DZIKIR LEBIH UTAMA MENGGUNAKAN RUAS JARI TANGAN KANAN

Seorang Muslim dianjurkan untuk banyak-banyak berdzikir mengingat Allah B supaya memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

QS. Al-Ahzâb (33) : 35
Allah B berfirman :
...laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.[1]

HR. Tirmidzi 3297 / 3375
Rasulullah C bersabda :
Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berzikir kepada Allah.[2]

Beberapa hadits ada yang secara spesifik menyebutkan berapa jumlah dzikir yang harus dilafadzkan, sehingga mengharuskan kita untuk menghitungnya. Dzikir sesudah sholat ini misalnya :

HR. Muslim 939 / 597
Rasulullah C bersabda :
Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis sholat sebanyak 33x, dan bertahmid kepada Allah 33x, dan bertakbir kepada Allah 33x, hingga semuanya berjumlah 99, -dan beliau menambahkan- dan kesempurnaan 100 adalah membaca Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.[3]

Rasulullah C sendiri telah mencontohkan untuk berdzikir menggunakan ruas-ruas jari tangan, karena tangan kita akan bersaksi nanti di Hari Kiamat.

HR. Abu Daud 1283 / 1501
Nabi ﷺ memerintahkan mereka (para wanita) agar menjaga takbir, taqdis (menyucikan Allah), serta tahlil, dan menghitung zikir menggunakan ruas-ruas jari, karena ruas-ruas tersebut akan ditanya dan diminta untuk berbicara.[4]

Lebih spesifik lagi, salah seorang sahabat juga pernah melihat bahwa Rasulullah C berdzikir menggunakan tangan kanan beliau.

HR. Abu Daud 1284 / 1502
Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata,
Aku melihat Rasulullah ﷺ menghitung tasbih. Ibnu Qudamah berkata, yaitu dengan tangan kanannya.[5]

Jadi dzikir yang lebih utama adalah menggunakan tangan kanan, bukan dengan selainnya seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah C.
dzikir dengan ruas jari tangan kanan


BOLEHKAH DZIKIR DENGAN BIJI TASBIH ATAU TASBIH DIGITAL?


Bacaan dzikir boleh dilakukan secara berulang-ulang dan bahkan diperintahkan sebanyak-banyaknya untuk berdzikir mengingat Allah B.

Di Indonesia sendiri telah lumrah bagi seorang Muslim menggunakan biji-biji tasbih untuk menghitung jumlah dzikir yang mereka lafalkan.

Apalagi jika seseorang itu merutinkan amalan harian misalnya sehari minimal 10.000 kali istighfar. Sehingga ia harus menggunakan alat yang lebih canggih seperti tasbih digital yang memiliki fitur menampilkan jumlah dzikir sehingga ia mengetahui secara pasti jumlah yang sudah ia baca.

Mereka beralasan hitungan menggunakan jari tangan itu terbatas jumlahnya, sehingga perlu alat bantu sehingga lebih mudah dalam menghitungnya.

Bolehkah melakukan hal semacam ini?

Di masa Rasulullah C telah ada yang melakukan amalan seperti ini. Ada yang menghitung dzikir menggunakan kerikil dan biji kurma. Lalu bagaimana tanggapan Rasulullah C terkait hal ini?

HR. Tirmidzi 3491 / 3568
Rasulullah ﷺ menemui seorang wanita dan dihadapannya terdapat biji kurma, atau kerikil yang ia gunakan untuk bertasbih.[6] Kemudian beliau berkata, "Maukah aku kabarkan kepadamu mengenai apa yang lebih ringan bagimu dari hal ini atau lebih baik?"

Memang beliau C tidak melarang secara tegas, namun jika ada amalan yang lebih baik dan lebih ringan kenapa tidak kita ambil?

QS. Al-Baqarah (2) : 185
Allah B berfirman :
...Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran...[7]

Wallâhu A`lam Bish Showâb


[1] Ayat Al-Qur'an Ampunan untuk Orang yang Sering Dzikir
QS. Al-Ahzâb (33) : 35
وَالذّٰكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذّٰكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ۝٣٥
...wadẓ-dẓâkirînallâha katsîraw wadẓ-dẓâkirâti a`addallâhu lahum maghfirataw wa ajran `adzîmâ.
...laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar.
[2] Hadits tentang Senantiasa Berdzikir
HR. Tirmidzi 3297 / 3375 Maktabatu Al-Ma`arif Riyadh
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab dari Mu'awiyah bin Shalih dari 'Amru bin Qais dari Abdullah Busr radhiallahu'anhu bahwa seorang laki-laki berkata,

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan!"

Beliau bersabda,

"Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berzikir kepada Allah."

Abu Isa berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini.
[3] Hadits tentang Dzikir 33x
HR. Muslim 939 / 597 Syarh Shahih Muslim
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ الْوَاسِطِيُّ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ الْمَذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِم أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ

Telah menceritakan kepadaku Abdul Hamid bin Bayan Al Wasithi, telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdillah dari Suhail dari Abu 'Ubaid Al Madzhiji. -Muslim menjelaskan bahwa Abu Ubaid adalah mantan budak Sulaiman bin Abdul Malik- dari 'Atha bin Yazid Al Laitsi dari Abu Hurairah dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda,

"Barang siapa bertasbih kepada Allah sehabis salat (fardhu) sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid kepada Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tiga puluh tiga kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan,

-dan beliau menambahkan- dan kesempurnaan seratus adalah membaca LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR

(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan, dan bagi-Nya pujian, dan Dia Mahamampu atas segala sesuatu), maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan."

Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabbah, telah menceritakan kepada kami Ismail bin Zakariya dari Suhail dari Abu 'Ubaid dari Atha dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda seperti hadits di atas.
[4] Hadits Berdzikir dengan Ruas Jari
HR. Abu Daud 1283 / 1501 Baitul Afkar Ad Dauliah
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ هَانِئِ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ حُمَيْضَةَ بِنْتِ يَاسِرٍ عَنْ يُسَيْرَةَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُنَّ أَنْ يُرَاعِينَ بِالتَّكْبِيرِ وَالتَّقْدِيسِ وَالتَّهْلِيلِ وَأَنْ يَعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ

Telah menceritakan kepada Kami Musaddad, telah menceritakan kepada Kami Abdullah bin Daud dari Hani` bin Utsman dari Humaidhah binti Yasir dari Yusairah ia telah mengabarkan kepadanya bahwa:

Nabi ﷺ memerintahkan mereka (para wanita) agar menjaga takbir, pensucian Allah, serta tahlil, dan menghitung zikir menggunakan ruas-ruas jari, karena ruas-ruas tersebut akan ditanya dan diminta untuk berbicara.
[5] Hadits tentang Menghitung Dzikir dengan Tangan Kanan :
HR. Abu Daud 1284 / 1502
HR. Abu Daud 1284 / 1502 Baitul Afkar Ad Dauliah
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ مَيْسَرَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ فِي آخَرِينَ قَالُوا حَدَّثَنَا عَثَّامٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ

Telah menceritakan kepada Kami 'Ubaidullah bin Umar bin Maisarah dan Muhammad bin Qudamah diantara orang-orang yang lain, mereka berkata, "Telah menceritakan kepada Kami 'Atstsam dari Al A'masy dari 'Atho` bin As Saib dari ayahnya dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata,

Aku melihat Rasulullah ﷺ menghitung tasbih. Ibnu Qudamah berkata, yaitu dengan tangan kanannya.
HR. Tirmidzi 3507 / 3583
HR. Tirmidzi 3507 / 3583 Baitul Afkar Ad Dauliah
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ حِزَامٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ فَقَالَ سَمِعْتُ هَانِئَ بْنَ عُثْمَانَ عَنْ أُمِّهِ حُمَيْضَةَ بِنْتِ يَاسِرٍ عَنْ جَدَّتِهَا يُسَيْرَةَ وَكَانَتْ مِنْ الْمُهَاجِرَاتِ قَالَتْ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ هَانِئِ بْنِ عُثْمَانَ وَقَدْ رَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ رَبِيعَةَ عَنْ هَانِئِ بْنِ عُثْمَانَ

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Hizam dan 'Abd bin Humaid dan yang lain, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr dia berkata, saya mendengar Hani bin Utsman dari ibunya Humaidhah binti Yasir dari neneknya yaitu Yusairah -dia adalah salah seorang dari para wanita yang ikut berhijrah- dia berkata,

Rasulullah ﷺ bersabda kepada kami, "Hendaklah kalian bertasbih, tahlil dan taqdis (mengucapkan subhanal malikil qudus dan hitunglah dengan jari jemari, karena hal itu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap (apa yang ia lakukan) dan apa yang ia ucapkan. Dan janganlah kalian lalai, sehingga kalian melupakan rahmat (Allah)."

Perawi berkata, "Hadits ini hanya kami ketahui dari hadits Hani bin Utsman, dan telah diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Rabi'ah dari Hani` bin Utsman."
[6] Hadits Penggunaan Kerikil dan Biji Kurma sebagai Tasbih
HR. Tirmidzi 3491 / 3568 Baitul Afkar Ad Dauliah
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ حَدَّثَنَا أَصْبَغُ بْنُ الْفَرَجِ أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ خُزَيْمَةَ عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهَا أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ وَبَيْنَ يَدَيْهَا نَوًى أَوْ قَالَ حَصًى تُسَبِّحُ بِهِ فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ أَيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هَذَا أَوْ أَفْضَلُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي الْأَرْضِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذَلِكَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ وَاللَّهُ أَكْبَرُ مِثْلَ ذَلِكَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ سَعْدٍ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Hasan, telah menceritakan kepada kami Ashbagh bin Al Faraj, telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Wahb dari 'Amr bin Al Harits bahwa ia telah mengabarkan kepadanya dari Sa'id bin Abu Hilal dari Khuzaimah,

dari Aisyah binti Sa'd bin Abu Waqqash dari ayahnya bahwa ia bersama Rasulullah ﷺ menemui seorang wanita dan di hadapannya terdapat biji kurma, atau kerikil yang ia gunakan untuk bertasbih. Kemudian beliau berkata,

"Maukah aku kabarkan kepadamu mengenai apa yang lebih ringan bagimu dari hal ini atau lebih baik? Yaitu mengucapkan; SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA KHALAQA FIS SAMAA'I, WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA KHALAQA FIL ARDHI, WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA BAINA DZALIK, WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA HUWA KHALIQUN. ALLAAHU AKBAR MITSLA DZALIK, WAL HAMDULILLAAHI MITSLA DZAALIK, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI MITSLA DZAALIK.

(Mahasuci Allah sebanyak apa yang Dia ciptakan di langit, Mahasuci Allah sebanyak apa yang Dia ciptaan di bumi, Mahasuci Allah sebanyak apa yang ada diantara hal itu, Mahasuci Allah sebanyak apa yang Dia ciptakan, Allah Mahabesar sebanyak itu, segala puji bagi Allah sebanyak itu, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah sebanyak itu).

Abu Isa berkata, hadits ini adalah hadits hasan gharib dari hadits Sa'd.
[7] Ayat Al-Qur'an Allah ﷻ Menghendaki Kemudahan
QS. Al-Baqarah (2) : 185
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ
...yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-`usra...

...Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran...[7]

Post a Comment

أحدث أقدم