-Kahfi (18) : 90
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ دُوْنِهَا سِتْرًاۙ٩٠
ḫattâ idẓâ balagho mathli`asy-syamsi wajadahâ tathlu`u `alâ qoumil lam naj`al lahum min dûnihâ sitrâ
Hingga ketika sampai di posisi terbitnya matahari (arah timur), dia mendapatinya terbit pada suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya) matahari itu.
[40] QS. Al-Kahfi (18) : 93
QS. Al-Kahfi (18) : 93
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمَا قَوْمًاۙ لَّا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ قَوْلًا٩٣
ḫattâ idẓâ balagho bainas-saddaini wajada min dûnihimâ qoumal lâ yakâdûna yafqohûna qoulâ
Hingga ketika sampai di antara dua gunung, dia mendapati di balik keduanya (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.
[41] QS. Thaha (20) : 115
QS. Thaha (20) : 115
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ اِلٰٓى اٰدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهٗ عَزْمًاࣖ١١٥
wa laqod `ahidnâ ilâ âdama ming qoblu fa nasiya wa lam najid lahû `azmâ
Sungguh telah Kami perintahkan Adam dahulu (agar tidak mendekati pohon keabadian), tetapi dia lupa dan Kami tidak mendapati padanya tekad yang kuat (untuk menjauhi larangan).
[42] QS. An-Nur (24) : 28
QS. An-Nur (24) : 28
فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَآ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ٢٨
fa il lam tajidû fîhâ aḫadan fa lâ tadkhulûhâ ḫattâ yu'dẓana lakum wa ing qîla lakumurji`û farji`û huwa azkâ lakum, wallâhu bimâ ta`malûna `alîm
Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, janganlah masuk sebelum mendapat izin. Jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah,” (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[43] QS. An-Nur (24) : 33
QS. An-Nur (24) : 33
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْۗ وَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣٣
walyasta`fifilladẓîna lâ yajidûna nikâḫan ḫattâ yughniyahumullâhu min fadhlih, walladẓîna yabtaghûnal-kitâba mimmâ malakat aimânukum fa kâtibûhum in `alimtum fîhim khoiraw wa âtûhum mim mâlillâhilladẓî âtâkum, wa lâ tukrihû fatayâtikum `alal-bighô'i in aradna taḫashshunal litabtaghû `aradhol ḫayâtid-dun-yâ, wa may yukrihhunna fa innallâha mim ba`di ikrâhihinna ghofûrur raḫîm
Orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)-nya sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. (Apabila) hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. Berikanlah kepada mereka sebagian harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.
[44] QS. An-Nur (24) : 39
QS. An-Nur (24) : 39
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ ۢ بِقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِۙ٣٩
walladẓîna kafarû a`mâluhum kasarâbim biqî`atiy yaḫsabuhudz-dzom'ânu mâ'â, ḫattâ idẓâ jâ'ahû lam yajid-hu syai'aw wa wajadallâha `indahû fa waffâhu ḫisâbah, wallâhu sarî`ul ḫisâb
Orang-orang yang kufur, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar. Orang-orang yang dahaga menyangkanya air, hingga apabila ia mendatanginya, ia tidak menjumpai apa pun. (Sebaliknya,) ia mendapati (ketetapan) Allah (baginya) di sana, lalu Dia memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna. Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
[45] QS. Al-Qashosh (28) : 15
QS. Al-Qashosh (28) : 15
وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖۙ فَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ١٥
wa dakholal-madînata `alâ ḫîni ghoflatim min ahlihâ fa wajada fîhâ rajulaini yaqtatilâni hâdẓâ min syî`atihî wa hâdẓâ min `aduwwih, fastaghôtsahulladẓî min syî`atihî `alalladẓî min `aduwwihî fa wakazahû mûsâ fa qodhô `alaihi qôla hâdẓâ min `amalisy-syaithôn, innahû `aduwwum mudhillum mubîn
Dia (Musa) masuk ke kota ketika penduduknya sedang lengah. Dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki yang sedang berkelahi, seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari golongan musuhnya (kaum Firʻaun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk (mengalahkan) orang yang dari golongan musuhnya. Musa lalu memukulnya dan (tanpa sengaja) membunuhnya. Dia berkata, “Ini termasuk perbuatan setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang jelas-jelas menyesatkan.”
[46] QS. Al-Qashosh (28) : 23
QS. Al-Qashosh (28) : 23
وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ ەۖ وَوَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِۚ قَالَ مَا خَطْبُكُمَاۗ قَالَتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَاۤءُ وَاَبُوْنَا شَيْخٌ كَبِيْرٌ٢٣
wa lammâ warada mâ'a madyana wajada `alaihi ummatam minan-nâsi yasqûna wa wajada min dûnihimumra'ataini tadẓûdân, qôla mâ khothbukumâ, qôlatâ lâ nasqî ḫattâ yushdirar-ri`â'u wa abûnâ syaikhung kabîr
Ketika sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya) dan dia menjumpai di belakang mereka ada dua orang perempuan sedang mengholau (ternaknya dari sumber air). Dia (Musa) berkata, “Apa maksudmu (berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami) sebelum para penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia.”
[47] QS. Al-Ahzab (33) : 17
QS. Al-Ahzab (33) : 17
وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَۖ وَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ١٧
wa idẓ akhodẓnâ minan-nabiyyîna mîtsâqohum wa mingka wa min nûḫiw wa ibrâhîma wa mûsâ wa `îsabni maryama wa akhodẓnâ min-hum mîtsâqon gholîdzô
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, darimu (Nabi Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam. Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,
[48] QS. Al-Ahzab (33) : 62
QS. Al-Ahzab (33) : 62
سُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا٦٢
sunnatallâhi filladẓîna kholau ming qobl, wa lan tajida lisunnatillâhi tabdîlâ
(Hukuman itu) sebagai sunatullah yang berlaku terhadap orang-orang yang telah berlalu sebelum kamu. Engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunatullah.
[49] QS. Al-Ahzab (33) : 65
QS. Al-Ahzab (33) : 65
خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۚ لَا يَجِدُوْنَ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًاۚ٦٥
khôlidîna fîhâ abadâ, lâ yajidûna waliyyaw wa lâ nashîrâ
dalam keadaan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka tidak akan memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong.
[50] QS. Fathir (35) : 43
QS. Fathir (35) : 43
اسْتِكْبَارًا فِى الْاَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِۗ وَلَا يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ اِلَّا بِاَهْلِهٖۗ فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ەۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحْوِيْلًا٤٣
istikbâran fil-ardhi wa makras-sayyi', wa lâ yaḫîqul-makrus-sayyi'u illâ bi'ahlih, fa hal yandzurûna illâ sunnatal-awwalîn, fa lan tajida lisunnatillâhi tabdîlâ, wa lan tajida lisunnatillâhi taḫwîlâ
karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana jahat mereka. Akibat (buruk) dari rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanya menunggu ketetapan (yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka, kamu tidak akan mendapatkan perubahan atas ketetapan Allah dan tidak (pula) akan menemukan penyimpangan bagi ketetapan Allah itu.
[51] QS. Shad (38) : 44
QS. Shad (38) : 44
وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْۗ اِنَّا وَجَدْنٰهُ صَابِرًاۗ نِعْمَ الْعَبْدُۗ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌ٤٤
wa khudẓ biyadika dhightsan fadhrib bihî wa lâ taḫnats, innâ wajadnâhu shôbirâ, ni`mal-`abd, innahû awwâb
Ambillah dengan tanganmu seikat rumput, lalu pukullah (istrimu) dengannya dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia selalu kembali (kepada Allah dan sangat taat kepadanya).
[52] QS. Al-Fath (48) : 22
QS. Al-Fath (48) : 22
وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوَلَّوُا الْاَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُوْنَ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا٢٢
walau qôtalakumulladẓîna kafarû lawallawul-adbâra tsumma lâ yajidûna waliyyaw wa lâ nashîrâ
Sekiranya orang-orang yang kufur itu memerangi kamu, pastilah mereka akan berbalik melarikan diri (kalah), kemudian mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong.
[53] QS. Al-Fath (48) : 23
QS. Al-Fath (48) : 23
سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا٢٣
sunnatallâhillatî qod kholat ming qobl, wa lan tajida lisunnatillâhi tabdîlâ
(Demikianlah) sunatullah yang sungguh telah berlaku sejak dahulu. Kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatullah itu.
[54] QS. Adẓ-Dzariyat (51) : 36
QS. Adẓ-Dzariyat (51) : 36
فَمَا وَجَدْنَا فِيْهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِّنَ الْمُسْلِمِيْنَۚ٣٦
fa mâ wajadnâ fîhâ ghoira baitim minal-muslimîn
Kami tidak mendapati di dalamnya, kecuali sebuah rumah dari orang-orang muslim (Lut dan keluarganya).
[55] QS. Al-Mujadilah (58) : 22
QS. Al-Mujadilah (58) : 22
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُۗ وَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَࣖ٢٢
lâ tajidu qoumay yu'minûna billâhi wal-yaumil-âkhiri yuwâddûna man ḫâddallâha wa rasûlahû walau kânû âbâ'ahum au abnâ'ahum au ikhwânahum au `asyîratahum, ulâ'ika kataba fî qulûbihimul-îmâna wa ayyadahum birûḫim min-h, wa yudkhiluhum jannâtin tajrî min taḫtihal-an-hâru khôlidîna fîhâ, radhiyallâhu `an-hum wa radhû `an-h, ulâ'ika ḫizbullâh, alâ inna ḫizballâhi humul-mufliḫûn
Engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.
[56] QS. Al-Hasyr (59) : 9
QS. Al-Hasyr (59) : 9
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ٩
walladẓîna tabawwa'ud-dâra wal-îmâna ming qoblihim yuḫibbûna man hâjara ilaihim wa lâ yajidûna fî shudûrihim ḫâjatam mimmâ ûtû wa yu'tsirûna `alâ anfusihim walau kâna bihim khoshôshoh, wa may yûqo syuḫḫa nafsihî fa ulâ'ika humul-mufliḫûn
Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung.
[57] QS. Nuh (71) : 25
QS. Nuh (71) : 25
مِمَّا خَطِيْۤـٰٔتِهِمْ اُغْرِقُوْا فَاُدْخِلُوْا نَارًا ەۙ فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْصَارًا٢٥
mimmâ khothî'âtihim ughriqû fa udkhilû nâran fa lam yajidû lahum min dûnillâhi anshôrâ
Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka. Mereka tidak mendapat penolong selain Allah.
[58] QS. Al-Jinn (72) : 8
QS. Al-Jinn (72) : 8
وَّاَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاۤءَ فَوَجَدْنٰهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَّشُهُبًاۖ٨
wa annâ lamasnas-samâ'a fa wajadnâhâ muli'at ḫarasan syadîdaw wa syuhubâ
(Jin berkata lagi,) “Sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit. Maka, kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api.
[59] QS. Al-Jinn (72) : 9
QS. Al-Jinn (72) : 9
وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِۗ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًاۖ٩
wa annâ kunnâ naq`udu min-hâ maqô`ida lis-sam`, fa may yastami`il-âna yajid lahû syihâbar rashodâ
Sesungguhnya kami (jin) dahulu selalu menduduki beberapa tempat (di langit) untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Akan tetapi, sekarang siapa yang (mencoba) mencuri dengar pasti akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
[60] QS. Al-Jinn (72) : 22
QS. Al-Jinn (72) : 22
قُلْ اِنِّيْ لَنْ يُّجِيْرَنِيْ مِنَ اللّٰهِ اَحَدٌ ەۙ وَّلَنْ اَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًاۙ٢٢
qul innî lay yujîranî minallâhi aḫaduw wa lan ajida min dûnihî multaḫadâ
Katakanlah, “Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain-Nya.
[61] QS. Al-Muzzammil (73) : 20
QS. Al-Muzzammil (73) : 20
اِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْمُ اَدْنٰى مِنْ ثُلُثَيِ الَّيْلِ وَنِصْفَهٗ وَثُلُثَهٗ وَطَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الَّذِيْنَ مَعَكَۗ وَاللّٰهُ يُقَدِّرُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ عَلِمَ اَنْ لَّنْ تُحْصُوْهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ عَلِمَ اَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضٰىۙ وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِۙ وَاٰخَرُوْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ فَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُۙ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِۙ هُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ٢٠
inna rabbaka ya`lamu annaka taqûmu adnâ min tsulutsayil-laili wa nishfahû wa tsulutsahû wa thô'ifatum minalladẓîna ma`ak, wallâhu yuqoddirul-laila wan-nahâr, `alima al lan tuḫshûhu fa tâba `alaikum faqra'û mâ tayassara minal-qur'ân, `alima an sayakûnu mingkum mardhô wa âkhorûna yadhribûna fil-ardhi yabtaghûna min fadhlillâhi wa âkhorûna yuqôtilûna fî sabîlillâhi faqra'û mâ tayassara min-hu wa aqîmush-sholâta wa âtuz-zakâta wa aqridhullâha qordhon ḫasanâ, wa mâ tuqoddimû li'anfusikum min khoirin tajidûhu `indallâhi huwa khoiraw wa a`dzoma ajrâ, wastaghfirullâh, innallâha ghofûrur raḫîm
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Nabi Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menghitungnya (secara terperinci waktu-waktu tersebut sehingga menyulitkanmu dalam melaksanakan salat malam). Maka, Dia kembali (memberi keringanan) kepadamu. Oleh karena itu, bacalah (ayat) Al-Qur'an yang mudah (bagimu). Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah serta yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) darinya (Al-Qur'an). Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)-nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[62] QS. Adh-Dhuha (93) : 6
QS. Adh-Dhuha (93) : 6
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ٦
a lam yajidka yatîman fa âwâ
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(-mu);
[63] QS. Adh-Dhuha (93) : 7
QS. Adh-Dhuha (93) : 7
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ٧
wa wajadaka dhôllan fa hadâ
mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu);
[64] QS. Adh-Dhuha (93) : 8
QS. Adh-Dhuha (93) : 8
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ٨
wa wajadaka `â'ilan fa aghnâ
dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan?

Post a Comment

Previous Post Next Post